Sukses

Zinedine Zidane merupakan eks pemain sekaligus legenda Real Madrid yang kini menjajaki karier sebagai seorang pelatih Los Blancos

Informasi Pribadi

  • ProfesiManajer Sepakbola
  • Nama LengkapZinedine Yazid Zidane
  • Tempat LahirMarseille, Prancis
  • Tanggal Lahir23 Juni 1972
  • KebangsaanPrancis
  • KlubReal Madrid
  • PosisiManajer
  • Tinggi/Berat Badan185/80
  • PasanganVeronique Zidane

Karier Pemain Sepak Bola

  • AS Cannes U-190 main, 0 gol (1986-1990)
  • AS Cannes22 main, 3 gol (1990-1992)
  • Bordeaux170 main, 38 gol (1992-1996)
  • Juventus212 main, 31 gol (1996-2001)
  • Real Madrid227 main, 49 gol (2001-2006)

Karier Pemain Tim Nasional

  • Prancis U-174 main, 1 gol (1988-1989)
  • Prancis U-186 main, 0 gol (1989-1990)
  • Prancis U-2120 main, 3 gol (1990-1994)
  • Prancis108 main, 31 gol (1994-2006)

Karier Manajer Sepak Bola

  • Real MadridAsisten Pelatih (2013-2014)
  • Real Madrid CastillaPelatih (2014-2016)

    Zinedine Zidane merupakan seorang mantan pemain sepak bola yang kini terjun sebagai pelatih. Zidane saat ini menukangi Real Madrid, klub terakhir yang ia bela sebelum pensiun pada tahun 2006 lalu. Bagi publik Santiago Bernabeu, Zidane bukanlah orang asing, ia sudah dianggap sebagai salah satu legenda sepak bola yang pernah mengharumkan nama Los Blancos selama 5 musim membela Real Madrid.

    Selama aktif bermain, Zidane kerap bermain sebagai gelandang serang atau pengatur serangan di setiap tim yang ia bela. Kemampuannya dalam mengolah bola sudah tidak bisa diragukan, bagaimana tidak, si kulit bundar selalu menempel di kaki Zidane meskipun ia bawa ke sana kemari selama 90 menit. Zizou, panggilan akrab Zidane selalu menjelma bak penyihir ketika sudah bermain di atas lapangan hijau. Ia mampu mengontrol ritme permainan rekan satu timnya dan menjadi 'dirigen' pertunjukkan selama menit bermain masih berjalan.

    Umpan ciamik, gocekan maut, hingga beragam kemampuan yang ia peragai dapat memukau siapa pun yang melihat pertandingan, termasuk para pemain yang tengah bertanding. Ia merupakan seorang jenderal lapangan tengah sejati yang membuat rekan satu timnya merasa aman, entah itu saat menyerang ataupun bertahan. Berkat penampilan gemilangnya, sederet prestasi telah ia raih baik bersama klub maupun individu. Penghargaan tertingginya selama aktif bermain ialah memperoleh Ballon d'Or pada tahun 1998 dan menjadi Pemain Terbaik Dunia Versi FIFA selama medio 1998, 2000, dan 2003.

    Bahkan, Marcello Lippi, manajer Juventus pada tahun 1994-1999 pernah mengatakan bahwa Zidane adalah pemain terbaik dunia pada akhir 1990-an dan awal dekade 2000-an. "Sebagai pelatih, Anda tidak perlu menginstruksikan suatu strategi khusus kepada Zidane. Dia akan melakukan sesuai yang diharapkan. Saya merasa terhormat pernah menjadi manajernya,” ucap Lippi dalam sebuah wawancara pada 2006.

    Namun, momen terakhirnya sebagai pemain sepak bola harus ternodai dengan insiden tak terpuji. Zidane harus menerima kartu merah ketika bermain dalam laga final Piala Dunia tahun 2006 kontra Italia. Waktu itu, Zizou tampaknya sedikit emosi dan tidak sengaja melepaskan tandukan kepala menuju dada bek tengah Italia, Marco Materazzi. Akibatnya, ia harus melihat kekalahan pahit Timnas Prancis dalam laga tersebut dan hanya bisa terdiam kala Italia mengangkat trofi bergengsi Piala Dunia 2006.

