Sukses


Datang Berstatus Pemain Papan Atas, 5 Bintang Non-Inggris Ini Malah Gosong di Premier League

Bola.com, Jakarta - Bravo Erling Halaand! Bisa jadi, Halaand merupakan insan yang paling bahagia di muka bumi saat ini. Bagaimana tidak, ia sukses membawa Manchester City memenangkan Liga Inggris 2022/2023.

Bomber asal Norwegia itu berpeluang besar menjadi pencetak gol tersubur. Saat ini, ia mengoleksi 36 gol. Angka itu susah bagi siapapun untuk mengejar, termasuk Harry Kane yang baru mengemas 28 gol.

Bukan hanya itu, monster berusia 22 tahun itu juga berpeluang meraih treble bersejarah. Syaratnya, Man City bisa memenangkan dua final lainnya, yakni Piala FA serta Liga Champions.

Halaand tak butuh waktu lama memahat pencapaian spektakuler ini. Dia hanya perlu satu musim sejak kedatangannya dari Borussia Dortmund. Amazing!

Premier League memang tak pernah sepi dari pemain asing. Bahkan sejak bergulir pada 1992/1993. Entah sudah berapa banyak legiun asing yang bermain untuk klub-klub Liga Inggris.

Banyak yang sukses seperti Halaand lalu dikenang sebagai legenda, namun tak sedikit pula yang melempem. Berikut lima pemain bintang yang pernah gagal dalam sejarah Premier League :

 

2 dari 8 halaman

Dapatkan Hadiah Puluhan Juta Rupiah, Caranya ada di Bawah Ini

https://www.newshub.id/interactive2/4425
3 dari 8 halaman

Mateja Kezman

Kebangsaan: Serbia

Klub: Chelsea

Bergabung: 2004

Jumlah Pertandingan: 25

Gol: 4

Saat remaja, Mateja Kežman mendapat perhatian khusus dari tim-tim Eropa, setelah tampil mengesankan dengan status predator mengerikan. Pada 1998, ketika berusia 19 tahun, dia menandatangani kontrak dengan FK Partizan.

Tak sia-sia, dia langsung tancap gas dan mencetak 33 gol dalam 54 pertandingan. Fakta itu memberinya pengalaman luar biasa, karena pada tahun 2000, Kezman menandatangani kontrak dengan raksasa Belanda, PSV Eindhoven.

Pada musim pertamanya, Kezman menjadi pencetak gol terbanyak berkat torehan 24 gol dalam 33 pertandingan. Dia menjadi pasangan serasi bagi Arjen Robben. Duo ini mendapat julukan "Batman dan Robben".

Selama tiga musim berikutnya, Kezman mencetak 81 gol lagi. Artinya, ia mencetak total 105 gol dalam 122 pertandingan. Pencapaian yang sangat luar biasa.

Tak butuh waktu lama, Kezman menerima pinangan Chelsea. Namun seperti sejumlah bintang Liga Belanda, Kezman mendapati pertahanan di Liga Inggris jauh lebih sulit ditembus.

Meskipun sanggup mencetak gol melawan Liverpool di Final Piala Carling, Kezman tetap saja merasa sangat sulit. Secara keseluruhan, Kezman bermain hanya dalam 25 pertandingan bersama Chelsea dan mencetak 4 gol.

Catatan itu membuatnya menjadi satu di antara pemain yang memberi rasa kecewa terhadap fans Chelsea di era Premier League.

 

4 dari 8 halaman

Massimo Taibi

Kebangsaan: Italia

Klub: Manchester United

Bergabung: 1999

Jumlah Pertandingan: 4

Gol: Tidak ada

Mungkin terlihat tidak biasa bagi seorang penjaga gawang masuk ke daftar bintang teratas yang gagal di Liga Utama Inggris. Tapi, perhatian khusus tertuju ke Massimo Taibi.

Sebelum pindah ke Old Trafford, Taibi memainkan semua pertandingan bersama klub asal Italia, Piacenza. Performa itu yang membuat Sir Alex Ferguson terkesan.

Pada 1999, Manchester United membayar 4,5 juta pounds untuk merekrutnya. Kala itu, bayaran yang besar untuk seorang penjaga gawang.

Taibi melakukan debut melawan Liverpool dan membuat kesalahan besar yang menyebabkan Sami Hyypia mencetak gol. Namun, ia melakukan serangkaian penyelamatan yang memberinya penghargaan 'Man of the Match'.

Namun, alih-alih berkembang dari sana, kariernya justru menurun. Dalam pertandingan keempat, kesalahan dramatis lainnya menghasilkan gol untuk Matthew Le Tissier. Beberapa media menyebut Taibi sebagai "The Blind Venetian".

Satu di antara pertandingan yang membuat sempat naik lagi adalah mempertahankan gawangnya ketika MU menang atas Chelsea dengan skor 5-0. Sontak, mata publik kembali melihat Taibi.

Sayang, semua itu tak berjalan sesuai rencana. Masa tinggal Taibi di Old Trafford tergolong singkat. Keberadaan Taibi di sana tidak akan mudah dilupakan.

 

5 dari 8 halaman

Juan Sebastian Veron

Kebangsaan: Argentina

Klub: Manchester United dan Chelsea

Bergabung: 2001 dan 2003

Jumlah Pertandingan: 51 dan 14

Gol: 7 dan 1

Juan Sebastian Veron, yang berjuluk 'Penyihir Kecil', pernah dan merupakan pesepak bola sangat berbakat tetapi gagal di Liga Inggris. Sven Goran Erikkson yang membawa ke Eropa dengan menariknya ke Sampdoria pada 1996.

Pada 1998, setelah tampil di Piala Dunia, Veron pindah ke Parma seharga 15 juta pounds. Di sana, Veron memetik Coppa Italia dan Piala UEFA.

