Sukses


Gelar ke-10 Valentino Rossi Bukan Tujuan Utama Yamaha

Bola.com, Jakarta - Kepala kru Maverick Vinales, Ramon Forcada, mengatakan Yamaha tak terobsesi dengan gelar ke-10 Valentino Rossi di kejuaraan dunia balap motor grand prix. Menurut Forcada, prioritas pabrikan asal Jepang itu adalah mengalahkan sang rival abadi, Honda.

"Orang Jepang itu sangat apatis. Mereka ingin menang dan musuh nomor satu Yamaha adalah Honda. Jadi, target utama mereka adalah mengalahkan Honda. Mereka tak terlalu mementingkan urusan pribadi pebalap," kata Forcada seperti dikutip dari Motorsport, Selasa (14/2/2017).

Yamaha kalah bersaing dengan Honda pada MotoGP 2016. Tahun lalu Tim Garpu Tala hanya kebagian satu titel, yaitu gelar tim lewat Movistar Yamaha. Dua gelar lain, yakni titel pebalap dan pabrikan, dikuasai Marc Marquez (Repsol Honda) dan Honda.

"Tentu bagian pemasaran tertarik dengan milestone Rossi. Namun, saya jamin pemimpin proyek MotoGP Yamaha hanya tertarik untuk meraih kemenangan, entah itu dengan (Jonas) Folger, (Johann) Zarco, Valentino, atau Maverick. Mereka hanya ingin pebalap Yamaha menang dan tak terobsesi dengan titel ke-10 Rossi," ujar Forcada.

Valentino Rossi sudah merengkuh sembilan titel sepanjang karier di balapan grand prix. Namun, gelar terakhir The Doctor diraih pada 2009. Dalam tiga musim terakhir, pebalap asal Italia itu hanya menjadi runner-up.

Forcada mengakui gelar ke-10 Rossi akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim Movistar Yamaha yang bermarkas di Milan, Italia. Namun, mantan kepala kru Jorge Lorenzo itu lagi-lagi mengingatkan bahwa staf teknis Yamaha hanya memedulikan kemenangan.

"Bagi staf teknis Yamaha di Jepang, gelar ke-10 Rossi bukan tujuan utama. Musuh Yamaha adalah Honda dan target besar mereka adalah memenangi kejuaraan, baik itu merebut gelar pebalap, tim, atau konstruktor," kata Forcada.

"Dalam tim ini yang mayoritas diisi oleh orang Italia, ceritanya tentu berbeda. Jika Valentino Rossi memenangi titel ke-10, hal itu tentu sangat penting bagi olah raga ini dan juga MotoGP. Itu merupakan pencapaian yang luar biasa. Apalagi sudah berselang beberapa tahun setelah titel terakhirnya pada 2009. Dampaknya tentu sangat besar bagi MotoGP, terutama dari sisi pemberitaan," ujar Forcada.

Video Populer

Foto Populer