Sukses


Curhat Pahit Ederson: Juara Banyak, tetapi Enggak Bahagia di Manchester City!

Kiper asal Brasil, Ederson, akhirnya buka suara soal keputusannya meninggalkan Manchester City. Delapan tahun penuh trofi di bawah asuhan Pep Guardiola ternyata tak menjamin kebahagiaan.

Bola.com, Jakarta - Kiper asal Brasil, Ederson, akhirnya buka suara soal keputusannya meninggalkan Manchester City. Delapan tahun penuh trofi di bawah asuhan Pep Guardiola ternyata tak menjamin kebahagiaan. Ia mengaku sempat merasa jenuh dan tidak nyaman hingga akhirnya memutuskan mencari suasana baru bersama Fenerbahce di Turki.

Selama membela The Citizens, Ederson sukses mengoleksi 18 trofi, termasuk enam gelar Premier League dan satu Liga Champions. Ia dikenal sebagai salah satu kiper modern terbaik dengan kemampuan distribusi bola yang luar biasa. Namun di balik gemerlap prestasi itu, Ederson ternyata menyimpan kegelisahan yang lama ia pendam.

Posisinya sebagai kiper utama mulai goyah setelah kedatangan Gianluigi Donnarumma pada awal musim ini. Ia pun akhirnya memutuskan pergi, meski ternyata keinginan itu sudah muncul jauh sebelum transfer resminya ke Fenerbahce. Dalam pengakuannya, Ederson bahkan menyebut sudah sempat ingin angkat kaki sejak musim sebelumnya.

“Pada musim sebelumnya saya sebenarnya sudah mencoba untuk pergi, tapi tidak berhasil,” kata Ederson. “Saya rasa hal itu sedikit memengaruhi performa saya. Saya mengalami lima cedera dan tidak berada dalam kondisi terbaik.”

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Cedera, Tekanan, dan Keputusan Besar

Dua musim terakhir di Inggris menjadi masa paling berat bagi Ederson. Rentetan cedera membuatnya kehilangan ritme dan keyakinan. Ia sempat absen hingga 12 pertandingan musim lalu, sementara di musim sebelumnya harus menepi selama 111 hari karena masalah fisik yang berbeda-beda.

“Itu memengaruhi saya,” lanjutnya. “Saya sudah membuat keputusan bersama keluarga untuk berbicara dengan klub soal kemungkinan pergi jika mereka setuju. Saya butuh perubahan ini. Tidak ada gunanya bertahan di klub besar dan sukses jika tidak bahagia.”

Baginya, kemenangan demi kemenangan tak lagi terasa berarti ketika semangat bermain mulai pudar. Ia sadar, bertahan hanya akan memperburuk keadaan, maka langkah hijrah ke Fenerbahce menjadi keputusan yang tak bisa ditunda lagi.

 

3 dari 4 halaman

Rehat di Turki, Napas Baru Seorang Juara

Kini, Ederson mulai menemukan kembali gairahnya di Fenerbahce. Meski sempat diterpa cedera otot ringan dan absen dua pekan pada Oktober lalu, ia merasa lebih segar dan menikmati atmosfer sepak bola Turki yang terkenal fanatik.

“Kalau saya bertahan, mungkin semuanya akan terus sama saja,” ujar Ederson. “Penting punya tantangan baru dalam hidup dan karier. Dengan perubahan ini, saya kembali bisa menghirup sepak bola, merasakan atmosfer pertandingan di Turki yang luar biasa. Saya sangat bahagia dengan tantangan baru ini dan bersemangat untuk meraih kemenangan.”

 

Setelah masa sulit itu, Ederson kembali mendapat panggilan ke Timnas Brasil. Ia akan memperkuat Selecao dalam laga uji coba melawan Senegal, usai tim memastikan tiket ke Piala Dunia 2026.

Meski perjalanan kariernya sempat tersendat karena cedera, Ederson menunjukkan bahwa semangatnya belum padam. Kini, dengan suasana baru di Fenerbahce dan mental yang lebih tenang, ia bertekad menutup karier internasionalnya dengan prestasi membanggakan.

4 dari 4 halaman

Persaingan di Liga Inggris 2025/2026

Video Populer

Foto Populer