Bola.com, Jakarta Saat Timnas Indonesia butuh konsentrasi penuh untuk melakoni laga berat di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, program naturalisasi yang terus digalakkan PSSI kembali diusik.
Terkini, dua pemain naturalisasi anyar, Mees Hilgers dan Eliano Reijnders dipastikan akan segera menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
Baca Juga
Totalitas! 1.500 Suporter Diprediksi Dukung Timnas Indonesia di Kandang Bahrain, Banyak yang Datang dari Timur Tengah
PSSI Proses Perpindahan Federasi Mees Hilgers dan Eliano Reijnders dari KNVB di FIFA, Baru Daftar ke Timnas Indonesia Vs Bahrain dan China
Exco PSSI Arya Sinulingga Curhat Tentang Minimnya Pelatih Sepak Bola di Indonesia, Jumlahnya Kalah Jauh 8x Lipat dari Jepang
Advertisement
Kemungkinan besar, keduanya bakal dimainkan saat bentrok kontra Bahrain dan China pada 10 dan 15 Oktober mendatang.
Kehadiran kedua pemain keturunan asal Belanda kian memperkuat skuad asuhan Shin Tae-yong setelah sebelumnya sukses bermain imbang 1-1 kontra Arab Saudi dan 0-0 versus Australia.
Tak berhenti sampai di Mees Hilgers dan Eliano Reijnders, PSSI masih terus memburu pemain-pemain keturunan yang dianggap memehuhi syarat untuk memperkuat Timnas Indonesia di pentas internasional.
Hanya saja, membludaknya pemain naturalisasi Timnas Indonesia membuat PSSI kembali dihantam kritik. Terkini, Rocky Gerung yang selama ini getol mengkritisi pemerintahan ikut-ikutan "latah" bicara naturalisasi.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fomo
Selain Rocky Gerung, mantan Dubes Indonesia untuk Polandia, Peter F Gontha, juga masuk barisan pengkritik naturalisasi.
Menanggapi hal tersebut, PSSI via salah seorang Exco-nya, Arya Sinulingga kembali mengurai tujuan naturalisasi yang marak dalam dua tahun kepemimpinan Erick Thohir.
"Ada langkah-langkah yang dibuat. Ada yang bilang, kenapa ini belum beres tapi kok timnas-nya saja? Ada yang perlu kami benahi cepat dulu setelah itu baru yang lain," kata Arya Sinulingga saat menjadi tamu di kanal YouTube Sport77 besutan Mamat Alkatiri belum lama ini.
"Bagaimana orang mau mencintai sepak bola, Pak Erick itu bekas Presiden Inter Milan. Jadi dia tahu, yang pertama dia benahi timnas. Timnas kan tak banyak intervensi banyak orang. Setelah timnas naik, minat orang terhadap sepak bola tinggi. Kemudian merembet ke bawah," imbuh jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga Staf Khusus III Mentri BUMN.
Â
Advertisement
Dampak Positif
Sukses Timnas Indonesia menorehkan prestasi berdampak positif. Selain bertambah dicintai dan mendapat dukungan penuh dari pecinta setianya, pundi-pundi PSSI juga semakin tebal.
"Sponsor sudah mulai banyak masuk," ujar pemilik Sada Sumatera Utara Football Club.
"Makanya, benahi dulu timnasnya. Setelah itu benahi yang lainnya, termasuk LIB (Liga Indonesia Baru). VAR sudah masuk. Sekarang di liga kan wasit asing ada sebulan sekali. Supaya wasit kita punya perbandingan. Klub-klub juga merasa lebih fair. Nanti merembet lagi ke yang lain. Ya bertahaplah," tukas Arya Sinulingga.
Bukan Fokus Utama
Diakui Arya Sinulingga, sejak awal masuk jadi Exco PSSI, ia dan kawan-kawan tak menjadikan program naturalisasi sebagai fokus utama.
"Kami melihat tantangan. Indonesia sudah masuk mana. Kualifikasi Piala Asia, kemudian masuk untuk kualifikasi U-23 AFC. Kita sampai di level itu, sampai semifinal. Dan itu dievaluasi terus. Kemudian masuk kualifikasi Piala Dunia. Kita mau sampai level mana?" katanya.
"Kelihatan, waktu kita melawan Vietnam di Indonesia, cuma bisa seri. Di sana kita baru bisa menang. Kan ada penambahan dua pemain, Ragnar dan Thom Haye. Mereka masuk permainan langsung berubah. Kan kelihatan," katanya.
"Kalau mau masuk level tinggi, ya kita harus cari orang Indonesia yang ada di luar negeri. Kemarin ada yang ngomong, nggak apa-apa kita kalah yang penting harga diri," pungkas Arya Sinulingga seraya tertawa seakan meledek pihak-pihak yang anti nanturalisasi.
Advertisement