Wawancara M. Hargianto: Terlalu Lama Jadi Cadangan Menyiksa Saya

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 24 Mar 2016, 17:00 WIB
Pemain muda Surabaya United yang sedang dipinjamkan ke PS Polri, M. Hargianto, yakin pelatih tidak akan menutup mata jika ia bermain apik dalam setiap pertandingan. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Bola.com, Denpasar - Sewaktu membela Timnas U-19, M. Hargianto adalah salah satu pemain pilar. Peran dan kontribusinya bagi tim besutan Indra Sjafri kala itu sangat besar. Ini tak lepas dari kualitas sang pemain serta karakteristiknya yang petarung.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki kelebihan pada eksekusi bola-bola mati. Hargianto tak jarang menyarangkan bola lewat tendangan keras dan terukur. Pemain asal DKI Jakarta itu juga memiliki visi bermain yang bagus dan umpan-umpan akurat.

Tetapi, di Surabaya United ia seakan tenggelam. Pemain yang beroperasi di sektor tengah ini jarang mendapat kesempatan. Bakat besar sang pemain seolah dikesampingkan, terutama selama musim 2015. Pelatih Ibnu Grahan pun lebih memilih Asep Berlian ketimbang dirinya.

Di PS Polri, Hargianto kembali memanas. Ia tak hanya bermain maksimal di setiap kesempatan yang diberikan pelatih kepala Bambang Nurdiansyah, tapi juga mencetak gol lewat tendangan bebas kala PS Polri ditahan 1-1 oleh Persipura Jayapura (21/3/2016).

Apa yang membuat Hargianto tampil apik selama bermain untuk PS Polri? Berikut petikan wawancara bola.com dengan Hargianto.

Apa yang membuat Anda tampil baik di PS Polri?
Motivasi ingin membawa PS Polri memenangi setiap pertandingan. Ini juga tak lepas dari kepercayaan yang diberikan pelatih. Lantaran sudah dipercaya, saya harus membayarnya dengan bermain maksimal.

Apakah juga ingin buktikan bahwa Anda tidak sepatutnya dicadangkan layaknya di Surabaya United?
Itu salah satunya, tapi bukan yang utama. Semua pemain pasti akan berusaha memberikan yang terbaik ketika diberi kesempatan, dan itulah yang saya lakukan di PS Polri.

Advertisement

Apa yang membedakan di PS Polri dengan Surabaya United?
Di sini saya mendapatkan banyak kesempatan bermain, di Surabaya United musim lalu bisa dihitung dengan jari. Dalam konteks ini, saya tidak bermaksud menyalahkan siapa-siapa, saya hanya bicara fakta, bahwa saya jarang diturunkan.

Apakah iming-iming masuk anggota Polri menjadi alasan Anda bermain baik?
Tidak saya mungkiri, hal itu memengaruhi penampilan saya. Tapi jauh lebih dari itu, saya hanya ingin bermain di level yang sesuai dengan kemampuan saya.

Apa perbedaan pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah, dan pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan?
Semua pelatih berbeda, baik pribadi maupun cara melatihnya. Tapi, soal keilmuannya saya rasa sama saja. Soal siapa yang lebih baik, saya rasa sangat subyektif. Jadi saya tidak bisa menjawabnya.

Jika bisa memilih, Anda memilih dilatih siapa di antara kedua pelatih itu?
Meski seandainya, saya tidak bisa menjawab pertanyaan ini. Keduanya pelatih saya, dan saya membela kedua tim yang mereka tangani sekarang. Yang jelas, saya menikmati latihan di bawah komando mereka.

Apa harapan Anda ke depan, baik bersama PS Polri maupun Surabaya United?
Saya berharap bisa bermain reguler dan mendapatkan lebih banyak kesempatan. Terlalu lama duduk di bangku cadangan sangat menyiksa saya. Saya ingin bermain dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi tim.

Baik bersama PS Polri maupun Surabaya United, saya ingin kedua tim ini bisa meraih gelar. PS Polri juara di Piala Bhayangkara dan Surabaya United di ISC A nanti.

Bagaimana kalau ternyata Anda kembali sering dicadangkan oleh pelatih Surabaya United?
Untuk itu di Piala Bhayangkara inilah saya ingin menunjukkan bahwa saya mampu dan bisa dipercaya. Kalau pun lagi-lagi tidak sesuai harapan, saya rasa pelatih punya pertimbangan tersendiri. Tapi saya yakin, pelatih di klub manapun tak akan menutup mata kalau saya memang bermain bagus.