Sukses


Ini Fakta di Balik Keputusan Eko Yuli Pilih Angkatan 179 Kg

Bola.com, Rio de Janeiro - Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, harus menerima kenyataan impiannya menyabet medali emas di Olimpiade Rio 2016 pupus di saat-saat akhir, Senin (8/8/2016) waktu Brasil atau Selasa (9/8/2016) WIB.  Medali emas yang di depan mata lepas setelah pria asal Lampung tersebut gagal mengangkat beban 179 kg pada angkatan Clean dan Jerk.  

Eko Yuli memutuskan mengangkat beban 179 kg pada kesempatan ketiga setelah pesaing terberatnya, Oscar Figueroa, berhasil mengangkat beban 176 kg. Padahal, kedua lifter membukukan angkatan Snatch yang sama, yaitu 142 kg. Oscar pun unggul total angkatan seberat enam kilogram dibanding Eko Yuli yang pada kesempatan pertama Clean and Jerk mengangkat 170 kg.

Pada kesempatan kedua, Eko Yuli, mencoba mengangkat 175 kg, namun gagal. Alhasil, Eko harus berani berjudi untuk meraih medali emas yang sangat diidam-idamkannya. Melihat Oscar hanya berencana menaikkan angkatan menjadi 177 pada kesempatan ketiga, Eko Yuli langsung memilih angkatan 179 kg. Jika berhasil, medali emas bakal masuk genggaman lifter berusia 27 tahun. 

Tapi apa mau dikata, upaya Eko mengangkat beban 179 kg berujung kegagalan. Raut wajah Eko tampak kecewa. Dia terduduk di depan barbel yang gagal diangkatnya sembari menundukkan kepala. Di sudut yang lain, Oscar terlihat gembira karena medali emas sudah masuk genggamannya.

Manajer tim angkat besi Indonesia, Alamsyah, mengaku sempat yakin Eko bakal merebut medali emas. Apalagi, pada sesi latihan, Eko Yuli pernah mengangkat beban lebih dari 179 kg.  

"Kami sudah sempat mencium aroma emas. Tapi sayang lepas. Strategi kami sebenarnya sudah jalan, tapi hasilnya belum emas. Kami juga sempat shock, tapi mungkin belum beruntung," kata Alamsyah, saat dihubungi Bola.com.

Alamsyah mengaku keputusan Eko memilih angkatan 179 kg bukan diambil secara asal-asalan. Pria yang mengaku pernah digaji Rp 3.000 pada awal kariernya tersebut memilih angkatan tersebut karena yakin bisa menuntaskannya.

"Angkatan terbaik Eko Yuli itu 181 kg. Jadi pernah lebih dari 179 kg. Terakhir kali, dia mengangkat 181 kg pada sesi latihan, saat sudah tiba di Rio de Janeiro. Makanya kami sangat yakin dia bisa. Tapi, ternyata gagal," ujar Alamsyah.       

Dengan hasil ini, tim angkat besi sudah menyumbangkan dua medali perak untuk Indonesia di Olimpiade Rio. Medali pertama dipersembahkan oleh Sri Wahyuni Agustiani pada kelas 48 kg putri. 

"Kami tentu senang dengan raihan ini, tapi rasanya tetap ada yang hilang karena sebenarnya ada peluang meraih dua emas," ujar Alamsyah.       

 

Video Populer

Foto Populer