Bola.com, Jakarta Target tergapai. Timnas Indonesia U-20 tampil sebagai juara Grup F Kualifikasi Piala Asia U-20 2025. Hanya saja, taktik dan strategi Indra Sjafri belum 100 persen teruji sakti.
Dalam tiga laga, Garuda Muda Nusantar sukses meraup kemenangan dari Maladewa dan Timor Leste. Namun, saat bersua Yaman, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan hanya mampu bermain imbang 1-1.
Baca Juga
Indra Sjafri Kurang Paham soal Kabar Mauresmo Hinoke Tidak Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia U-20 karena Keturunan ke-4
Indra Sjafri Pulangkan Pemain Timnas Indonesia U-20, Akan Dipanggil Lagi untuk Latihan di IKN Mulai 7 Oktober 2024
Timnas Indonesia U-20 Lolos ke Piala Asia U-20 2025, Indra Sjafri: Saya Akan Coba Bicara Lagi dengan Welber Jardim
Advertisement
Duel yang mentas di tempat yang sama, Stadion Madya, Jakarta, Minggu (29/9/2024) malam WIB, Indra Sjafri mengerahkan semua pemain terbaiknya.
Di bawah mistar berdiri Ikram Algiffari. Kiper Semen Padang itu dilapis tiga bek yakni Muhammad Buffon, Kadek Arel Priyatna, dan M Iqbal Gwijangge.
Di tengah ada Figo Dennis, Aditya Warman, Dony Tri Pamungkas, dan Toni Firmansyah.
Kemudian, di lini depan, lini yang paling krusial, diisi Muhamad Ragil, Muhammad Mufli Hidayat, dan Jens Raven sebagai eksekutor juru gedor.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sayap Crossing
Taktik tak jauh berbeda dari dua laga sebelumnya, di mana Indra Sjafri masih mengandalkan serangan dari lini tengah dan kedua sayap dengan umpan-umpan pendek serta crossing.
Hanya saja, Yaman mampu mengimbangi permainan di lini tengah yang membuat Figo Dennis cs. sempat kepayahan mengalirkan bola ke depan.
Gol yang ditunggu-tunggu akhirnya tercipta jelang berakhirnya babak pertama. Mentok di lini tengah, serangan diarahkan ke sektor sayap, kiri dan kanan.
Berawal dari akso solo Muhammad Ragil yang merangsek jauh ke sektor kiri pertahanan Yaman, penyerang 19 tahun itu berhasil keluar dari kepungan dua bek lawan dan dengan perhitungan matang melepaskan umpan silang tepat ke kaki Jens Raven yang berdiri bebas di kotak penalti.
Advertisement
Tengah Mentok
Menempatkan Jens Raven sebagai target-man memang sangat tepat. Pemain yang satu ini sangat pandai mencari celah guna melepaskan tembakan seperti yang juga ia tunjukkan dalam dua kemengan sebelumnya.
Sebagai striker, Indra Sjafri sepertinya menginstruksikan agar wonderkid FC Dordrecht U-21, Belanda, itu tak terlena di posisinya. Artinya, Jens Raven bisa bermain sampai ke tengah lapangan dan kalau memungkinkan menjelma sebagai gelandang serang.
Itu terlihat saat Indonesia bentrok kontra Timor Leste, dimana Jens Raven mundur sampai ke bawah dan mengotaki serangan. Umpannya kepada Doni Try Pamungkas dan kemudian diteruskan kepada Muhammad Ragil dan berbuah gol menunjukkan kelihaian Indra Sjafri mengelabui bek-bek lawan.
Konsentrasi Buyar
Kembali ke pertandingan melawan Yaman, Indra Sjafri yang kerap berdiri di pinggir lapangan mengistruksikan kepada pemainnya agar anak-anak asuhnya jangan monoton dalam melakukan serangan.
Dengan kata lain, melawan Yaman yang nota-bene punya karakter permainan yang sangat berbeda dari Maladewa dan Timor Leste kudu dihadapi dengan variasi serangan.
Sayang, tak lama setelah selebrasi Jens Raven, Yaman via striker andalannya, Abdulrahman Al-Khadher Abdulnabi, menyamakan skor menjadi 1-1 dan bertahan hingga laga usai.
Gol tersebut sebenarnya tak perlu terjadi, jika pemain-pemain bertahan Indonesia yang dimotori M Iqbal Gwijangge tak membiarkan lawan bebas bergerak.
Muhammad Buffon yang merupakan pemain yang paling dekat dengan Abdulrahman Al-Khadher kurang sigap untuk memblok tembakan striker bernomor punggung 11 itu.
Lini belakang tentu saja menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Indra Sjafri, karena pada duel sebelumnya melawan Timor Leste yang berakhir 1-3, gol lawan juga tercipta lantaran murni keteledoran pemain bertahan.
Advertisement
Cermin untuk Piala Asia U-20
Yaman juga menjadi cermin bagi Indra Sjafri, betapa misi gol cepat yang ditargetkan tak bisa terwujud karena para penggawa Garuda Muda Nusantara masih terkesan terburu-buru, kurang tenang, dan kurang komunikasi.
Lantas, bagaimana selanjutnya? Mengingat putaran final Piala Asia U-2020 2025 bakal lebih sengit dan rumit, Indra Sjafri jelas butuh strategi tambahan yang lebih efektif.
"Kami akan segera memulai rapat guna merevisi rencana ke Piala Asia. Harapannya, strategi kita ke depannya lebih matang," kata Indra Sjafri.