    Kembali ke Santiago Bernabeu

    Pasca penutupan karier yang cukup memalukan, Zizou sempat absen dari dunia sepak bola selama empat tahun. Ia ingin menenangkan pikiran dan menata kehidupannya kembali setelah pensiun dari dunia yang membesarkan namanya tersebut. Hingga, pada tahun 2010, ia memutuskan kembali ke Santiago Bernabeu dan menatap masa depan di bidang olahraga yang ia sukai. Pada Juni 2010, Presiden Real Madrid, Florentino Perez memberinya kesempatan sebagai penasihat tim. Kemudian, satu tahun berselang, tepatnya pada Juli 2011, ia ditunjuk untuk menjadi Direktur Olahraga Real Madrid.

    Perjalanannya sebagai pelatih dimulai kala Zizou diberi kesempatan untuk menjadi asisten pelatih Carlo Ancelotti pada tahun 2013. Satu tahun mengamati Ancelotti meracik permainan membuat dirinya tertarik untuk terjun sebagai pelatih. Ia akhirnya diberi kesempatan untuk melatih Real Madrid Castilla, tim muda Los Blancos. Namun, karena lisensi kepelatihan yang dimiliki belum rampung, Zizou terpaksa kembali menjadi asisten pelatih di Real Madrid Castilla. 

    Perjalanan Baru Sang Legenda

    Dipecatnya Rafael Benitez oleh Presiden Real Madrid membuat kursi manajer kosong. Waktu itu Los Blancos masih mencari pelatih yang cocok untuk menukangi Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan. Melihat perkembangan Zidane sebagai pelatih dan faktor kedekatannya dengan Real Madrid membuat Perez menunjuk Zidane sebagai pengganti Benitez.

    Meski tidak mudah, Zizou dapat menunjukkan racikan terbaiknya ketika menukangi Los Blancos di musim pertama. Ia bahkan langsung membawa Real Madrid menjadi jawara Liga Champions musim 2016/2017. Tren positif itu terus berlanjut hingga Zizou mencetak hattrick trofi Liga Champions selama tiga musim berturut-turut. Ia membawa Los Blancos ke dalam level selanjutnya dengan menjuarai Liga Champions edisi 2016/2017; 2017/2018 dan 2018/2019.

    Pasca menjuarai Liga Champions selama tiga kali berturut-turut, Zizou memutuskan untuk rehat sejenak dan meninggalkan kursi kepelatihan Real Madrid. Faktor internal yang sudah tidak baik memaksanya untuk keluar dan mencari angin segar demi kariernya ke depan. Apalagi, pada musim 2018/2019 penampilan Real Madrid di La Liga tidak sebagus musim sebelumnya. Los Blancos tidak dapat menempel ketat Barcelona dalam perebutan juara liga dan terpaut 19 angka hingga akhir musim.

    Namun, pada penghujung musim 2019/2020, Zizou memberikan kejutan dengan kembali megnisi kursi panas nahkoda Los Blancos. Ia menggantikan Santiago Solari yang ternyata membuat suasana internal Real Madrid semakin keruh. "Setelah delapan bulan, saya ingin kembali melatih. Saya mengambil keputusan ini untuk kebaikan semua orang. Kami harus segera berbenah pada sisa musim ini," ujar Zidane.

    Hingga musim 2020/2021 bergulir, Zidane tetap berusaha menunjukkan kemampuan terbaiknya. Kini, Los Blancos menduduki peringkat kedua di dalam klasemen sementara La Liga. Real Madrid hanya terpaut satu angka dari rival se-kotanya, Atletico Real Madrid yang mengemas 67 poin dari 30 laga. Sementara Los Blancos mengemas 66 angka dari 30 pertandingan yang sudah dilalui.