Sukses


Suka Duka Penonton MXGP Sumbawa di Sirkuit Samota: Panasnya di Ubun-ubun..Tolong Tempat Berteduh Diperbanyak

Bola.com, Sumbawa - Bulan Juni, cuaca panas, pesisir Indonesia Timur, motocross. Lengkap sudah tantangan yang dihadapi penonton ajang balap motocross dunia, MXGP.

Sumbawa kembali menjadi tuan rumah pada seri ke-10 yang digelar di Sirkuit Samota, 24-25 Juni. Menurut masyarakat setempat, antusiasme penonton deikit turun dibandingkan dengan edisi perdana tahun lalu.

"Tahun lalu, lebih ramai karena mungkin pertama kali ya," kata warga Sumbawa, Idham.

Tahun ini, penyelenggara berhasil menjual tiket sampai 30 ribu per Jumat (23/6/2023). Tahun lalu, ajang tersebut dibanjiri penonton, total 50 ribu tiket yang terjual.

Satu di antara penyebab menurunnya animo ialah ada event serupa pada 1-2 Juli di Lombok.

"Jadi ya mungkin orang-orang Lombok menunggu untuk nonton di sana," kata penonton yang bernama Indra Purbiantoro.

2 dari 3 halaman

Panasnya Menggila

Cuaca panas memang menjadi tantangan bagi penonton MXGP. Suhu di Sumbawa pada siang hari mencapai 34 deracat celcius. Bayangkan betapa panasnya. Ditambah lagi debu dari tanah kering yang beterbangan di mana-mana.

Penonton harus memiliki atribut khusus mulai topi hingga masker.

"Kami berharap untuk tahun berikutnya, area teduhnya diperbanyak. Itu saja yang kurang. Tribune juga sangat minim jadi ya berebut berteduh," lanjut Dedi Irawan.

Penonton yang lain, memberi masukan agar akses dipermudah.

"Terutama untuk penonton yang mungkin berat untuk jalan menanjak," lanjut Yuli Israno dari Honda Asosiasi Lombok atau Halo.

3 dari 3 halaman

Ajang Kumpul Komunitas

Meski menantang, para pencinta motor tetap menyambangi ajang ini sebagai momen untuk berkumpul dengan komunitas.

"Pasti akan kami tonton terus apalagi bareng komunitas. Pencinta trabas pasti tidak akan melewatkan balapan ini," tambah Indra Purbiantoro dari komunitas Honda CRF Sumbawa.

Tiket paling murah Rp50 ribu yaitu kelas festival reguler. Sementara untuk yang termahal mencapai Rp9 juta.

"Tahun lalu full penuh sesak, sekarang ada di Lombok jadi mungkin terpecah," lanjut Indra.

Video Populer

Foto Populer