3 Pekerjaan Mihajlovic agar AC Milan Stabil pada 2016

oleh Deny Adi Prabowo diperbarui 06 Jan 2016, 03:00 WIB
Pelatih AC Milan asal Serbia, Sinisa Mihajlovic. (AFP/Vincenzo Pinto)

Bola.com, Milan - AC Milan memulai 2016 dengan berbagai harapan besar. Salah satunya adalah tidak mengulang sejumlah hasil buruk yang dituai pasukan Sinisa Mihajlovic sepanjang 2015. 

Pada dua musim sebelumnya, Milan absen berlaga di kompetisi Eropa. Kini, mereka sudah memakai jasa pelatih ketiga sejak Januari 2014. Namun, tanda-tanda perubahan yang dibawa Mihajlovic tak terlihat pada awal musim lantaran I Rossoneri takluk empat kali dari tujuh laga pembuka.

Advertisement

Pelatih asal Serbia itu pun dinilai belum menemukan konsistensi permainan timnya. Mereka ditahan imbang tanpa gol oleh Atalanta dan Carpi. Mereka juga sempat diimbangi Hellas Verona, tim yang tak pernah menang hingga pekan ke-17.

Ujungnya, Mihajlovic pun diklaim sebagai kambing hitam. Dia dituntut untuk melakukan perubahan setelah Silvio Berlusconi menghabiskan lebih dari 80 juta euro untuk mendatangkan pemain baru, antara lain Carlos Bacca dan Luiz Adriano. 

Meski begitu, banyak pihak Milan harus memberikan waktu lebih untuk Mihajlovic. Berikut ini adalah tiga cara yang bisa dilakukan Mihajlovic pada 2016 agar performa Milan membaik. 

Jaga konsistensi formasi

Bukanlah ide yang brilian jika kestabilan skema permainan terus terganggu. Permasalahan inilah yang dianggap menjadi salah satu titik krusial dalam skuat Milan. 

Mencari kombinasi skema permainan memang menjadi tugas utama Mihajlovic. Apalagi, ia memiliki skuat yang bisa dibilang terlalu gemuk karena terdapat sekitar 30 pemain yang terdaftar di skuat utama. 

Bek AC Milan asal Brasil, Alex. (AFP/Filippo Monteforte)

Bila melihat dua kompetisi yang dijalani Milan (Serie A dan Coppa Italia), nama-nama seperti Alex atau Antonio Nocerino bisa dijadikan alternatif untuk merampingkan skuat. Dengan begitu, Mihajlovic dipastikan dapat lebih mudah menentukan skema terbaik yang dapat dipatenkan. 

Manjakan Carlos Bacca

Carlos Bacca menjadi salah satu pemain yang penampilannya impresif bersama Milan hingga jeda pertama Serie A 2014-2015. Meski baru berkarier di Italia, dia sudah mencetak delapan gol di ajang Serie-A. 

Namun, performa Bacca dinilai bisa dapat dikembangkan lagi. Menurut Whoscored, Bacca hanya menciptakan 1,5 tembakan per laga. Catatan itu pun jauh tertinggal jika dibandingkan dengan striker Juventus, Paulo Dybala, yang sukses menciptakan 1,5 tembakan per pertandingan. 

Striker AC Milan asal Kolombia, Carlos Bacca. (AFP/Alberto Pizzoli)

Padahal, menurut catatan Squawka, Bacca bisa memaksimalkan 71 persen dari total 21 tembakan ke gawang hingga pekan ke-17. Dengan akurasi seperti itu, dia sebenarnya dengan mudah bersaing dengan Gonzalo Higuain yang menjadi top scorer sementara dengan 16 gol.

Namun, selain Ricardo Montolivo, Mihajlovic hanya punya satu pemain yang memiliki kreativitas di atas rata-rata, yakni Giacomo Boneventura. Dengan begitu, Mihajlovic harus mencari cara bagaimana membuat Bacca menjadi target man bagi rekan-rekannya sehingga serangan Milan tak lagi sporadis. 

Temukan obat keroposnya lini pertahanan 

Pertahanan menjadi salah satu masalah Milan sejak menjual Thiago Silva ke PSG pada 2012. Pada musim ini, I Rossoneri kebobolan 21 gol di Serie A, atau hanya beda dua gol dari Genoa yang menempati posisi ke-17. 

Sebagai solusinya, mereka memboyong Alessio Romagnoli dari AS Roma. Sudah tampil sebanyak 16 kali, pria 20 tahun itu terus menunjukkan perkembangan dan mulai bisa membuktikan bisa menjadi bagian dari pertahanan tim pada masa depan.

Namun, masalah tetap muncul dari beberapa pemain lainnya. Meskipun, Luca Antonelli bermain solid di bek kiri, dua bek Milan lainnya dalam formasi 4-4-2 versi Miha dinilai masih tampil di bawah standar.

Bek AC Milan asal Italia, Alessio Romagnoli. (AFP/Vincenzo Pinto)

Alex ditengarai menjadi pilihan terbaik sebagai duet Romagnoli. Namun, Alex kini sudah berusia 33 tahun sehingga kecepatan bukanlah atribut yang dapat diandalkan. 

Posisi bek kanan juga bergejolak. Performa Ignazio Abate naik turun karena pengaruh cedera dan Mattia De Sciglio belum menemukan performa terbaiknya sejak pertengahan musim 2013-2014.

Dengan begitu, Mihajlovic wajib menemukan solusi, salah satunya adalah membeli pemain bek yang multiposisi dan merencanakan skuat idealnya untuk musim depan. Jika ini terus dibiarkan, anggapan Milan yang dulu dikenal sebagai memiliki pintu pertahanan terbaik di Italia hanya tinggal kenangan saja.

Sumber: Berbagai sumber