Sukses


40 Kata-kata Bijak Rocky Gerung, Penuh Makna Mendalam

Bola.com, Jakarta - Kata-kata bijak Rocky Gerung memiliki banyak makna dan berhubungan dengan politik. Rocky Gerung merupakan seorang filsuf dan akademisi ternama di Indonesia.

Selain itu, Rocky Gerung juga dikenal sebagai seorang pengamat politik yang terkenal. Rocky Gerung kerap melontarkan komentar yang kontroversial, terutama saat berada di depan layar kaca.

Sebagai seorang yang menguasi ilmu filsafat, Rocky Gerung sering berpendapat menggunakan bahasa-bahasa filsafat yang menimbulkan pro dan kontra.

Kemudian Rocky Gerung juga gemar bersosialisasi melalui Twitter untuk menuangkan pemikiran, kritik, bahkan kata-kata quotes bijak. Banyak kata-kata bijak yang sudah dilontarkan Rocky Gerung meskipun kerap menimbulkan kontroversi.

Kata-kata bijak Rocky Gerung biasanya sarat dengan dunia politik. Namun ada juga yang berisi tentang kehidupan dan cinta.

Berikut ini redaksi Bola.com menyajikan, kata-kata bijak Rocky Gerung, seperti dilansir dari ydhartono.com, Minggu (5/7/2020).

2 dari 5 halaman

Kata-kata Bijak Rocky Gerung

1. "Menghadapi kekerasan, negosiasi adalah kemampuan akal untuk tetap rasional."

2. "Bara kekerasan itu tersebar di lahan ketidakadilan, lalu disulut fanatisme." 

3. "Pernah”. Kata yang paling sempurna. Ia melampaui 'sudah' dan menjadikannya 'masih'.

4. "Tak tiba, tak berarti tak ada. Seperti rindu."

5. "Politik itu bukan kejahatan. Silakan bicara dan kerjakan. Tugas aparat adalah menjaga, bukan melarang."

6. "Yang tiba di batas hari, tiba karena rindu."

7. "Marxisme itu metode. Bukan jimat."

8. "Arogansi berasal dari mental penyembah. Ia meniru tuannya."

9. "Badai membuat kita rasional. Sunyi hutan itu sentimental. Dua-duanya menimbulkan rindu."

10. "Sulit menerangkan konsep bagi mereka yang cuma bisa menjawab pertanyaan multiple choice."

3 dari 5 halaman

Kata-kata Bijak Rocky Gerung

11. "Filsafat itu tentang cara berpikir. Bukan cara menghamba."

12. "Sunyi itu bunyi yang sembunyi."

13. "Kata mengandung arti karena suasana. Seperti rindu dan senja."

14. "Loyalitas guru bukan terhadap pemerintah, melainkan terhadap pengetahuan. Itu dalilnya."

15. "Negarawan itu wajib ngebelain dasar negara. Bukan malah ngeduitin. Gak keren."

16. "Terorisme bukan hakekat manusia. Dia adalah reaksi ideologis. Deradikalisasi harus mulai dengan mengatasi ketidakadilan global dan arogansi kekuasaan."

17. "Menipu itu kalo bukan karena kere, ya watak."

18. "Hanya dalam rindu, engkau mendengarkan sunyiku."

19. "Mengapa kalian selalu merendahkan diri untuk mencari pujian? Itu artinya meninggikan diri juga. Paham?"

20. "Cinta itu humor yang paling cerdas."

4 dari 5 halaman

Kata-kata Bijak Rocky Gerung

21. "Menerangkan artinya menunjukkan kesalahan. Bukan menyembunyikannya."

22. "Terlalu banyak cerita diri. Reformasi itu tempat belajar, bukan tempat selfie."

23. "Masa depan tidak datang dengan menyalah-nyalahkan masa lalu."

24. "Misinformasi itu industri. Kita hidup dalam algoritma itu. Negara tak berkutik. Naikkan IQ, bila tak ingin terjebak."

26. "Angin lembah membawa harum hutan. Menghidupkan kisah yang pernah singgah di akar cemara."

27. "Terpujilah yang teruji di hari ujian."

28. "Marah itu alami. Benci buatan."

29. "Akademisi hanya berpihak pada akal sehat. Justru karena itu ia memberi kritik. Bukan menjadi buzzer penguasa."

30. "Fungsi hati membersihkan racun. Senyum pertanda hati bersih."

5 dari 5 halaman

Kata-kata Bijak Rocky Gerung

31. "Langit malam dan angin lembah. Sunyi menyempurnakan rindu."

32. "Batas hari bukanlah gelap. Rindu tiba kepada mereka yang hatinya bercahaya."

33. "Senja menghantarkan rindu pada pilihan: menempuh malam atau menyesali perjalanan."

34. "Bila terasa sinisisme publik, pertanda ada kepercayaan yang retak pada penguasa. Introspeksilah, bukan justru mencurigai pikiran rakyat."

35. "Kekerasan adalah potensi setiap orang. Apalagi bila tak lega menerima yg berbeda."

36. "Rindu tak pernah menetap. Tapi ia selalu kembali."

37. "Reaksi moralistik tak menjernihkan persoalan."

38. "Percakapanlah yang memelihara peradaban. Dendam dan kemarahan menutup percakapan. Fanatisme mulai dari situ, mendaur ulang kejahatan.

39. Pendidikan adalah perang terhadap kedunguan.

40. "Kejahatan adalah kualitas rendah manusia. Tapi tak cukup dengan cacian dan hukuman. Pelajari mikroskopi psikologinya, pahami makropolitik ketidakadilan global."

 

Sumber: Ydhartono

Video Populer

Foto Populer