5 Hal yang Bisa Membuat Lorenzo Pindah dari Tim MotoGP Yamaha

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 08 Apr 2016, 07:15 WIB
Jorge Lorenzo, santer dikabarkan bakal pergi dari Yamaha karena tak juga melakukan tanda tangan kontrak baru. (Reuters/Heino Kalis)

Bola.com, Jakarta - Kontrak Jorge Lorenzo dengan Yamaha bakal selesai pada akhir musim MotoGP 2016. Hingga saat ini, pebalap berjuluk X-Fuera itu belum juga meneken tanda tangan perpanjangan kontrak dengan Yamaha. 

Advertisement

Sementara rekan setim Lorenzo, Valentino Rossi, sudah memperpanjang kontrak hingga dua tahun ke depan. Hal ini tentu memicu rumor, juara dunia MotoGP tiga kali itu bakal hengkang. Tim yang santer diberitakan bakal mengontrak Lorenzo adalah Ducati.

Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Pebalap asal Spanyol itu bisa saja hengkang dari Yamaha karena punya sejumlah alasan kuat. Jika akhirnya juara dunia MotoGP 2015 itu pergi, kira-kira apa saja alasan yang mendukungnya buat pergi?

1. Tak Puas dengan Perlakuan Yamaha

Jorge Lorenzo menjadi juara dunia di kelas 250 cc pada 2006 dan 2007. Setelah naik ke kelas MotoGP, Lorenzo langsung bergabung dengan tim Yamaha pada 2008.

Dua musim bergabung dengan tim garpu tala, Lorenzo meraih gelar juara pertama di kelas MotoGP pada 2010. Setelah itu, pebalap asal Spanyol tersebut kembali menyumbang gelar juara dunia pada 2012 dan 2015.

Namun tiga gelar juara dunia agaknya tak membuat Lorenzo menjadi anak emas Yamaha. Tim pabrikan asal Jepang itu bahkan terkesan lebih memprioritaskan Valentino Rossi.

Hal ini yang mungkin membuat Lorenzo memendam kekecewaan. Lorenzo menyumbang tiga gelar juara dunia, namun justru Rossi yang diperlakukan istimewa. Wajar jika hal ini kemudian yang membuat Lorenzo hengkang.

2 dari 4 halaman

2

Dua pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi, sulit untuk akur setelah terlibat sejumlah perseteruan. (AFP/Photo/Josep Lago)

2. Perseteruan dengan Valentino Rossi

Sulit jika ada dua matahari dalam satu tim. Lorenzo adalah pebalap hebat. Namun kehebatannya itu seakan tertutup oleh status legenda hidup yang disandang Valentino Rossi.

Lorenzo sudah pernah berada dalam satu tim dengan Rossi di Yamaha pada musim 2008-2010 dan 2013. Pada periode itu, bibit persaingan panas sudah terjadi.

Keduanya tak pernah mau berbagi garasi. Ide untuk membatasi garasi dengan penutup sempat mencuat karena Lorenzo dan Rossi tak mau rahasia dapur masing-masing terlihat.

Musim lalu, perseteruan runcing terjadi lagi. Rossi yang unggul poin pada klasemen sebelum seri terakhir di GP Valencia, harus kehilangan gelar karena disusul Lorenzo yang akhirnya menjadi juara dunia.

Setelah itu Rossi terus melontarkan komentar yang menuduh Lorenzo dibantu oleh pebalap Honda yang juga berasal dari Spanyol, Marc Marquez, dalam usahanya meraih gelar juara dunia.

Yamaha sudah meminta perseteruan musim lalu untuk dilupakan. Namun sulit untuk melakukan hal tersebut. Buktinya, di seri pembuka GP Qatar 2016, Rossi sudah menebar komentar yang menyerang Lorenzo. Kala itu Rossi menuduh Lorenzo menghalangi jalannya pada sesi kualifikasi.

3 dari 4 halaman

3

Jorge Lorenzo, bisa mencontoh Valentino Rossi yang pindah tim untuk mencari tantangan baru. (Reuters/Albert Gea)

3. Petualangan Baru

Sejak naik ke kelas MotoGP pada 2008, Jorge Lorenzo langsung bergabung dengan Yamaha. Hingga sekarang, ia tak pernah pindah ke tim lain.

Buat seorang pebalap, Lorenzo sudah mendapatkan segalanya. Tiga gelar juara dunia bersama Yamaha bisa saja membuatnya butuh tantangan baru.

Hal ini pernah dialami Valentino Rossi. Setelah berjaya bersama Honda, The Doctor membuat keputusan mengejutkan kala pindah ke Yamaha yang masih merupakan tim lemah pada 2004. Hal tersebut diulangi Rossi setelah sukses bersama Yamaha dan pindah ke Ducati pada 2011.

4. Bayaran yang Lebih Tinggi

Uang bukan segalanya. Namun tetap saja faktor bayaran dan nilai kontrak punya pengaruh, apalagi buat pebalap juara dunia sekelas Jorge Lorenzo.

Saat kontraknya dengan Yamaha habis, tim manapun yang meminati jasa Lorenzo pasti akan menawari kontrak dengan nilai yang tinggi.

Rumor yang berkembang, Lorenzo juga memendam kekecewaan. Alasannya karena Yamaha tak memenuhi tuntutan kontrak yang diminta Lorenzo. Pebalap berusia 28 tahun itu meminta kontrak baru sebesar 10 juta Euro, sementara Yamaha hanya menyanggupi 8 juta Euro.

Di sisi lain, Ducati kabarnya sanggup mengabulkan nilai yang diminta Lorenzo ke Yamaha. Kalau hal ini yang betul-betul terjadi, kepindahan Lorenzo hanya tinggal tunggu waktu saja.

4 dari 4 halaman

4

Yamaha agaknya lebih memilih Valentino Rossi untuk berdampingan dengan Maverick Vinales. (Bola.com/Vitalis Yogi/Twitter)

5. Yamaha Incar Maverick Vinales

Usia Valentino Rossi yang saat ini menginjak 37 tahun membuat Yamaha butuh penerus. Hanya saja, Rossi malah disodori kontrak baru yang berakhir pada 2018.

Sepertinya Yamaha belum mau kehilangan Rossi yang dinilai masih punya potensi, baik di dalam maupun luar lintasan. Namun untuk terus menahan Lorenzo juga sulit, karena faktor dua matahari yang tak bisa disatukan dalam satu tim. Belum lagi soal bayaran tinggi yang diminta Lorenzo.

Pilihan yang masuk akal buat Yamaha adalah melepas Lorenzo, tapi menyiapkan pengganti Rossi yang merupakan pebalap muda dengan talenta hebat. Harapannya, sang penerus mendapat ilmu dari Rossi sebelum akhirnya The Doctor pensiun.

Kondisi itu membuat Maverick Vinales masuk bursa. Pebalap Suzuki itu adalah rookie terbaik tahun lalu. Status itu sudah cukup untuk menjelaskan talenta Vinales. Usia yang masih muda, 21 tahun, plus talenta hebat membuat Vinales gencar diisukan bakal menggantikan Lorenzo di tim MotoGP Yamaha.