Bola.com, Jakarta - Loris Karius kini menjalani babak baru dalam kariernya bersama Schalke 04 di 2. Bundesliga. Setelah bergabung secara bebas transfer pada awal 2025, kontraknya diperpanjang selama dua tahun usai musim 2024/2025.
Bagi Karius, ini seperti menemukan rumah baru setelah bertahun-tahun berkelana tanpa arah yang jelas dalam dunia sepak bola. Namun, perjalanan Karius tidak selalu seburuk itu.
Pada 2016, Loris Karius dianggap sebagai salah satu kiper muda paling menjanjikan di Eropa saat direkrut Liverpool dari Mainz dengan mahar hampir 5 juta pound.
Pada usia 23 tahun, Karius langsung dipercaya sebagai kiper utama oleh pelatih Jurgen Klopp, namun penampilannya yang tidak konsisten membuatnya menuai banyak kritik.
Berita video para pemain yang tak disadari masih terikat kontrak dengan klub Premier League, termasuk di dalamnya kiper Loris Karius yang masih berstatus bersama Liverpool.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tragedi di Final Liga Champions
Musim 2017/2018 menjadi titik balik dalam karier Karius. Dalam final Liga Champions melawan Real Madrid, ia melakukan dua blunder fatal yang berujung pada gol lawan.
Belakangan, hasil medis menyebutkan bahwa Karius mengalami gegar otak akibat benturan dengan Sergio Ramos pada awal pertandingan — yang diduga memengaruhi konsentrasinya selama sisa laga.
Meski begitu, publik — dan tampaknya juga pihak klub — tidak pernah benar-benar memaafkan kesalahannya malam itu. Sejak laga tersebut, Karius tidak pernah lagi tampil untuk Liverpool.
Ia kemudian dipinjamkan ke Besiktas dan Union Berlin, sebelum kontraknya berakhir pada 2022. Setelah dua tahun menjadi kiper cadangan di Newcastle United, barulah ia menemukan stabilitas di Schalke.
Klopp Tidak Memberi Dukungan
Salah satu yang paling vokal membela Karius adalah Bruce Grobbelaar, kiper legendaris Liverpool era 1980-an.
Dalam wawancara dengan Football365, Grobbelaar menyatakan Jurgen Klopp seharusnya memberikan dukungan emosional dan teknis setelah final Liga Champions di Kiev.
“Karius adalah kiper yang sangat bagus. Ia hanya membuat dua kesalahan besar di pertandingan terbesar, setelah sebelumnya hanya sekali melakukan kesalahan dalam 33 penampilan,” kata Grobbelaar.
“Namun, saya rasa dia tidak dirawat dengan benar setelah apa yang terjadi. Saat ia butuh tempat bersandar, tidak ada siapa-siapa untuknya."
"Sebagai mantan kiper dan pelatih, hal pertama yang harus dilakukan setelah kesalahan besar adalah mendukung dan mencari tahu penyebabnya."
“Itu kesalahan mendasar, tapi bukan alasan untuk menghancurkan karier seorang kiper. Seharusnya Klopp memberi dukungan dan bekerja dengannya setiap hari. Namun, itu tidak dilakukan.”
Sang Pembela yang Kredibel
Bruce Grobbelaar bukanlah sosok sembarangan. Kiper flamboyan asal Zimbabwe ini membela Liverpool sejak 1981 dan menjadi bagian dari era keemasan klub, memenangkan 1 Piala Eropa, 3 Piala FA, 3 Piala Liga, dan 6 gelar Divisi Pertama Inggris.
Gaya mainnya yang berani dan atraktif bahkan sering disamakan dengan sweeper-keeper modern.
Dengan pengalamannya yang luas dan rekam jejak gemilang, Grobbelaar dianggap sebagai suara yang pantas membela Karius.
Ia mengingatkan publik bahwa kesalahan seorang kiper — bahkan dalam pertandingan sebesar final Liga Champions — seharusnya tidak menjadi akhir dari segalanya, terutama jika sang pemain masih memiliki potensi besar.
Sumber: Give Me Sports