Sukses


Sejarah Susu Kental Manis, dari Penemuan hingga Asupan Bernutrisi

Bola.com, Jakarta Susu Kental Manis masuk pertama kali ke Indonesia pada tahun 1922 dan sejak saat itu produk susu tersebut menjadi popular di tanah air. Namun, tahukah Anda bagaimana proses lahirnya susu kental manis?

Terkait: Saat memilih susu kental manis, selalu perhatikan adanya izin edar produk yang dikeluarkan oleh BPOM sebagai jaminan keamanan pangan

Sebelum 1856, susu hanya tersedia dalam kondisi segar. Hal tersebut banyak menimbulkan masalah, seperti misalnya di dalam pelayaran yang menjadi moda transportasi populer di masa lalu, di mana orang-orang zaman dahulu terpaksa membawa kawanan sapi perah demi mendapatkan suplai susu.

 

Baca juga:

 

Namun, karena sapi bukan hewan laut, maka sering kali mereka mengalami mabuk laut, sehingga tidak maksimal dalam menghasilkan susu. Kondisi ini dilihat seorang penemu amatir kelahiran New York bernama Gail Borden yang kemudian menginspirasi dirinya untuk berpikir tentang solusi mengawetkan susu yang nantinya membawa dirinya merevolusi proses pengondisian susu.

Borden diketahui telah melakukan banyak hal berbeda dalam hidupnya. Ia memulai pekerjaannya sebagai surveyor tanah dan berpartisipasi dalam pembuatan peta topografi  Texas yang pertama.

 

Baca juga:

 

Kemudian, tanpa pengalaman sebelumnya, ia mulai bekerja sebagai editor untuk surat kabar yang cukup sukses, Telegraph dan Texas Register. Setelah pengalaman ini, ia pergi ke dunia politik untuk sementara waktu, sebelum mengabdikan dirinya pada peningkatan proses pengawetan makanan.

Penemuan pertama Borden yang berhubungan dengan pengawetan makanan adalah biskuit sapi, yakni cincangan daging sapi yang didiamkan dalam suhu lembab sehingga terdehidrasi menjadi kepingan kering yang gurih. Temuannya itu terinspirasi dari dendeng tradisional masyarakat Amerika, pemmican.

 

Baca juga:

 

Walaupun tak terlalu berhasil secara ekonomi karena rasanya yang dianggap tidak enak, namun produk ini mampu membawa Borden meraih medali emas di ajang World Expo di London pada tahun 1851.

Nah, dalam perjalanan kembali dari pameran akbar tersebut, di atas kapal dari London ke New York, Borden menyaksikan sesuatu yang mengerikan. Sapi-sapi di kapal mengalami mabuk laut dan kemudian meninggal karena penyakit menular.

Borden merasa miris sekaligus ngeri akan hal tersebut, dan memutuskan untuk mencari solusi akan masalah ini, guna kejadian tersebut tak berulang.

2 dari 5 halaman

Meneliti cara pengawetan susu

Sekembalinya ke New York, ia mengurung dirinya di "laboratorium" bawah tanah di tempat tinggal di Brooklyn, dan mulai mencari cara untuk mengawetkan susu.

Dia pertama-tama mengambil satu galon susu dan mencoba merebusnya dalam panci terbuka. Dia merebus semua air yang berlebih sampai hanya sedikit saripati susu yang tersisa.

Hasilnya adalah zat yang gelap dan menjijikkan yang rasanya seperti molase (produk sampingan dari industri pengolahan gula yang mengandung gula dan asam-asam organik) hangus. Dia mencoba mencicipinya, tetapi itu mengerikan. Ini tidak berhasil, dan dia membutuhkan pendekatan yang berbeda.

Suatu hari, dia pergi mengunjungi Shaker Colony. Dia melihat sesuatu yang menarik, yakni panci hampa udara untuk memanaskan buah-buahan hingga terdehidrasi, dan Borden berpikir bahwa dia bisa melakukan hal yang sama pada susu.

Semua cairan mendidih pada suhu yang lebih rendah ketika mereka berada di atmosfer di mana tekanan berkurang. Ini berarti bahwa Borden bisa merebus susu dalam panci hampa udara tanpa membakar dan merusak rasanya.

Dalam panci hampa udara, susu direbus pada suhu 136 derajat Fahrenheit, lebih rendah dari suhu didih normal. Dengan cara ini, susu masih terasa enak dan tidak berubah warna. Tetapi, yang lebih penting, susu itu bisa diminum dalam waktu lama.

 

Baca juga:

 

3 dari 5 halaman

Menyempurnakan hasil temuan

Meskipun Borden tidak tahu tentang keberadaan bakteri dalam susu, ia mengklaim bahwa susu adalah "cairan hidup." Para ilmuwan kontemporer juga tahu bahwa sesuatu di udara membuat susu menjadi asam setelah beberapa saat.

