Wawancara Bek PSM: Gabung Juku Eja agar Terkenal

Ahmad Maulana ingin bertahan lama di Makassar bersama PSM.

BolaCom | Abdi SatriaDiterbitkan 15 Agustus 2015, 17:03 WIB
PEDE - Ahmad Maulana semakin percaya diri bisa menembus pemain inti pemain PSM. (Bola.com/Ahmad Latando)

Bola.com, Makassar - Sejak memulai karier di tim senior pada 2010, Ahmad Maulana (27) menghabiskan waktunya dengan memperkuat sejumlah klub medioker. Sosok stoper yang gaya rambutnya pernah mirip gelandang Manchester United, Marouane Fellaini, mulai mencuat setelah bergabung di PSM Makassar di ISL 2015.

Namun, eks Persiba Balikpapan ini hanya dua kali tampil bersama Juku Eja karena kompetisi terhenti. Padahal, keputusannya menerima tawaran Hans Peter Schaller (pelatih PSM saat itu) semata agar namanya bisa dikenal publik sepak bola nasional karena bermain di klub besar seperti PSM.

Advertisement

Beruntung, Maulana tidak terlalu lama menunggu menyusul keputusan PSM jadi bagian dari peserta Piala Presiden 2015. Seperti pemain PSM lainnya, Malauna ingin membawa klubnya juara di Piala Presiden untuk kado ulang tahun ke-100 Juku Eja, 2 November mendatang.

Tidak hanya itu, bersama PSM, Maulana sudah merenda sejumlah asa buat masa depannya. Apa saja? Kepada Bola.com, Maulana mengungkapkannya. Berikut penuturannya:

Pada dua laga awal PSM di ISL 2015, Anda selalu jadi starter. Seberapa besar pengaruhnya buat Anda?

Jelas ada pengaruhnya. Minimal kepercayaan diri saya bertambah karena tidak gampang pemain non-Makassar jadi starter di PSM, apalagi untuk posisi stoper. Saya masih muda. Artinya peluang saya menembus tim nasional bisa lebih terbuka bila terus jadi pilihan utama di PSM.

Anda terlihat cepat beradaptasi dengan kondisi dan karakter PSM. Ada kiat khusus?

Normal saja. Apalagi karakter Makassar dan Medan hampir sama. Apalagi kondisi tim dan manajemen PSM sangat kondusif. Begitu pun dengan suporternya yang fanatik. Saya juga merasa betah tinggal di Makassar. Saya malah ingin bertahan lama di PSM.

PSM mematok target juara di Piala Presiden. Anda merasa terbebani?

Tentu tidak, saya malah semakin termotivasi untuk mewujudkan target itu bersama teman-teman di PSM. Apalagi, sejak musim 1999-2000, PSM tidak lagi meraih gelar di level nasional.

Anda cedera lutut ringan saat kembali berlatih di PSM pekan lalu, bagaiman kondisinya sekarang?

Kondisi saya sudah mulai pulih. Istirahat total selama sepekan plus terapi rutin membuat kondisi saya sudah mencapai 80 persen. Insya Allah, saya siap tampil bersama PSM di Piala Presiden. Saya yakin bisa langsung nyetel dengan PSM. Apalagi, duet saya di posisi stoper adalah Agung Prasetyo. Kami tidak ada masalah dengan komunikasi karena sama-sama dari Medan. Saya lebih percaya diri setelah coach Assegaf Razak terus memberi motivasi dan masukan buat meningkatkan performa saya di PSM.

Ada sejumlah pemain mulai membuka usaha untuk menopang kehidupan mereka setelah pensiun nanti. Bagaimana dengan Anda?

Saya juga sudah bersiap untuk hari tua. Saya membuka usaha kafe yang menyediakan aneka jus, sup buah, dan es krim. Lokasinya di Kecamatan Sunggal, Medan. Tidak terlalu besar, tapi lumayan perputaran uangnya. Saat ini kafe itu di kelola oleh tunangan saya, Yachinta Azhary. Rencananya kami akan menikah akhir tahun ini.

Sebagai pemain, apa harapan Anda terkait kondisi sepak bola nasional?

Sama seperti pemain lain, kami ingin segera ada kepastian kompetisi digelar. Sepak bola adalah hidup, status, dan kebanggaan kami sebagai pemain. Semoga kisruh sepak bola Indonesia bisa cepat berlalu.   

Baca Juga :

Wawancara Rasyid Bakri: Cinta dan Bangga PSM, Emoh ke Klub Lain

Wawancara Paulo Sitanggang: Ditawari Tes Klub Luar Negeri, tapi..

Wawancara Pelatih PSM: Tekad Kembalikan Nama Besar Juku Eja