Sukses


Xabi Alonso Diterpa Tekanan Besar di Real Madrid: Hubungan dengan Vinicius Kian Retak, Media Spanyol Hujani Kritikan

Hasil imbang 2-2 di markas Elche pada akhir pekan lalu menjadi titik terbaru tekanan yang diterima pelatih Real Madrid, Xabi Alonso.

Bola.com, Jakarta - Real Madrid masih nyaman bercokol di puncak klasemen sementara La Liga dan berpeluang besar lolos ke-16 besar Liga Champions. Secara logika, posisi Xabi Alonso di kursi pelatih Madrid seharusnya aman-aman saja.

Namun, Real Madrid dikenal sebagai klub paling politis, paling keras, dan paling tak kenal ampun di dunia sepak bola. Alhasil, Alonso kini mulai berada dalam sorotan tajam. Dia tahu posisinya sedang diganggu "serigala-serigala" yang mulai menggeram di depan pintu.

Bukan berarti pelatih asal Spanyol tersebut terancam dipecat dalam waktu dekat. Namun, tekanan mulai muncul, dan ada pihak di dalam klub yang sepertinya membiarkan kritik yang ditujukan kepada Xabi Alonso semakin menguat.

Hasil imbang 2-2 di markas Elche pada akhir pekan lalu menjadi titik terbaru tekanan yang diterima Alonso. Madrid tampil buruk, dua kali tertinggal dari tim promosi yang diperkuat dua eks pemain akademi mereka, Aleix Febas dan Alvaro Rodriguez.

Los Blancos baru selamat berkat gol Dean Huijsen serta Jude Bellingham. Hasil itu membuat media Madrid marah besar.

Selain tren tanpa kemenangan menjadi tiga laga, yakni kalah dari Liverpool, dan ditahan Rayo Vallecano serta Elche, performa Real Madrid dinilai tidak meyakinkan. Situasi makin panas karena Barcelona terus menempel ketat di posisi dua klasemen sementara La Liga.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Dihujani Kritikan Media Spanyol

Rentetan hasil kurang memuaskan itu membuat hampir seluruh media Spanyol menyampaikan kritik yang sama: Xabi Alonso dianggap gagal membangun koneksi dengan para pemainnya.

Tomas Roncero, satu di antara jurnalis paling pro-Real Madrid, bahkan menyebut dirinya mulai khawatir karena menurutnya para pemain terlihat bermain tanpa energi dan semangat.

Roncero memberi Alonso nilai "4 dari 10" dalam skala kekhawatiran, tetapi nilainya akan melonjak menjadi "9,5" jika performa buruk El Real terulang pada laga berikutnya melawan Olympiacos dan Girona.

Media besar seperti Marca pun menurunkan judul-judul pedas. Mulai dari "Madrid Sedang Menderita!", "Madrid Lupa Cara Menang!", "Penampilan Ini 'Merusak' Alonso!", hingga "Alonso Mulai Kehilangan Kendali!".

 

3 dari 6 halaman

Hubungan dengan Vinicius Makin Retak

Hubungan Xabi Alonso dengan Vinicius menjadi isu panas. Saat ditarik keluar melawan Barcelona pada 26 Oktober lalu, Vinicius marah besar sambil berteriak: "Inilah alasan saya ingin pergi!".

Beberapa hari kemudian, Diario AS memuat laporan perpanjangan kontrak Vinícius adalah "prioritas absolut", seolah menjadi tekanan langsung kepada Alonso agar memberi menit bermain lebih banyak kepada sang bintang Brasil.

Situasi itu diperparah ketika Alonso hanya memainkan Vini selama 904 dari 1.235 menit di La Liga, serta 270 dari 380 menit Liga Champions. Ketika Vinicius Junior dicadangkan melawan Elche dan baru dimasukkan pada menit ke-57, spekulasi pun meledak di internal klub.

Alonso tentu punya alasan teknis, apakah itu rotasi, skema tiga bek, ataupun kebutuhan fisik jelang laga Eropa. Namun keputusan itu tetap dipandang sebagai pembangkangan oleh sebagian orang dalam klub, dan membuat hubungannya dengan winger asal Brasil itu semakin retak.

 

4 dari 6 halaman

Alonso Dikepung dari Berbagai Arah

Diagnosa yang sama mengenai ketidakpahaman taktik, kurangnya koneksi, mistrust antara pelatih dan pemain kini tersebar luas dan tidak dibantah siapa pun. Informasi itu hanya mungkin terjadi bila ada kebocoran dari ruang ganti, agen pemain, atau tokoh berpengaruh di klub.

Dengan kata lain Xabi Alonso sedang dikepung dari berbagai arah. Madrid juga dinilai masih merasakan dampak pramusim yang buruk dalam dua tahun terakhir karena skuad belum mencapai kebugaran optimal.

Sementara itu, kesuksesan Alonso bersama Bayer Leverkusen justru membuat ekspektasi publik tak realistis. Dalam wawancara eksklusif UEFA beberapa pekan lalu, pelatih berusia 44 tahun itu mengatakan tak ingin memaksakan ide taktik tanpa memastikan pemain benar-benar mengerti dan siap menjalankannya.

Dia bukan tipe pelatih keras kepala yang hanya punya satu cara bermain. Xabi Alonso juga dikenal fleksibel di Leverkusen, memiliki rencana A, B, dan C. Banyak mantan rekan setimnya memuji kecerdasan dan kualitas kepelatihannya.

 

 

5 dari 6 halaman

Wajib Menang

Namun, Alonso tidak pernah berusaha mencari teman di media dan kurangnya dukungan dari sisi tersebut bisa menjadi celah kelemahannya.

Real Madrid di era Florentino Perez telah memecat tak kurang dari 10 pelatih dalam kurun waktu beberapa bulan hingga kurang dari setahun, termasuk Rafael Benitez dan Julen Lopetegui. Maka dari itu, meski terlihat mustahil, ancaman didepak dari Santiago Bernabeu tetap ada bagi Alonso.

Pada akhirnya, satu-satunya jawaban terhadap tekanan ini adalah kemenangan. Xabi Alonso butuh tiga poin, tidak peduli bagaimana caranya. Misi itu pun dimulai saat melawan Olympiacos pada laga kelima league phase Liga Champions musim ini, Kamis (27/11/2025) dini hari WIB.

Sumber: ESPN

6 dari 6 halaman

Simak Persaingan Musim Ini:

Video Populer

Foto Populer