Bola.com, Jakarta - Tanpa ada isu sebelumnya, striker Timnas Indonesia Rafael Struick meninggalkan timnya yang mentas di Liga Belanda, Ado Den Haag.
Sebagai gantinya, Rafael Struick gabung tim kasta tertinggi Liga Australia, A-League Men. Pengumuman pemain berusia 21 tahun itu gabung Brisbane Roar terjadi hari Senin (16/09/2024).
Baca Juga
Advertisement
Yang menarik tahun 2022 lalu, Brisbane Roar, tim yang dimiliki perusahaan asal Indonesia, Bakrie Group, sempat menciptakan momen kontroversial.
Kala itu manajemen memutuskan untuk menghentikan program akademi sepak bola yang diperuntukkan untuk usia 14-18 tahun.
Sebagai gantinya, Brisbane Roar hanya fokus di tim U-23 dan skuad senior yang mentas di A-League Men. Karena keputusan ini, sempat ada ketegangan antara manajemen tim dengan fans yang mengkritik tajam.
Keputusan tersebut membuat kesal fans karena sudah terbukti proyek akademi Brisbane Roar sangat sukses. Di antaranya ketika tim U-15 mereka menjadi juara National Premier League Queensland grand final.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Keputusan Sulit
Kala itu dalam keterangan resmi tim, manajemen Brisbane Roar menyebut dengan berat hati harus menghentikan program akademi.
"Pprogram Akademi Brisbane Roar Football Club U-14 hingga U-18 akan berhenti beroperasi. Program U-13 telah dihapus di bawah model Football Queensland yang baru," tulis keterangan tim saat itu.
"Sebagai gantinya Brisbane Roar juga akan memperluas jangkauan skuad U-23, menawarkan lebih banyak pemain dari seluruh Queensland kesempatan untuk mendorong perkembangan mereka begitu mereka mendekati sepak bola senior," tambah keterangan itu.
Advertisement
Kritik untuk Bakrie Group
Bukan cuma fans, eks pemain Brisbane Roar, Alex Brosque turut melontarkan kritik terhadap kebijakan manajemen.Dia bahkan sempat mengkritik Bakrie Group sebagai pemilik tidak becus mengurus tim.
"Saya merasa kasihan dengan nasib akademi. Klub ini benar-benar berantakan. Saya pikir pemilik tidak melakukan apa-apa untuk klub,” kata Brosque dalam acara The Global Game di SEN.
"Kami perlu mendapatkan beberapa pemilik baru dan saya tahu itu tidak mudah atau sederhana untuk membawa seseorang untuk mengambil alih, tetapi kami membutuhkan perubahan di klub. Karena ini memalukan," tambahnya.
Sampai berita ini ditulis, Brisbane Roar masih belum memulai lagi program akademi sepak bola mereka.
Sumber: Sportingnews