46 Pebulutangkis Muda Masuk Tahap Karantina Beasiswa Djarum

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 06 Sep 2015, 15:15 WIB
Pebulutangkis asal Pekalongan, Emanuel Joseph Suryo Hartono, menangis terharus setelah dinyatakan lolos masuk tahap karantina Audisi. (Bola.com/Arief Bagus)

Bola.com, Kudus - Grand final Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2015 meloloskan 46 pebulutangkis U-13 dan U-15 ke tahap karantina. Pengumuman dilaksanakan seusai tes fisik di GOR Djarum, Kudus, Minggu (6/9/2015). Dengan demikian, ada 16 peserta yang tereliminasi di tahap terakhir ini.

Peserta tahap karantina perinciannya adalah 22 atlet U-13 putra, 11 atlet U-13 putri, delapan atlet U-15 putra, dan lima atlet U-15 putri. Saat pengumuman, masing-masing anak mendapatkan amplop tertutup berisi keterangan lolos atau tidak. Para peserta kemudian harus membuka amplop secara bersamaan.

Advertisement

Beragam ekspresi tersaji saat amplop-amplop terbuka. Ada yang langsung melompat-lompat kegirangan, menandakan mereka lolos. Sedangkan yang tidak lolos menunduk sedih atau menangis sesenggukan. Para orang tua juga bergegas memeluk anak masing-masing.

Seluruh atlet yang lolos bakal menjalani karantina selama sepekan. Ini adalah tahap final dari seluruh proses seleksi. Seusai karantina masih ada tahap eliminasi terakhir. Pengumuman atlet yang bakal mendapat beasiswa bulutangkis Djarum dilaksanakan pada 13 September 2015.

"Nanti saat karantina akan dilihat semangat dan konsistensi mereka dalam latihan. Kami lihat karakternya, apakah punya karakter juara atau tidak. Gampang diarahkan atau tidak. Bisa tidak beradaptasi dengan lingkungan. Memang idealnya adaptasi tiga bulan, tapi sepekan ini kami bisa melihatnya,” ujar Pelatih Kepala PB Djarum, Fung Permadi.

Fung mengatakan untuk kategori U-15 kriteria penilaian didasarkan pada beberapa hal. Salah satunya apakah sang pemain bisa cepat berkembang atau tidak. Selain itu cara main juga sangat penting. PB Djarum mencari atlet yang sesuai standar mereka.

“Untuk U-13 kami sengaja mencari yang cara mainnya bisa mengikuti arah permainan atlet dunia. Sempat ada pertanyaan soal postur juga, apakah PB Djarum sudah tidak mementingkan postur. Jawabannya bisa ya atau tidak. Kalau untuk U-13 sangat sulit memprediksi posturnya. Tak ada alat yang bisa memprediksi tinggi badan,” imbuh Fung Permadi.

Salah seorang atlet U-13 yang lolos, Emanuel Joseph Suryo Hartono, tak kuasa membendung air matanya saat dinyatakan lolos. Pemain yang dikenal sangat pendiam ini berhak masuk karantina. “Senang banget,” kata Jose, panggilan akrabnya, singkat.

Pebulutangkis asal Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah ini, termasuk salah satu peserta audisi paling muda. Usianya baru 10 tahun. Dia sempat mengikuti audisi di Purwokerto, tapi gagal melaju ke grand final. Tak patah arang, pengidola pebulutangkis pelatnas, Hendra Setiawan, tersebut kembali mengikuti audisi umum di Kudus dan kali ini berhasil masuk grand final.

“Saat karantina saya tidak menunggui. Memang sejak awal dia sendiri yang ingin ikut audisi, ingin masuk PB Djarum. Saya mendukung saja,” kata ayah Jose, Rudi Hartono.

Sementara itu, peserta seleksi asal Minahasa, Sulawesi Utara, Gerret I.M. Kuron, tak henti-henti mengusap air mata yang terus mengalir. Pebulutangkis U-13 putra yang lolos lewat audisi umum Manado tersebut gagal mewujudkan cita-citanya masuk ke klub PB Djarum. “Hanya tertunda. Enggak papa, pokoknya tetap semangat terus,” kata sang ibu, Meifa Warokka.

Baca Juga: 

Beasiswa Djarum: Kisah Senar Raket Putus dan Nasihat Sang Idola

10 Anak Absen Grand Final Audisi Beasiswa Djarum, Ini Alasannya

Saat Dua Bocah Gorontalo Bermimpi Menembus Pelatnas