Erikkson mengontraknya kembali untuk Lazio pada 1999 seharga 18 juta pounds. Hebatnya, Verton menikmati debut ketika Lazio menaklukkan Manchester United dengan skor 1-0, di pentas Piala Super Eropa.

Pada 2001, Manchester United membayar Veron sebesar 28 juta pounds. Namun, Veron gagal memberikan pengaruh bagus. Ia gagal beradaptasi, sehingga semakin terlindas para pesaing.

Sir Alex Ferguson berusaha mempertahankan pemainnya dengan tekanan yang meningkat pada awal musim keduanya. Chelsea yang baru diperkaya mengambil Veron dari tangan mereka dengan biaya transfer sebesar 15 juta pounds.

Sebenarnya, Veron memulai hal bagus di Chelsea. Ketika itu, ia mencetak gol kemenangan ke jala Liverpool, sekaligus memberi kemenangan bagi tim barunya.

Tapi itu hanya sekejap. Veron tak berdaya di Inggris, lalu disekolahkan ke Inter Milan pada 2004. Artinya, ia hanya bermain 14 pertandingan untuk Chelsea. Pada 2007, Chelsea menjual Veron ke Estudiantes.

 

6 dari 8 halaman

Thomas Brolin

Kebangsaan: Swedia

Klub: Leeds United dan Crystal Palace

Bergabung: 1995 dan 1998

Jumlah pertandingan: 20 dan 16

Gol: 4 dan Tak ada

Pada tahun 1990, ketika Parma promosi ke papan atas sepak bola Italia, mereka merekrut bintang Swedia yang sedang naik daun, Thomas Brolin. Pada musim pertamanya, dia sanggup berduet dengan Alessandro Melli dan mencetak tujuh gol.

Ia membantu Parma ke posisi lima klasemen akhir, sehingga lolos ke kompetisi antarklub Eropa, pertama dalam sejarah mereka. Pada periode berikutnya, Brolin memainkan setiap pertandingan dan mencetak empat gol.

Mereka memenangkan trofi pertama mereka, ketika mengalahkan Juventus untuk mengangkat Coppa Italia. Pada 1994, Brolin mulai kehilangan pamor di tim utama Parma. Maklum, di sana ada Gianfranco Zola dan Hristo Stoichkov.

Di level Internasional, Brolin menjadi berita utama, bahkan sebelum berusia 21 tahun. Dia mencetak dua gol pada debutnya melawan Wales dan dua gol lainnya di pertandingan berikutnya melawan Finlandia.

Brolin memimpin Swedia di Piala Dunia 1990. Gol Brolin melawan Brasil sangat membantu untuk mengamankan kepindahannya ke Parma. Di Piala Eropa 1992, Brolin adalah pencetak gol terbanyak turnamen dengan tiga gol, dan golnya melawan Inggris yang benar-benar membawanya ke radar klub Liga Utama.

Pada November 1995, Leeds United membayar 4,5 juta pounds untuk Brolin. Tapi, justru langkah tersebut menjadi awal dari bencana. Brolin tidak pernah memahami intensitas Liga Inggris, kalah dalam pertarungan serta masalah berat badan.

Brolin hanya membuat 20 penampilan untuk Leeds dan mencetak empat gol. Pada November 1997, Crystal Palace memberi Brolin kontrak selama satu musim.

Mantan bintang Swedia itu hanya bermain 13 kali di Premier League untuk Palace dan gagal mencetak gol. Pada akhir musim, Palace terdegradasi dan Brolin pensiun dari sepak bola.

 

7 dari 8 halaman

Andriy Shevchenko

Kebangsaan: Ukraina

Klub: Chelsea

Bergabung: 2006

Jumlah pertandingan 47

Gol: 9

Pada 1990-an, Andriy Shevchenko mencetak gol untuk Dynamo Kyiv dan dengan cepat menjadi striker terpanas di Eropa. Ia pindah ke raksasa Liga Italia, AC Milan, pada 1999, dengan banderol 25 juta euro.

Ia menjadi pemain asing yang pertama memenangi Liga Italia Serie A dalam musim debutnya. Dia mencetak 24 gol dalam 32 pertandingan. Di musim berikutnya, Sheva kembali mencetak 24 gol.

Pada tahun 2003, Sheva menjadi orang Ukraina pertama yang memenangkan Liga Champions saat Milan mengalahkan Juventus melalui adu penalti di final. Pada tahun 2004, Shevchenko dianugerahi Ballon d'Or.

Shevchenko mengakhiri tujuh tahun di Milan sebagai pencetak gol terbanyak kedua klub mereka, mencetak 173 gol luar biasa dalam 296 penampilan. Pada Mei 2006, Chelsea membayar Milan 31 juta pounds demi Shevchenko.

Tapi gol di Liga Premier terbukti lebih sulit didapat. Sheva lupa, penjagaan di Liga Inggris sangat ketat, dan lebih bersifat permainan fisik. Sheva memiliki beban dengan label harga tinggi, dan dia gagal melepaskannya.

Sheva tak sanggup memberikan pengaruh. Gol tidak mengalir bebas dan pria hebat itu berjuang untuk mendapatkan performa terbaik. Kedatangan manajer baru Luis Felipe Scolari memperburuk keadaan.

Pada 2008, Milan mengambil kembali pahlawan mereka dengan status pinjaman. Sayang, momen itu tak tepat, karena pengalaman di Liga Inggris telah merusak kemampuan Sheva. Dia gagal mencetak gol dalam 18 penampilan untuk mantan klubnya.

Sumber : Bleacherreport

8 dari 8 halaman

Nelangsa Liverpool

Video Populer

Foto Populer