Sukses


Kaliyono T, Mantan Wasit yang Punya Kedai Kopi Legendaris

Bola.com, Pekanbaru - Suasana salah satu kedai kopi di Pekanbaru, Senin (13/3/2017) pagi, tampak ramai. Banyaknya pengunjung membuat para pembeli harus bersabar menunggu tempat duduk yang kosong. Kedai itu memiliki sentuhan suasana khas China yang begitu melekat. Di pojok kedai, seorang pria tua dengan kacamata hitam masih cekatan mengangkat saringan kopi dan meraciknya dengan penuh hati-hati.

Dia adalah Kaliyono T. Orang-orang mengenal dia sebagai generasi kedua pengelola sekaligus pemilik kedai kopi legendaris di Pekanbaru, Kim Teng. Tak banyak yang tahu Kaliyono T pernah berkecimpung di dunia olahraga, khususnya basket.

Pria yang kini berusia 72 tahun itu pernah berkarier sebagai wasit Perbasi. Kok Liong, sapaan akrab Kaliyono, juga pernah menjadi asisten pelatih tim basket Riau untuk PON VII yang berlangsung di Surabaya pada 1969. Namun, namanya lebih tenar ketika menjadi pengadil pertandingan basket.

"Saya wasit basket di era 1980-an. Saya kemudian pensiun pada akhir 1999, saat itu berusia 55a-n lah," kata Kok Liong ketika menjamu Bola.com di kedai kopi miliknya.

Kok Liong bercerita profesi wasit merupakan jalan hidup yang dipilihnya. Kecintaannya pada basket bermula ketika dirinya masih berusia muda.

Alasan Kok Liong menjadi wasit pun klasik, karena dia ingin memimpin pertandingan. Berkaca pada pertandingan dulu dan sekarang, Kok Liong bernostalgia jika kondisi basket saat ini jauh lebih baik.

Kaliyono T (Kanan) kini mengelola warung kopi legendaris di Pekanbaru. (Bola.com/Zulfirdaus Harahap)

"Kalau dulu kan basket wasitnya cuma dua, jadi kami para wasit harus memiliki stamina yang ekstra. Sekarang sih sudah tiga jadi seharusnya lebih baik lagi memimpin pertandingan," ucap Kok Liong.

Tak lupa, Kok Liong juga menilai basket Indonesia khususnya Pekanbaru memiliki masa depan yang cukup cerah. Namun, dia menyarankan agar seluruh elemen yang terlibat di basket terus meningkatkan kemampuan dan profesionalitas.

"Dulu, kalau penonton tak puas dengan keputusan wasit ya kami bisa menjadi sasaran kemarahan. Bahkan, banyak yang mengajak berkelahi," kenang dia. 

"Sekarang sudah bagus dan banyak peraturan-peratuan baru. Akan tetapi, para wasit, pemain, dan pelatih harus terus meningkatkan diri agar tercipta sebuah pertandingan yang bisa menghibur namun tetap sesuai aturan," ucap pria asli Pekanbaru itu.

Kok Liong menjadi salah satu warisan sejarah basket Indonesia yang tersisa. Di usianya yang sudah senja, dia tetap mengikuti perkembangan olahraga yang dicintainya itu.

Kok Liong juga menjadi simbol profesi wasit yang terkadang terpinggirkan dari unsur olahraga, namun bisa menjalani sisa usia dengan bahagia. Terbukti, Kok Liong mampu hidup berkecukupan dengan sisa kenangan basket dan usaha kedai kopi warisan dari keluarga yang melegenda di Pekanbaru dan Indonesia.

"Jadi wasit basket itu harus adil dan tegas, jangan asal tiup-tiup peluit saja," - Kaliyono T alias Kok Liong/wasit Perbasi era 1980an

Video Populer

Foto Populer