Sukses


Liverpool Berpeluang Dapat Pemasukan Rp4,3 Triliun dari Sponsor Jersey

Di bawah kepemilikan Fenway Sports Group (FSG), kontrak sponsor utama di jersey Liverpool menjelma jadi mesin uang yang sangat menguntungkan

Bola.com, Jakarta - Liverpool tengah memasuki musim panas yang sibuk, bukan hanya pada bursa transfer tetapi juga di lini bisnis komersial. Pada saat rumor perekrutan Alexander Isak menjadi sorotan, kesepakatan kerja sama The Reds dengan Adidas mencetak rekor tersendiri.

Kontrak anyar Liverpool dengan perusahaan asal Jerman tersebut berlangsung selama 10 tahun, dan diperkirakan bernilai hingga 1 miliar poundsterling (Rp21 triliun). Penjualan jersey The Reds bahkan memecahkan rekor, sebelum pertama kali digunakan secara resmi pada laga Community Shield kontra Crystal Palace.

Namun kini, muncul pertanyaan besar: apakah jersey Liverpool akan segera menampilkan sponsor utama baru pada bagian depan?

Sejak 2010, logo Standard Chartered menjadi identitas kuat di dada jersey Liverpool. Hubungan emosional fans dengan logo tersebut terbangun berkat kesuksesan Skuad Si Merah pada era itu.

Kesepakatan terakhir, yang diperpanjang pada 2022 hingga 2027 bernilai lebih dari 50 juta poundsterling per musim. Jika menengok awal kerja sama 15 tahun lalu, antara Liverpool dengan Standard Chartered nilainya hanya sekitar 20 juta poundsterling.

Di bawah kepemilikan Fenway Sports Group (FSG), kontrak sponsor utama ini menjelma menjadi mesin uang yang sangat menguntungkan.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Potensi Naik Jadi 66 Juta Poundstering

Menurut firma riset The Sponsor, nilai sponsor utama Liverpool saat ini bisa naik menjadi sekitar 66 juta poundsterling (Rp1,4 triliun) per musim. Artinya, jika FSG menandatangani kontrak baru minimal tiga tahun, potensi pemasukan bisa mencapai 198 juta poundsterling (Rp4,3 triliun).

Pendapatan komersial Liverpool musim lalu tercatat 308 juta poundsterling, hanya kalah dari Manchester City di Premier League. Di level global, mereka bersaing ketat dengan Paris Saint-Germain, Barcelona, Real Madrid, dan Bayern Munchen.

Dengan pendapatan TV yang mulai stagnan, sumber pemasukan dari sponsor, ritel, dan event menjadi kunci menjaga daya saing. Tak heran, FSG siap memaksimalkan nilai merek Liverpool di pasar global.

 

3 dari 3 halaman

Koneksi Kuat dengan Asia

Standard Chartered memiliki pasar besar di Asia, dan tur pramusim Liverpool ke Jepang serta Hong Kong musim panas ini menjadi bukti sinergi keduanya. Satu di antara agenda utama adalah Standard Chartered Trophy di Hong Kong, di mana Liverpool takluk 2-4 dari AC Milan pada akhir Juli lalu.

Kieran Maguire, pakar finansial sepak bola dari Universitas Liverpool, menilai hubungan ini saling menguntungkan.

"Liverpool sangat populer di Asia. Jika hubungan ini diperpanjang, manfaatnya akan dirasakan kedua pihak," ujar Maguire kepada TBR Football.

"Namun, Liverpool tahu mereka bisa memaksimalkan nilai merek, dan Standard Chartered harus memutuskan apakah mau membayar harga yang diminta,"

Dengan potensi kenaikan nilai kontrak hingga puluhan juta poundsterling per tahun, masa depan sponsor utama Liverpool menjadi salah satu topik terpanas di Anfield. Apakah Standard Chartered akan bertahan, atau era baru sponsor di jersey The Reds segera dimulai?

Sumber: Tbrfootball

Lihat Selengkapnya

Video Populer

Foto Populer