Borden terus meningkatkan dan menyempurnakan model panci hampa udara dalam skala industri untuk mengondensasi susu. Setelah tiga tahun kerja keras, pada 1856, ia mendapatkan paten.

Kali ini, dia memutuskan untuk tidak membuat kesalahan yang sama dengan biskuit daging. Dia bertekad untuk mendapat keuntungan. Tetapi pada awalnya, hal-hal tidak berjalan dengan baik. Dua pabrik pertamanya tidak sangat produktif, dan orang-orang tidak terbiasa dengan rasa susu kental.

Para investornya ingin melihat keuntungan segera, sehingga memutuskan menarik diri, dan dia terpaksa menutup pabrik.

4 dari 5 halaman

Susu kental manis disukai masyarakat

Keberuntungan Borden berubah ketika dia bertemu Jeremiah Milbank, yang merupakan orang kaya New York di bisnis kereta api dan perbankan. Dia melihat potensi besar dalam susu kental manis dan memutuskan untuk berinvestasi di dalamnya.

Milbank memberi Borden lebih dari US$ 100.000, dan bersama-sama mereka mendirikan pabrik susu kental manis bernama New York Condensed Milk Company.

Penjualan susu kental manis meningkat, dan pabrik milik Borden mulai membuka cabang di berbagai tempat di sekitar negara bagian New York dan Illinois.

Ketika Perang Sipil berlangsung pada 1861, susu kental manis menemukan pelanggan lain: Tentara Union. Para jenderal setempat membeli ratusan kaleng susu kental manis untuk prajurit mereka. Inilah jalan besarnya meraih sukses.

5 dari 5 halaman

Susu kental manis masuk ke Indonesia

Kementerian Industri mencatatkan, konsumsi susu kental manis dimulai di Indonesia sekitar 1873. Susu kental manis Friesche Vlag masuk pada tahun 1922 di era kolonial Belanda dan kemudian terkenal dan dikenal dengan nama susu kental manis Frisian Flag atau Bendera.

Namun, berbeda dengan pola konsumsi susu telah menjadi budaya masyarakat di benua Amerika dan Eropa, di Indonesia sendiri kebiasaan mengonsumsi susu belum terbentuk karena berbagai faktor. Ditilik dari sejarah dan geografis, Indonesia merupakan kawasan agraris dan pesisir.

Karenanya hingga abad ke-15, tradisi gembala di Nusantara belum mantap sehingga sumber dan konsumsi makanan hewani berbasis ternak lebih minim tersedia dibandingkan sumber makanan nabati.  Karena itulah konsumsi susu di Indonesia jadi sesuatu yang asing.

Seiring berjalannya waktu konsumsi susu terutama susu kental manis kian meningkat dikarenakan tingginya permintaan terhadap makanan praktis dan bergizi dengan akses yang minim. Ditambah dengan berdirinya peternakan sapi di Pangalengan dan wilayah lainnya di Indonesia, manfaat dan konsumsi susu kemudian bergeser menjadi lebih luas.

Susu kental manis membawa banyak perubahan besar dalam dunia kuliner. Salah satu kelebihannya kita bisa mendapatkan rasa susu tanpa kelembaban yang ada di susu biasa. Selain itu, kandungan serta tekstur susu kental manis dianggap pas untuk makanan dengan tekstur lembut tapi tetap padat. Karena itulah  susu kental manis kian populer di Indonesia  sebagai pelengkap cita rasa makanan maupun minuman.

Susu Kental Manis Frisian Flag Full Cream Gold menjadi salah satu hal yang sering ditemukan di rumah keluarga Indonesia. Selain bisa untuk diminum dengan campuran air saja, Susu Kental Manis Frisian Flag Full Gold juga bisa digunakan sebagai bahan-bahan dalam kreasi berbagai macam makanan dan minuman, apalagi menu kekinian. Banyak cara membuat susu kental manis Frisian Flag agar menjadi kreasi sarapan nikmat yang bisa Anda coba di rumah. 

Susu Kental Manis Frisian Flag Full Cream Gold adalah satu-satunya susu kental manis yang terbuat dari susu segar  dan kandungan zat gizi makro (protein, karbohidrat dan lemak) serta sumber 9 Vitamin (Vitamin A, D3, E, B1, B2, B3, B6, B12 dan C) dan 5 mineral (Kalsium, Fosfor, Selenium, Mangan dan Yodium). Satu porsi Susu Kental Manis Frisian Flag Full Cream Gold mengandung 130 kkal per sachet-nya.  

Kini, selain praktis dan ekonomis susu kental manis Frisian Flag dapat dibeli di mana saja dari warung hingga, mini market, hingga market place terkenal. Untuk penggunaan Anda tak perlu khawatir karena tersedia dengan kemasan beragam, mulai dari ukuran sachet, kaleng, hingga pouch yang mudah disimpan dengan harga cukup terjangkau.

 

(*)

Video Populer

Foto Populer