Bola.com, Jakarta - Timnas Australia dalam krisis. Latar itulah yang membuat Graham Arnold mengundurkan diri dari posisi sebagai pelatih kepala. Langkah tersebut sebagai sinyal jika satu poin dalam dua pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, tergolong buruk.
Situs resmi federasi sepak bola Australia merilis pernyataan yang menyebut Graham harus rela melepaskan jabatannya itu. Meski tak menyebut secara spesifik penyebab terbesar, namun hasil imbang 0-0 kala bersua Timnas Indonesia, bisa jadi berstatus hantaman terbesar.
Baca Juga
Curhat Mendalam Erik Ten Hag setelah MU Kritis di Markas FC Porto : Please, Jangan Hakimi Kami Sekarang
Detik-Detik Bruno Fernandes Beri Contoh Buruk untuk Pasukan MU pada 2 Laga Terakhir : Kaki Kanan Bermasalah, Bung ?
Jangan Senang Dulu Erik Ten Hag, Pemilik MU Bakal Bikin Sidang di Markas Aston Villa : Kalah Akan Dipecat?
Advertisement
Maklum, seharusnya Timnas Australia berada di atas angin ketika bertemu Timnas Indonesia pada laga ke-2 Grup C putaran tiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Sebelumnya, Tim Negeri Kanguru kehilangan muka setelah kalah 0-1 di rumah sendiri dari Bahrain.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Posisi Terancam
Walhasil, posisi Timnas Australia mulai terancam gagal lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026. Pada dua laga berikutnya, Mathew Ryan dkk akan menghadapi tantangan besar, yakni menjamu Tiongkok dan melawat ke markas Jepang.
Seperti diketahui, Graham Arnold sudah dua periode menangani Timnas Australia. Sejak Agustus 2018, ia kembali berstatus arsitek tim, mengulangi masa kepemimpinannya pada 2006-2007.
Berikut ini pernyataan lengkap pria berusia 61 tahun tersebut, seperti tertera di situs resmi federasi sepak bola Australia :
Â
Advertisement
Komentar Penuh
"Memimpin timnas Australia adalah puncak karierku dan sungguh terhormat berada di sana. Saya sangat bangga dengan pencapaian tim ini, baik dari sisi penemuan serta pengembangan talenta, sampai mencetak sejarah di panggung internasional. Setelah menimbang, saya percaya kini saat yang tepat bagi keberadaan pemimpin yang lebih segar untuk mengawal tim ini ke depan.
Saya menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pemain, staf, federasi, dan seluruh penggemar kami yang telah memberi dukungan luar biasa. The Subway Socceroos memiliki masa depan yang cerah, dan saya yakin mereka akan terus berada di jalur terbaik.
Saya sudah mengabdi selama 40 tahun di persepakbolaan Australia, dengan enam tahun terakhir berstatus pelatih kepala timnas Australia. Saya berkata setelah pertandingan kami melawan Indonesia, saya harus membuat beberapa keputusan, dan setelah merenung dalam-dalam, naluri saya mengatakan, inilah saatnya untuk berubah, baik untuk diri saya sendiri maupun timnas Australia.
Saya telah membuat keputusan untuk mengundurkan diri berdasarkan apa yang menurut saya bisa memberikan hal terbaik bagi negara, para pemain, dan sepak bola Australia. Saya telah memberikan segalanya yang saya bisa ketika menjadi pelatih, dan saya sangat bangga dengan apa yang telah dicapai bersama.
Saya telah menjadi saksi dari perkembangan timnas, para pemain dan semua yang berada di kelompok ini. Artinya, seluruh aspek tersebut membuat kami bisa selalu bersama, dan menjadi modal luar biasa ketika kami pada akhirnya bisa mencetak rekor di Qatar.
Saya sangat berterima kasih sekali kepada semua orang, terutama keluarga besar sepak bola Australia, yang selalu menemaniku dalam perjalanan enam tahun terakhir, dan saya berharap tim ini akan selalu luar biasa. Saya berharap, Timnas Australia akan sukses dalam perjalanan kualifikasi Piala Dunia 2026,"
Sumber : footballaustralia.com.au