Sukses


Ballon d'Or 2025: Bintang PSG Kirim Psywar Menohok ke Lamine Yamal

Desire Doue, gelandang serang berusia 20 tahun, menyulut perdebatan gara-gara komentarnya yang sangat percaya dirinya tentang Lamine Yamal, soal perebutan trofi Ballon d'Or 2025.

Bola.com, Jakarta - Dunia sepak bola Eropa tengah menyaksikan kebangkitan dua talenta muda yang luar biasa, Lamine Yamal dari Barcelona dan Desire Doue dari Paris Saint-Germain.

Keduanya menarik perhatian luas dan bahkan disebut-sebut sebagai favorit untuk meraih penghargaan Ballon d'Or 2025.

Desire Doue, gelandang serang berusia 20 tahun, baru-baru ini menyulut perdebatan gara-gara komentarnya yang sangat percaya dirinya. Ketika ditanya di TikTok siapa yang lebih baik antara dirinya dan Yamal, ia menjawab dengan sangat yakin, “Saya," tegasnya. 

Pernyataan ini secara memanaskan rivalitas antara Doue dan Yamal, persaingan yang sebelumnya tidak bisa disaksikan fans di final Liga Champions.

Keduanya merupakan favorit untuk Ballon d'Or 2025, meskipun bukan kandidat terkuat. Rekan setim Doue, Ousmane Dembélé, lebih punya kans lebih besar menjadi pemenang.

Namun, Doue dan Yamal diperkirakan masuk dalam perebutan penghargaan individu tertinggi di kancah sepak bola.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Sama-sama Tampil Gemilang

Desire Doue tampil memukau di bawah arahan Luis Enrique di PSG. Dia membantu PSG meraih berbagai trofi, termasuk gelar Liga Champions dan Ligue 1. 

Lamine Yamal, yang baru berusia 18 tahun, menjadi bintang bagi Barcelona dan berperan penting bagi Timnas Spanyol di Euro tahun lalu untuk menjadi juara. Bersama Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick, ia berhasil meraih treble domestik, La Liga, Copa Del Rey, dan Piala Super Spanyol. 

Para penggemar awalnya sangat menantikan final Liga Champions antara Barcelona dan PSG, mengingat performa impresif kedua tim sepanjang turnamen. Barcelona adalah tim teratas di fase liga, sementara PSG menemukan ritme terbaiknya setelah mengalahkan Manchester City, lalu menyingkirkan Liverpool, Aston Villa, dan Arsenal untuk mencapai final.

Harapan final impian yang mempertemukan dua klub raksasa itu pupus setelah Barcelona tersandung saat menjamu Inter Milan. Tim italia itu terbukti menjadi rintangan berat bagi Blaugrana. PSG akhirnya mengalahkan Inter Milan di final dengan skor telak, menjadi salah satu hasil paling timpang dalam sejarah kompetisi tersebut.

Banyak yang berpendapat final Barcelona versus PSG tentu akan menjadi pertarungan yang jauh lebih seru. (Fadillah Setiawan)

Sumber: Sport Illustrated 

Video Populer

Foto Populer