Sukses


    Persela Ungkap Alasan Depak Dzumafo dan Galan

    Bola.com, Lamongan - Manajemen PerselaLamongan resmi mencoret dua pemain asingnya, Herman Dzumafo Epandi dan Jose Pedrosa Galan. Kedua pemain ini diputus kontraknya karena tak memenuhi ekspektasi manajemen dan pelatih selama tampil pada putaran pertama Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo.

    Sebagai bomber tunggal, Dzumafo dianggap minim kontribusi. Pelatih mencatat, dalam satu pertandingan Dzumafo bisa mendapatkan lebih dari satu peluang emas. Namun sayang, ia kerap membuang peluang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol.

    Akhir-akhir ini, Dzumafo juga kalah produktif dibanding striker muda Persela, Dendy Sulistyawan. Data inilah yang dijadikan acuan tim pelatih dan manajemen untuk tak memperpanjang kontrak pemain asal Kamerun tersebut.

    “Setelah kami evaluasi total, ternyata ada masalah di lini depan kami. Ini data yang mengatakan demikian karena itu, dengan pertimbangan teknis tersebut, kami memutus kontrak kedua pemain itu,” sebut Yunan Achmadi, manajer Persela.

    Yunan yakin, sebagai pemain profesional Dzumafo bisa memahami keputusan manajemen. Perbaikan harus dilakukan manajemen sebagai tanggung jawab moral kepada publik Lamongan, suporter dan sponsor.

    Untuk Galan tak jauh berbeda. Pemain asal Spanyol tersebut dianggap minim sumbangsih kepada tim. Padahal di awal kedatangannya ke Lamongan, pemain yang beroperasi sebagai gelandang serang itu tak banyak berbuat untuk tim berjulukan Laskar Jaka Tingkir.

    Alih-alih bisa menjadi jenderal lapangan tengah Persela, Galan lebih banyak berkutat dengan cedera. Ia absen di banyak pertandingan, termasuk pada beberapa laga krusial yang dijalani Persela. Akibatnya, tim pelatih dibuat pusing karena stok pemain berkualitas terbatas.

    Alasan itulah yang meyakinkan manajemen untuk tidak memakai jasa Galan jelang putaran TSC 2016. Pihak klub akan mereka akan mencari pemain pengganti kedua pemain itu agar penampilan Persela di putaran kedua bisa lebih maksimal.

    Persela memang harus melakukan perbaikan. Sebab, posisi juru kunci merupakan capaian terburuk sejak mereka tampil di kompetisi kasta tertinggi pada 2003 lalu. “Kami berterima kasih pada kedua pemain itu,” tutup Yunan.

     

     

    Video Populer

    Foto Populer