Sukses


    Dedik Setiawan: Lompatan Tinggi Bintang Tarkam Menuju Pentas Piala AFF 2018

    Bola.com, Malang - Sebuah lompatan besar terjadi dalam karier striker Arema FC, Dedik Setiawan. Baru musim ini jadi pemain inti di klub, itu sudah bisa mengantarkannya menuju skuat Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2018.

    Meski di timnas dia jadi pelapis, namun tetap saja Dedik berhasil menorehkan prestasi untuk pemain lokal asal Malang.

    Dia jadi penerus pemain dari daerahnya yang bisa menembus skuat Piala AFF. Beberapa edisi sebelumnya, ada Beny Wahyudi, Ahmad Bustomi, Arif Suyono dan beberapa nama lain yang merupakan generasi dari Malang.

    Dedik Setiawan yang mengawali karier di Persekam Metro FC bakal sangat diandalkan Bima Sakti saat perhelatan turnamen. Mengingat sang pelatih hanya membawa dua penyerang di Piala AFF 2018.

    Pesepak bola kelahiran 27 Juni 1994 itu bersanding dengan striker naturalisasi sarat pengalaman, Alberto Goncalves. Walau masih 'bau kencur' Dedik sama sekali tidak merasa rendah diri.

    Ia berhasrat membuktikan kalau dirinya pantas menggunakan kostum berlogo Garuda yang membanggakan bagi para pesepak bola Tanah Air.

    Kepada Bola.com, Dedik mengaku tengah merasakan sebuah mimpi yang jadi kenyataan. Karena beberapa tahun silam dia merupakan pemain tarkam (antar kampung) yang jadi penonton setia Piala AFF dari layar kaca.

    Berikut wawancara Dedik Setiawan perihal impiannya di pentas Piala AFF 2018:

     

    2 dari 3 halaman

    Doa Keluarga

    Awal musim ini anda sempat merasa belum pantas berseragam Timnas Indonesia. Tapi akhirnya sekarang masuk dalam skuat timnas di ajang Piala AFF 2018. Apakah sekarang masih merasa minder?

    Perlahan sudah tidak lagi. Karena sudah terbiasa berkumpul dengan semua pemain di timnas. Menurut saya suasana di tim amat bagus.

    Dalam tiga uji coba terakhir jelang Piala AFF 2018 kami belum pernah kalah (Mauritius, Myanmar, dan Hong Kong). Pencapaian positif itu membuat saya merasa punya semangat dan optimisme.

    Apa image Anda dulunya sebagai pemain tarkam ini sudah terlepas setelah bergabung dengan timnas?

    Hahaha (tertawa tersipu). Dulu memang saya beberapa kali ikut tarkam. Tepatnya waktu memperkuat Persekam Metro FC pada musim 2014 dan sebelum itu. Karena kompetisi Liga 2 kan durasinya hanya sebentar. Jadi ada banyak waktu libur.

    Tarkam itu saya buat sekaligus untuk menjaga kondisi. Sama seperti kebanyakan pemain dari Liga 2 lainnya. Tapi setelah ke Arema mulai berkurang. Karena kompetisi lebih panjang. Mungkin hanya reuni dengan para pemain di Malang waktu libur kompetisi. Jadi ya bisa dikatakan hilang dengan sendirinya main tarkam itu.

    Sepertinya panggilan Timnas Indonesia ini akan jadi yang terlama untuk Anda berpisah dari keluarga di Malang. Bagaimana persiapannya?

    Benar. Tapi dulu waktu di Liga 2 saya juga tinggal di mess Persekam Metro FC dan jarang pulang karena jarak rumah dengan mes cukup jauh. Kalau persiapan, ya pasti minta doa dengan orang tua. Saya pasti rindu juga dengan mereka dan terutama keponakan saya yang masih kecil.

     

    3 dari 3 halaman

    Ingin Terus Berkembang

    Ada rencana keluarga akan memberikan dukungan langsung ke Stadion Utama Gelora Bung Karno saat Timnas Indonesia bermain di Piala AFF 2018?

    Sementara ini masih belum. Karena di rumah ada anak kakak saya yang masih kecil. Jadi orang keluarga (ayah dan ibu) di rumah tidak bisa meninggalkan keponakan saya yang satu itu.

    Tapi belum tahu juga nanti bagaimana. Karena waktu Indonesia masuk final Piala AFF edisi sebelumnya (edisi 2016) PSSI mengundang keluarga pemain untuk nonton final. Lihat nanti saja lah itu bisa atau tidaknya beri dukungan langsung. Yang terpenting doa dari keluarga sudah membuat saya merasa tenang.

    Apakah Anda merasa ada lompatan besar dalam karir setelah masuk Timnas Indonesia?

    Membela Timnas Indonesia tentu sebuah kebanggaan tersendiri untuk semua pemain. Termasuk saya. Tapi rasanya saya masih perlu banyak pengalaman lagi untuk bermain lebih baik. Jadi ini bukan puncak dari prestasi sebenarnya.

    Karena belum memberikan kontribusi dan gelar juara. Artinya, saya masih merasa jadi pemain yang ingin terus berkembang dalam setiap pertandingan.

    Untuk posisi di Timnas Indonesia, sekarang Anda jadi pelapis Alberto Goncalves atau Stefano Lilipaly (pemain yang kerap dijadikan false nine di lini depan). Siap bersaing dengan mereka?

    Tidak masalah bagi saya. Yang penting semua siap. Tidak ada persaingan. Saya juga masih baru di timnas. Tentu mereka punya pengalaman lebih banyak dari saya. Dan saya ingin juga belajar dari mereka.

    Video Populer

    Foto Populer