Sukses


4 Balapan Tersisa, 3 Penantang Gelar: Siapa Bakal Jadi Juara Dunia MotoGP 2022?

Bola.com, Jakarta - Persaingan MotoGP 2022 masuk fase penting. Dengan rampungnya balapan MotoGP Jepang di Sirkuit Motegi akhir pekan lalu, maka tinggal tersisa empat seri lagi musim ini. 

Apapun masih bisa terjadi pada empat balapan ke depan. Apalagi para pembalap akan mentas pada rangkaian balapan benua Asia yang dikenal sangat tricky dalam hal cuaca.

Yang pasti menuju empat seri terakhir, Fabio Quartararo masih memimpin klasemen lewat torehan 219 poin. Dia unggul 18 poin dari Pecco Bagnaia.

Lalu ada kandidat lainnya yaitu Aleix Espargaro di posisi tiga klasemen. Pembalap Aprilia ini bakal jadi kuda hitam persaingan.

Pada artikel ini, Bola.com memberikan analisis soal kelebihan dan kekurangan tiga nama pembalap kandidat juara dunia MotoGP 2022.

2 dari 4 halaman

Fabio Quartararo

  • Kelebihan

Fabio Quartararo bisa dibilang sosok paling konsisten ketimbang dua rival lainnya: Pecco Bagnaia dan Aleix Espargaro.

Sejauh ini, ia baru dua kali gagal finis dan saat MotoGP Aragon, ia kecelakaan karena insiden dengan Marc Marquez bukan kesalahan sendiri.

Nilai plus lainnya, Fabio Quartararo merupakan juara dunia MotoGP 2021, sehingga ia tahu betul bagaimana bersikap dalam persaingan ketat.

  • Kekurangan

Hampir setiap balapan, Fabio Quartararo harus mati-matian mengeluarkan potensi dari motor Yamaha YZR-M1.

Aspek ini bisa membuatnya kesulitan melawan Pecco Bagnaia maupun Espargaro. Khususnya Bagnaia yang memang dibekali motor paling kompetitif di grid saat ini, Ducati Desmosedici.

3 dari 4 halaman

Pecco Bagnaia

  • Kelebihan

Pembalap tercepat di grid MotoGP saat ini. Terbukti lewat catatan enam kemenangan atau jadi pembalap dengan podium pertama terbanyak pada musim 2022.

Dia bahkan sempat menang empat balapan berturut-turut. Untuk level kecepatan, Pecco Bagnaia bisa dibilang di atas Fabio Quartararo dan Aleix Espargaro.

  • Kekurangan

Inkonsistensi masih menjadi penyakit Pecco Bagnaia pada musim 2022. Lihat catatan gagal finis pada balapan MotoGP Jepang.

Dia terjatuh lantaran terlalu ngotot menyalip Fabio Quartararo pada lap terakhir. Alhasil meski menang enam kali, Pecco Bagnaia juga tidak finis lima kali.

4 dari 4 halaman

Aleix Espargaro

  • Kelebihan

Menilik usia, Espargaro paling tua ketimbang Fabio Quartararo dan Pecco Bagnaia. Kedewasaan dan kematangan seorang Espargaro tidak dimiliki kedua rivalnya.

Pembalap asal Spanyol ini juga berstatus kuda hitam. Buatnya bertarung di jalur juara dunia sudah menjadi sebuah kesempatan luar biasa. Berbeda dengan Fabio Quartararo dan Pecco Bagnaia yang memang digadang sebagai kandidat juara dunia.

  • Kekurangan

Aleix Espargaro baru mengemas satu kemenangan di MotoGP 2022. Sebuah bukti, motor Aprilia memang kompetitif, namun kemampuan kakak Pol Espargaro ini bersaing meraih kemenangan setiap seri begitu kecil.

Selain itu, Aleix berulang kali mengalami kesialan musim ini. Terbaru ketika motornya terkendala teknis jelang start balapan MotoGP Jepang.

Video Populer

Foto Populer