5 Pelatih Bulutangkis Indonesia yang Melatih di Luar Negeri

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 06 Jul 2016, 18:15 WIB
Hendrawan dan Rexy Mainaky (AFP)

Bola.com, Jakarta - Sudah sejak lama Indonesia dikenal sebagai negara raksasa di cabang bulutangkis. Atlet bulutangkis Indonesia kerap membuat harum nama bangsa kala tampil di ajang internasional sejak puluhan tahun silam.

Advertisement

Tak hanya produsen pemain, Indonesia juga melahirkan sejumlah pelatih. Selain di dalam negeri, pelatih bulutangkis Indonesia juga ada yang berkarier di luar negeri. Mereka punya bermacam alasan saat memutuskan untuk melatih di luar negeri dan membuat pebulutangkis negara asing menjadi pesaing atlet pelatnas PBSI di turnamen internasional.

Berikut adalah pelatih asal Indonesia yang pernah atau sedang menjadi pelatih bulutangkis di luar negeri:

2 dari 6 halaman

1

Reony Mainaky (kedua dari kanan), hingga saat ini masih melatih di Jepang. (Dok. Pribadi)

1. Reony Mainaky

Reony Mainaky saat ini menjadi pelatih di Jepang. Ia adalah salah satu anggota keluarga Mainaky yang juga pernah menjadi pebulutangkis nasional.

Tiga saudaranya, yaitu Richard, Rexy, Marlev, saat ini bekerja sebagai pelatih di pelatnas PBSI Cipayung. Pada awal 2014, Reony sempat dikabarkan bakal pulang dan melatih di Cipayung, sama seperti saudara-saudaranya. Namun entah mengapa rencana tersebut batal dan hingga kini Reony masih betah melatih di Jepang.

Selain menangani klub, Reony juga dikontrak oleh timnas bulutangkis Jepang. Kebangkitan bulutangkis Jepang belakangan ini tak lepas dari kerja Reony.

3 dari 6 halaman

2

Rexy Mainaky, pernah melatih di Inggris dan Malaysia sebelum menjadi Kabid Binpres PBSI. (AFFP/Amin)

2. Rexy Mainaky

Sama seperti Reony, Rexy adalah anggota keluarga Mainaky. Semasa menjadi pemain, Rexy meraih banyak prestasi di nomor ganda putra bersama Ricky Subagdja. Salah satu prestasi gemilang pasangan Ricky/Rexy ini adalah saat meraih medali emas Olimpiade Atlanta 1996.

Setelah pensiun, Rexy menekuni karier sebagai pelatih. Ia pernah melatih di Inggris, kemudian dikontrak selama tujuh tahun oleh Badminton Association of Malaysia (BAM) sebagai pelatih ganda putra. Ia menyelesaikan kontrak di tim Malaysia pada 2012. Setelah itu Rexy menerima jabatan sebagai pelatih kepala selama setahun di tim bulutangkis Filipina.

Pada awal 2014, Rexy memutuskan untuk pulang. Ia kemudian mengemban jabatan Kabid Pembinaan dan Prestasi Pelatnas PBSI hingga sekarang.

4 dari 6 halaman

3

Hendrawan, menjadi pelatih tunggal putra di pelatnas PBSI dan sekarang melatih di Malaysia. (Badminton.org)

3. Hendrawan

Kebalikan dengan Rexy, Hendrawan justru lebih dulu melatih di pelatnas PBSI sebelum memutuskan menerima tawaran melatih Malaysia pada 2010. Juara dunia 2003 di nomor tunggal putra ini ditugasi melatih pemain-pemain muda Malaysia.

Kini, kakak ipar Hendra Setiawan ini punya peran penting karena pemain-pemain asuhannya bakal memegang peran besar di tim Malaysia. Penyebabnya adalah penampilan Lee Chong Wei yang mulai menurun karena faktor usia. Jika Chong Wei memutuskan pensiun, pemain asuhan Hendrawan yang akan jadi tumpuan Malaysia di masa depan.

5 dari 6 halaman

4

Atik Jauhari, ikut menangani tunggal putri andalan India, Saina Nehwal. (Istimewa)

4. Atik Jauhari

Atik Jauhari adalah pelatih nasional Indonesia dan memiliki sederet anak didik dengan catatan prestasi kelas dunia. Liem Swie King, Icuk Sugiarto, Hastomo Arbi dan Eddy Kurniawan pernah menjadi pemain asuhan Atik di era 80-an. Sementara pada nomor ganda, Atik pernah menangani Tjun Tjun/Johan Wahyudi dan Bobby Ertanto/Hadibowo.

Selepas dari PBSI, Atik berkelana melatih di Swedia, Thailand, hingga India. Ketika menjadi pelatih kepala India pada 2009-2010, Atik ikut andil mengorbitkan Saina Nehwal menjadi salah satu pemain tunggal putri tangguh, sempat menduduki peringkat satu dunia, dan menyaingi dominasi tunggal putri Tiongkok.

6 dari 6 halaman

5

Tong Sin Fu, kecewa dengan pemerintah Indonesia dan memutuskan untuk menetap di Tiongkok. (PB Djarum.org)

5. Tong Sin Fu

Tong Sin Fu adalah sosok bertangan dingin yang menjadi pelatih Alan Budikusuma, Ardy Wiranata, Joko Supriyanto, Hariyanto Arbi, dan Susy Susanti. Mereka semua menjadi pemain Indonesia di nomor tunggal yang bergantian menguasai hampir seluruh turnamen bulutangkis di era 1990-an.

Om Tong, begitu ia biasa dipanggil, adalah pria kelahiran Lampung. Ia kini menetap dan melatih di Tiongkok. Sosok berusia 73 tahun ini kecewa lantaran permohonannya untuk menjadi WNI ditolak oleh pemerintah Indonesia dan memutuskan pindah ke Tiongkok seusai kerusuhan 1998.

Indonesia pantas kehilangan, karena di tangan Tong Sin Fu, lahir pebulutangkis Tiongkok yang punya prestasi hebat. Pemain sekelas Lin Dan, Xia Xuanze, dan ganda putra Cai Yun/Fu Haifeng adalah contoh pemain yang dibina oleh Tong Sin Fu.

 

Berita Terkait