Kekompakan Pemain Persib Diuji usai Lengsernya Dejan Antonic

oleh Zaidan NazarulWiwig Prayugi diperbarui 13 Jun 2016, 12:00 WIB
Pemain dan ofisial Persib Bandung saat akan menuju Stadion Sidoarjo, Sabtu (11/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun) Pemain dan Official Persib Bandung bersip menuju Stadion Sidoarjo, Sabtu (11/6/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Surabaya - Persib Bandung akhirnya mengakhiri kerja sama dengan pelatih Dejan Antonic pada Sabtu (11/6/2016) di Sidoarjo, usai Maung Bandung digulung Bhayangkara Surabaya United 1-4 dalam lanjutan Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.

Dejan mengakui cukup tertekan menjadi pelatih Persib, pada saat tim terpuruk, ia tak bisa berbuat banyak karena tekanan dari suporter.

"Saya tidak mau memaksakan diri bertahan kalau memang dituntut mundur. Tidak apa-apa, semua fair dan saya juga tak masalah tidak melatih Persib," kata Dejan.

Sebelum pertandingan itu, suasana di tim Persib tak seperti biasanya. Ada kondisi di mana para pemain terlihat 'terpecah' dan tertekan. bola.com berada di hotel tempat menginap Persib di Sidoarjo, sejak Sabtu pagi, untuk merekam aktivitas pemain dan pelatih sebelum pertandingan.

Pada Sabtu pagi, awalnya pemain Persib akan menjalani latihan. Namun, Dejan mengurungkan sesi latihan dengan tujuan supaya permain beristirahat karena pertandingan berlangsung malam hari.

Pada pukul 12.00 WIB, pemain masih berada dalam kamar masing-masing, hanya ada beberapa pemain yang makan siang. Dejan Antonic dan Darko Vargec juga makan siang sambil bersantai.

Beberapa jam kemudian, para pemain mulai beraktivitas. Namun, hanya ada sedikit potret kebersamaan dalam tim itu menjelang pertandingan. Pemain yang menjalankan salat Ashar di masjid, yakni Samsul Arif, Purwaka Yudi, Dias Angga, M. Natshir, dan Tantan. Sementara yang lain beraktivitas sendiri-sendiri.

Advertisement

Pukul 17.00, pemain dijadwalkan briefing lalu buka puasa bersama. Robertino Pugliara bersama Juan Belencoso mengobrol di lobi, sementara Kim Kurniawan sendiri dan turun dari kamar bersama Dejan dan Darko.

Situasi itu berbanding terbalik saat Persib Bandung tampil di Piala Presiden 2015. Pada saat itu, masih ada pemain-pemain senior seperti Firman Utina, Supardi, dan M. Ridwan yang saat ini memperkuat Sriwijaya FC.

Kekompakan pemain menjadi kunci sukses Persib juara Piala Presiden di tangan pelatih Djadjang Nurdjaman. Maklum, mereka sudah membangun kebersamaan semenjak ISL 2014 dan sukses menjadi juara.

Manajer Umuh Muchtar saat dimintai keterangan soal kurang kompaknya pemain Persib mengatakan, tidak ada gap antara masing-masing pemain. Hanya, situasi terkini Persib (hasil minor di TSC) yang membuat pemain sulit berkembang.

"Soal pemain tidak ada masalah, mereka baik-baik saja semua. Hanya, memang ada sedikit problem saat ada pemain yang diturunkan terus tapi tampil buruk. Contohnya Juan Belencoso, sejak diuji di Ciamis saya sudah berikan peringatan kepada dia," kata Umuh.

Seusai turnamen segitiga di Ciamis, Umuh memang meminta Dejan mengevaluasi Juan Belencoso yang hanya mencetak dua gol (1 saat Piala Bhayangkara, 1 gol dicetak di Ciamis). 

"Tapi Belencoso tetap diturunkan, begitu juga Kim Kurniawan," kata Umuh.

Pada saat itu, memang terjadi perbedaan pendapat antara Umuh dengan Dejan. Dejan masih memberikan kesempatan kepada Juan Belencoso, sementara versi Umuh, Belencoso sudah sepatutnya dievaluasi secara total.

Seusai pengunduran diri Dejan dan Darko, pernyataan Umuh berubah. Kepada wartawan di Bandung, Minggu (12/6/2016), Umuh mengatakan pemain bawaan Dejan Antonic tetap aman di Persib, termasuk Kim dan Belencoso.

Manajemen memberi kesempatan kepada Herrie Setiawan sebagai caretaker. "Mungkin kalau ditangani pelatih lain mereka bisa tampil bagus," ucapnya.

Tugas berat ada di pundah Herrie pasca lengsernya Dejan Antonic, yakni membuat para pemain tak lagi tertekan dan bangkit. "Tim (pemain) tidak ada masalah apapun. Kekalahan kemarin memang mengecewakan tapi pemain harus bangkit untuk menghadapi pekan berikutnya," kata Herrie.

Sponsored by :