Bola.com, Jakarta - Wakil Ketua PSSI, Ratu Tisha Destria, menjadi satu di antara pembicara dalam Indonesia Sport Industry Summit 2024 bertema "Industri Olahraga Baik Tantangannya dan Rencana Strategis yang akan Dilakukan di Masa yang akan Datang".
Indonesia Sport Industry Summit 2024 digelar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) di Senayan Park, Jakarta Pusat, pada Jumat (18/9/2024) malam WIB.
Baca Juga
Erick Thohir Ungkap PSSI Anggarkan Rp665 M untuk Program dan Timnas Indonesia pada 2025: Rp438 M dari Sponsor, Rp227 M dari Pemerintah
VIDEO: Keren! PSSI dan Erspo Ajak Masyarakat untuk Desain Jersey Baru Timnas Indonesia
Exco PSSI Respons Perkembangan Naturalisasi Ole Romeny untuk Timnas Indonesia, Tunggu Reses DPR Selesai
Advertisement
Ketika ditanya apakah pemain naturalisasi menjadi beban untuk Timnas Indonesia supaya dapat berprestasi, Ratu Tisha membagikan pandangannya.
Sejak Ratu Tisha menjadi orang nomor dua di PSSI pada Februari 2023, federasi sepak bola Indonesia itu telah menaturalisasi 12 pemain dan jumlahnya bakal terus bertambah.
"Beban, pastinya tidak. Ini adalah satu kebanggaan bagi kami dan kesempatan juga. Ketika itu datang level of play-nya yang lebih tinggi, otomatis persaingan kita juga harus ada di area yang lebih tinggi," ujar Ratu Tisha.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Punya Rencana Jangka Panjang
"Itu menjadikan iklim dan suasana yang baik untuk atlet-atlet kita. Jadi, itu menjadi satu inspirasi dan harapannya bagi semua," ucap Ratu Tisha.
Ratu Tisha melabeli langkah PSSI dalam menaturalisasi pemain untuk Timnas Indonesia sebagai "tactical move" atau langkah taktis dan bukan menjadi strategi jangka panjang.
"Jadi, terus terang, strategi dalam memenangkan pertandingan pastinya kita tahu semua, bahwa fondasinya harus dibangun, itu for sure," jelas Ratu Tisha.
"Kami punya rencana jangka panjang, kami juga punya jangka menengah dan pendeknya. Naturalisasi is always tactical move," ucap Ratu Tisha.
Advertisement
Pembinaan Usia Dini
Ratu Tisha menjelaskan bahwa Ketua PSSI, Erick Thohir, tetap memprioritaskan pembinaan usia dini dengan memperbanyak instruktur dan meningkatkan jumlah kepelatihan.
"Jadi, ibaratnya ini bukan strategi jangka panjang, tetapi ini adalah tactical move. Pak Ketua PSSI juga terus mengarahkan untuk membangun fondasinya dari pembinaan di bawah," ungkap Ratu Tisha.
"Mulai instruktur yang bisa dijangkau di seluruh provinsi di Indonesia dan jumlah kepelatihan tidak hanya dobel, ataupun tripel, kami inginnya hampir 10 kali lipat. Ini atas bantuan dari Kemenpora juga, yang benar-benar mendukung program ini. Sebagai satu di antara program unggulan."
"Jadi, kita bisa lihat bahwa memang olahraga itu seyogyanya adalah memang tidak bisa dipungkiri, untuk meningkatkan kualitas itu memang perlu kompetisi," lanjut Ratu Tisha.
Naik Level
"Baik kompetisi di dalamnya ataupun di sekitarnya, itu yang akan menaikkan level kita. Jadi, kita tidak boleh merasa bahwa hal-hal tersebut yang tactical, kita berpikirnya itu adalah satu beban," ucap Ratu Tisha.
"Justru itu adalah kesempatan untuk para atlet buat bisa berkembang lebih baik, untuk bisa belajar lebih dalam lagi. Itu pun bisa menginspirasi anak-anak muda, adik-adik kita yang ada di akar rumput yang sedang berjuang dengan sistem yang baik. Nanti kami akan atur untuk penjenjangan kompetisinya, pelatihan-pelatihannya," paparnya.
Ratu Tisha juga memperkenalkan program terbaru PSSI bernama talent ID. Tujuannya adalah untuk mengidenfitikasi talenta di Indonesia yang tersebar di penjuru Nusantara.
Advertisement
Talent ID
"Karena untuk mengidentifikasi talenta di Indonesia ini tidak mudah. Sebab, sebarannya yang begitu banyak. Talenta itu juga bukan sekali main, dua kali main, tiga kali main bagus dibilang bagus. Tidak," tutur Ratu Tisha.
"Yang paling penting itu konsistensi. Itu adalah hal yang harus memerlukan database yang terus-menerus. Dengan adanya pemain-pemain naturalisasi yang menginspirasi dan digandrungi, menurut saya itu justru menjadi satu di antara topnya, mimpinya anak-anak kita di bawah untuk mereka harus terus berjuang lagi. Dengan itu, kita akan mendapatkan atlet atau pemain yang level of thinking-nya pun siap untuk bersaing di level internasional," tutur Ratu Tisha.