Belasungkawa dari Menpora RI untuk Mendiang Djoko Susilo

oleh Muhammad Ridwan diperbarui 26 Jan 2016, 21:40 WIB
Ucapan belasungkawa Menpora Imam Nahrawi untuk Djoko Susilo yang meninggal dunia pada Selasa (26/1/2016) dalam usia 55 tahun di Rumah Sakit Ali Sibro, Ciganjur, Jakarta Selatan. (Bola.com)

Bola.com, Dili - Menpora Imam Nahrawi mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya salah satu dari anggota Tim Transisi, Djoko Susilo. Ia menyebut mantan duta besar Indonesia untuk Swiss itu telah banyak berkontribusi membenahi tata kelola sepak bola Tanah Air.

Djoko meninggal dunia pada Selasa (26/1/2016) dalam usia 55 tahun di Rumah Sakit Ali Sibro, Ciganjur, Jakarta Selatan. Pria yang pernah menjadi anggota DPR dari Fraksi PAN itu dikabarkan meninggal akibat serangan jantung.

Rencananya, jenazah almarhum akan dikebumikan di Boyolali, Jateng. Tempat tersebut dipilih karena kabupaten yang terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah ini merupakan kampung halaman Djoko.

Advertisement

"Dari Dilli, Timor Leste, saya dan jajaran Kemenpora ikut berbela sungkawa dan berduka cita yang mendalam atas kepergian sahabat saya Djoko Susilo. Semoga almarhum Husnul Khotimah dan mendapat tempat termulia di sisi Allah SWT," tulis Imam dalam siaran pers, Selasa (26/1/2016).

"Selamat jalan Sahabat yang baik hati, idealis, dan penuh dedikasi. Berbagai kontribusi bapak pada negara dan bangsa, termasuk kontribusi dalam perjuangan memperbaiki tata kelola sepak bola nasional bakal dikenang," lanjutnya.

Menurut menteri yang juga politisi PKB tersebut, sosok Djoko Susilo merupakan teladan bagi masyarakat, terutama kalangan olahraga. Pasalnya, ia sangat kritis terhadap persoalan-persoalan besar yang ada di sekitar, dan mau terlibat memberikan kontribusi mencari solusi dan perbaikan.

"Kesediaan beliau masuk ke dalam tim bentukan pemerintah guna mengevaluasi dan memperbaiki tata kelola persepakbolaan nasional merupakan contoh bagaimana ia ingin terus memberikan kontribusi memperbaiki kondisi, meski ia sendiri harus berjuang mengatasi kesehatan tubuhnya," jelasnya.

Semasa hidupnya, pria kelahiran 6 Juli 1961 ini dikenal sebagai salah satu pecinta sepak bola. Ketika masih menjadi Duta Besar di Swiss, Djoko beberapa kali menyoroti bobroknya tata kelola sepak bola Indonesia.

Inilah yang membuat dipercaya masuk ke dalam Tim Transisi Tata Kelola Sepak Bola Indonesia setelah sebelumnya ditunjuk sebagai salah satu anggota Tim Sembilan. Namanya juga masuk ke daftar Tim Kecil yang direncanakan menjadi tim pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan FIFA terkait roadmap pembenahan sepak bola Indonesia.

Sebagai anggota Tim Sembilan dan Tim Transisi, Djoko Susilo yang juga mantan wartawan ini terbilang kritis terhadap PSSI. Salah satu pernyataan kontraversialnya adalah menyebut PSSI dan klub ISL sebagai sarang mafia dan tempat pencucian uang.