Bola.com, Jakarta - Kiprah Timnas Indonesia pada Piala AFF 1998 (dulu bernama Piala Tiger), meninggalkan sejarah kelam bagi sepak bola Tanah Air.
Skuad Garuda terlibat kasus sepak bola gajah. Peristiwa itu terjadi pada 31 Agustus 1998, saat Indonesia tengah melewati situasi panas politik di Tanah Air.
Baca Juga
Pernah Bilang Kevin Diks Baru Bisa Main dengan Timnas Indonesia pada Maret 2025, Exco PSSI Jelaskan: Ini Bukan Ngeprank
Curahan Hati Eks Striker Timnas Indonesia: Event Sepak Bola di Daerah Sekarang Minim
Deretan Fakta Menarik Ole Romeny, Pemain yang Berpotensi Dinaturalisasi Timnas Indonesia setelah Kevin Diks
Advertisement
Kejadian bermula ketika Indonesia tergabung di Grup A bersama Thailand, Myanmar, dan Filipina. Ketika itu Thailand dan Indonesia mendominasi penyisihan grup.
Indonesia mengawali pertandingan pertama Grup A dengan baik, menggebuk Filipina 3-0. Di laga kedua, giliran Myanmar yang dihajar 6-2 oleh Bima Sakti dkk. Sementara Thailand, imbang 1-1 dengan Myanmar dan menang 3-1 atas Filipina.
Alhasil, Indonesia yang kala itu dilatih Rusdy Bahalwan (almarhum) dan Thailand memastikan diri tampil di semifinal. Penentuan juara dan runner-up grup ditentukan pada duel terakhir atau laga ketiga, yang mempertemukan keduanya.
Tidak diduga, pertandingan yang diprediksi berjalan panas karena dua tim terbaik di Grup A berhadapan, justru memunculkan keanehan sejak awal pertandingan. Kedua tim bermain dalam tempo lambat dan tampak tidak bergairah untuk memenangi pertandingan.
Situasi membaik kala Miro Baldo Bento menjebol gawang Thailand pada menit ke-53. Kemudian susul-menyusul skor terjadi. Thailand lantas menjebol gawang Indonesia yang dikawal Kurnia Sandy. Indonesia berbalik memimpin 2-1 lewat gol Aji Santoso menit ke-84 dan segera disamakan Thailand dua menit kemudian.
Pada pengujung waktu normal, Mursyid Effendi beraksi menjebol gawang kiper sendiri pada menit ke-90, yang membuat Timnas Indonesia kalah 2-3.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Padahal Punya Kans Juara
Gol bunuh diri itu terjadi di Stadion Thong Nat, Ho Chi Minh, Vietnam. Aksi Mursyid membuat suporter setia Timnas Indonesia yang berada di Tanah Air menyaksikan siaran langsung lewat layar kaca, campur aduk. Antara malu, kecewa, dan kesal.
Pencinta sepak bola tambah malu karena Mursyid disambut beberapa rekan setim justru melakukan selebrasi setela mencetak gol bunu diri. Itu pula yang membuat unsur kesengajaan dalam proses gol bunuh diri itu sangat jelas terlihat.
Motif menghindari Vietnam di semifinal diduga kuat sebagai alasan Timnas Indonesia dan Thailand enggan menang di partai terakhir penyisihan Grup A hingga akhirnya memilih memainkan sepak bola gajah.
Saat itu Vietnam dianggap menakutkan untuk dihadapi karena permainan yang diperlihatkan selama penyisihan grup. Padahal, justru Singapura yang keluar sebagai juara Grup B.
Apesnya, rencana menghindari Vietnam di semifinal tetap tidak mampu membawa Indonesia ke final karena di semifinal, Yusuf Ekodono cs. dikalahkan Singapura 1-2 pada 3 September 1998. Sama seperti Indonesia, Thailand juga menyerah dengan skor 0-3 dari Vietnam.
Singapura menjuarai Piala Tiger 1998. Ini merupakan gelar pertama mereka, setelah menundukkan Vietnam 1-0. Sedangkan Indonesia, mengakhiri Piala AFF 1998 dengan berada di peringkat ketiga setelah mengalahkan Thailand lewat adu penalti (5-4) setelah di waktu normal bermain sama kuat, 3-3.
Advertisement
Pengakuan Mursyid Effendi
Karier Mursyid di sepak bola pun langsung amblas usai insiden itu. Dia dijatuhi larangan tampil seumur hidup di level internasional. Meski sudah puluhan tahun berlalu, Mursyid Effendi mengaku tak bisa melupakan peristiwa itu.
Sampai saat ini, ia mengaku tak pernah menerima surat sanksi dari FIFA. "Saya akan terus mengingatnya sampai akhir hayat," ujar Mursyid dalam Channel YouTube Pinggir Lapangan.
Menurut Mursyid apa yang dilakukannya merupakan kesepakatan bersama tim. Di mana saat itu, Timnas Indonesia yang lagi memimpin klasemen Grup A harus kalah agar terhindar dari tuan rumah Vietnam.
Dalam briefing tim yang dilakukan pada pagi hari sebelum pertandingan melawan Thailand, manejer tim Andrie Amien dan Rusdi Bahalwan (pelatih) juga memberi tahu kepada pemain agar mengalah dari Thailand.
"Sebenarnya saya tahu rencana itu tak benar. Tapi, sebagai pemain yang masuk Timnas Indonesia karena peran pelatih, saya tidak protes saat tim melakukan briefing," kata Mursyid.
Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 1998
Daftar Pemain Timnas Indonesia di Piala Tiger 1998
- Kiper: Kurnia Sandy, Hendro KartikoBelakang: Anang Ma'ruf, Aji Santoso, Mursyid Effendi, Hartono, Alexander Pulalo, Sugiantoro. M. Halim, Nur'alim, Khairil Anwar OhorellaTengah: Imam Riyadi, Bima Sakti, Kuncoro, Uston Nawawi, JatmikoDepan: Widodo Cahyono Putro, Yusuf Ekodono, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto
- Pelatih: Rusdy Bahalwan
Perjalanan Timnas Indonesia di Piala Tiger 1998
Penyisihan Grup A
27 Agustus 1998
- Indonesia vs Filipina 3-0 (Widodo CP 15', Bima Sakti 52' (p), Uston Nawawi 65')
29 Agustus 1988
- Indonesia vs Myanmar 6-2 (Aji Santoso 15' (p), Widodo CP 30', Min Aung 39' (og), Bima Sakti 54', Miro Baldo Bento 75' (p), Min Thu 77' (og); Hyo Hlaing Win 1', 8')
31 Agustus 1988
- Thailand vs Indonesia 3-2 (Kritsada Piandit 62', Therdsak Chaiman 86', Mursyid Effendi 90' (og); Miro Baldo Bento 52', Aji Santoso 84'
Semifinal
- Singapura vs Indonesia 2-1 (Rafi Ali 12', Nazri Nasir 30'; Miro Baldo Bento 34')
Perebutan Peringkat Ketiga
- Indonesia vs Thailand 3-3 (5-4 penalti)
Advertisement