Sukses


Menkeu Purbaya Telusuri Penyebab Tertundanya Penyaluran BLT Rp900 Ribu untuk Jutaan Warga

Menkeu memeriksa penyebab keterlambatan penyaluran BLT Rp900 ribu ke jutaan keluarga.

Bola.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menelusuri penyebab keterlambatan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) tambahan senilai Rp900 ribu yang belum seluruhnya diterima masyarakat.

Ia menegaskan bahwa persoalan ini mendapat perhatian khusus, mengingat bantuan tersebut sangat dibutuhkan oleh jutaan keluarga penerima manfaat.

Menurut Purbaya, kelompok masyarakat dalam kategori desil 1 dan 2 seharusnya menjadi prioritas utama dalam pencairan dana karena termasuk penerima dengan tingkat ekonomi paling rendah.

Itulah mengapa, ia berharap proses penyaluran untuk kelompok lainnya dapat segera menyusul setelah kendala teknis terselesaikan.

"Sedang diperiksa masalahnya, katanya masih perlu persiapan logistiknya," ujar Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (21-10-2025).

Purbaya menambahkan bahwa untuk mempercepat distribusi, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PT Pos Indonesia selaku lembaga penyalur. Ia optimististis dana bantuan bagi penerima di luar kategori prioritas bisa segera dicairkan.

"Sementara yang PT Pos, harusnya saya perintahkan ke ajudan saya untuk diskusi dengan PT Pos tentang mempercepat penyalurannya. Saya pikir sih minggu ini sudah keluar juga," lanjutnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Tambahan BLT untuk 35 Juta Keluarga

Pemerintah telah menambah jumlah penerima BLT menjadi 35,04 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk periode Oktober hingga Desember. Setiap keluarga akan mendapatkan bantuan tunai senilai Rp900 ribu yang disalurkan sekaligus pada bulan Oktober.

Purbaya menjelaskan bahwa program tambahan ini didukung anggaran sebesar Rp34 triliun. Dana tersebut berasal dari pos anggaran yang tidak terserap dan kemudian dialihkan untuk memperluas jangkauan penerima.

"Ada beberapa anggaran yang enggak terserap sehingga saya bisa alihkan. Nah, dari situ kan saya alihkan Rp34 triliun dari sana," kata Purbaya.

Semula, program ini hanya dirancang untuk dua bulan. Namun, pemerintah memutuskan memperpanjangnya menjadi tiga bulan sekaligus memperluas cakupan hingga mencakup masyarakat di desil 3 dan 4, di luar BLT reguler yang disalurkan Kementerian Sosial.

3 dari 3 halaman

Mekanisme Penyaluran dan Tahapan Realisasi

BLT tambahan ini menyasar masyarakat desil 1 hingga 4 berdasarkan Data Sosial Ekonomi Nasional (DSEN).

Program tersebut berbeda dari BLT reguler Kementerian Sosial yang menargetkan 20,88 juta penerima melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

Penyaluran dana akan dilakukan melalui dua jalur utama. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dijadwalkan menyalurkan bantuan kepada sekitar 18,3 juta keluarga mulai pekan depan.

Sementara itu, PT Pos Indonesia bertugas mendistribusikan bantuan bagi 17,2 juta keluarga lainnya, terutama di wilayah yang sulit dijangkau layanan perbankan.

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyampaikan bahwa sebagian kecil penerima sudah mulai menerima dana bantuan tersebut.

"Sebanyak 8 ribu sudah menerima hari ini melalui rekening masing-masing. Ini akan terus berlangsung, nanti juga ada skema pencairan melalui PT Pos dan diantar langsung ke alamat penerima manfaat," kata Saifullah di Jakarta, Senin (20-10-2025).

Pemerintah berharap penyaluran secara bertahap ini dapat segera rampung sehingga seluruh keluarga penerima manfaat dapat menikmati bantuan sebelum akhir tahun.

 

Sumber: merdeka.com

Video Populer

Foto Populer