Lamine Yamal Didera Cedera Kronis yang Tak Bisa Disembuhkan di Usia 18 Tahun

Kabar buruk bagi Barcelona dan Timnas Spanyol, Lamine Yamal didiagnosis cedera yang tak bisa pulih.

Bola.com, Jakarta - Bintang muda Barcelona dan Timnas Spanyol, Lamine Yamal, sedang berada di puncak sorotan dunia sepak bola.

Di usia baru 18 tahun, ia sudah digadang-gadang bakal mendominasi panggung sepak bola internasional selama dua dekade mendatang, dengan ambisi besar meraih Ballon d'Or.

Namun, laporan terbaru justru mengungkap kabar kurang menggembirakan: Yamal disebut menderita cedera pangkal paha kronis yang tak bisa disembuhkan.

Belum jelas sejauh mana kondisi itu akan memengaruhi masa depan kariernya.

Sejak menembus tim utama Barcelona pada Agustus 2023 di usia 15 tahun, Yamal telah mencatat berbagai prestasi besar, termasuk dua gelar La Liga dan trofi Euro 2024 bersama Timnas Spanyol.

Penampilannya di bawah asuhan Xavi Hernandez hingga kini bersama pelatih Hansi Flick telah membuktikan kualitas luar biasa yang dimilikinya.

Namun, kabar bahwa ia harus menghadapi masalah fisik serius yang diduga tak memiliki jalan sembuh, kini membuat Barcelona waspada.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Cedera yang Mengintai Sejak Lama

Dalam laga El Clasico jilid pertama musim ini yang dimenangkan Real Madrid dengan skor 2–1 (26-10-2025), sejumlah penggemar memperhatikan ekspresi kesakitan Yamal di lapangan.

Kendati bermain penuh selama 90 menit, performanya tampak menurun dan ia terlihat tidak sepenuhnya bugar.

Sejak awal musim 2025/26, Yamal memang sudah beberapa kali absen di kompetisi La Liga maupun Liga Champions akibat cedera yang sama.

Laporan dari media Spanyol, Sport, menyebutkan bahwa sang pemain menderita pubalgia, kondisi yang menyebabkan rasa nyeri di area pangkal paha akibat pertemuan sejumlah otot di sekitar tulang kemaluan.

Pihak internal Barcelona, menurut laporan tersebut, mulai khawatir bahwa cedera ini bersifat permanen.

"Pertama-tama, kita harus pahami bahwa pubalgia bukan cedera otot, melainkan gangguan pada area pubis, tempat bertemunya beberapa otot," ujar Lluis Puig, seorang fisioterapis.

"Kita harus menanganinya di berbagai level. Ini bukan cedera yang bisa pulih dalam waktu sebulan," lanjut Puig.

"Kondisi ini akan selalu ada, jadi perlu dilakukan latihan pencegahan dan kompensasi agar ia tetap bisa bermain di level tertinggi," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Bukan Kasus Pertama di Barcelona

Masalah serupa rupanya pernah dialami Lionel Messi ketika masih berseragam Barcelona.

Dalam wawancara dengan stasiun radio Buenos Aires club94.7 pada 2019, dikutip The Sun, Messi mengaku sempat berjuang melawan pubalgia selama beberapa waktu.

"Pubalgia itu rumit. Saya sudah lama mengalaminya, jadi saya hanya bisa sedikit berlatih dan tidak bisa bermain di semua pertandingan. Ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dalam semalam. Kondisi saya membaik, tapi belum sepenuhnya pulih dan masih memerlukan perawatan," ujar Messi kala itu.

Meski begitu, sang pemilik delapan Ballon d'Or itu mampu mengelola kondisinya dengan baik dan tetap menorehkan karier gemilang, baik di level individu maupun tim.

Kini, Yamal dihadapkan pada tantangan serupa, mengelola cedera kronis di tengah tuntutan karier panjang yang baru dimulainya.

Ia berharap bisa mengikuti jejak idolanya, tetap bersinar di level tertinggi, meski harus hidup berdampingan dengan rasa nyeri itu.

 

Sumber: Give Me Sport

Video Populer

Foto Populer