Kas Hartadi: Borneo FC Akan Baik-baik Saja Tanpa Iwan Setiawan

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 21 Nov 2015, 07:00 WIB
Kas Hartadi (kiri) mengambil alih tanggung jawab Iwan Setiawan (kanan) sebagai pelatih kepala Pusamania Borneo FC. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta Setelah tumbang dari PS TNI melalui adu penalti pada Kamis (19/11/2015) di Stadion Gelora, Delta, pelatih kepala Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan meletakkan jabatannya. Posisinya digantikan asistennya, Kas Hartadi.

Kini, beban berat itu ada di pundak mantan pelatih Sriwijaya FC itu. Kas Hartadi pun sadar, tugasnya tak ringan. Ia harus melakukan pembenahan, tak hanya pada masalah teknis, tapi juga nonteknis. Meski ia mengenal jeroan tim ini, tetap tak mudah baginya untuk mengatasi masalah ini.

Advertisement

Bola.com pada Jumat (20/11/2015) berkesempatan mewawancara Kas Hartadi. Bagaimana pelatih asal Solo tersebut menyikapi tugas dan tanggung jawab barunya?

Bagaimana menurut pandangan Anda berkaitan dengan keputusan Iwan Setiawan mundur setelah Borneo FC kalah dari PS TNI?

Saya tidak bisa beropini soal keputusan orang lain. Tapi saya melihat, keputusan Coach Iwan adalah bentuk tanggung jawab terhadap profesinya, manajemen PBFC, pada timnya, dan janjinya.

Bagi saya, apa pun keputusan Coach Iwan, hanya beliau yang tahu. Saya pikir, dengan pengalaman dan jam terbangnya sebagai pelatih yang sudah malang melintang di sepak bola Indonesia, ia tahu yang terbaik untuk dirinya dan mana yang tidak.

Bagaimana sosok Iwan Setiawan di mata Anda?

Iwan adalah sosok pelatih yang baik dan punya kemampuan mumpuni. Beliau memang kerap melontarkan komentar pedas, tapi saya tahu, dia selalu respeks pada semua lawannya. Meski tidak pernah mengutarakan maksud dari komentarnya soal lawan, saya tahu dia hanya bicara fakta dan data.

Kini Anda kembali menjadi pelatih di pentas sepak bola kasta tertinggi, perasaan Anda?

Biasa saja, karena saya sudah pernah menjadi pelatih kepala di beberapa klub ISL. Saya hanya meneruskan apa yang sudah
dibangun pelatih sebelumnya.

Bagi Anda, ditunjuknya Anda menjadi pelatih kepala itu beban atau justru keuntungan?

Bukan keduanya, saya tidak merasa terbebani, juga tidak merasa diuntungkan. Karena penunjukan ini sifatnya situasional. Saya akan berusaha melakukan yang terbaik untuk tim ini, semoga di pertandingan sisa, kami bisa bangkit.

Dari hasil evaluasi, apa kelemahan tim Anda saat ini?

Konsentrasi dan fisik pemain yang menurun saat memasuki 15 menit terakhir.

Mungkinkah masalah tersebut dibenahi di sisa waktu yang ada?

Kalau untuk pembenahan fisik di waktu yang ada saya rasa tidak mungkin bisa. Sekarang yang harus dibenahi adalah mental tanding dan mengangkat motivasi pemain. Soal teknis tentu saya harus menerapkan tak-tik dan strategi yang tepat untuk menutupi kekurangan.

Apa yang Anda suntikkan agar motivasi pemain kembali terdongkrak?

Kalah-menang dalam sebuah pertandingan itu biasa, bukan kiamat. Jangan larut dalam kesedihan, masih ada tiga sisa pertandingan yang bisa dimenangi.

Strategi apa yang akan Anda terapkan?

Setiap pertandingan pasti berbeda, tidak bisa saya sebutkan. Biar itu menjadi rahasia kami. Lihat saja saat pertandingan. Semoga apa yang saya inginkan berjalan sesuai dengan yang saya harapkan. Saya juga menyiapkan skenario lain jika cara pertama tak
berjalan maksimal.

Kondisi tim sendiri saat ini bagaimana?

Alhamdulillah tetap kondusif. Anak-anak sudah bisa melupakan kekalahan itu. Mereka jadikan hasil kemarin sebagai pelajaran berharga. Ini sangat penting guna menatap laga selanjutnya. Pada latihan terakhir Jumat (20/11/2015, semua sudah kembali normal. Kami akan baik-baik saja sepeninggal Coach Iwan Setiawan.