Sri Wahyuni: Berawal dari Ikut-ikutan, Berujung Perak Olimpiade

oleh Oka Akhsan diperbarui 07 Agu 2016, 15:15 WIB
Lifter putri Sri Wahyuni Agustiani menjadi penyumbang medali pertama buat kontingen Indonesia pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. (AFP/Goh Chai Hin)

Bola.com, Jakarta - Sri Wahyuni Agustiani berhasil menorehkan tinta emas dalam sejarah olah raga Indonesia. Lifter putri berusia 21 tahun itu menjadi atlet Indonesia pertama yang meraih medali pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Minggu (7/8/2016).

Yuni, sapaan akrab Sri Wahyuni, menyabet perak dari cabang angkat besi kelas 48 kg dengan total angkatan 192 kg (85 kg Snatch dan 107 kg Clean & Jerk).

Advertisement

Dia menjadi atlet angkat besi keenam yang merebut medali Olimpiade setelah Lisa Rumbewas, Sri Indriyani, Winarni, Eko Yuli Irawan, dan Triyatno.

Jika menengok kiprahnya ke belakang, pencapaian Yuni di Negeri Samba sebenarnya tak terlalu mengejutkan. Dara kelahiran Bandung, 13 Agustus 1994, itu sudah berprestasi sejak masih belia.

Yuni memang atlet berbakat. Dia menekuni angkat besi karena ikut-ikutan sang adik yang sudah lebih dulu menekuni olah raga tersebut. Dasar bertalenta, karier Yuni malah lebih cemerlang ketimbang adiknya.

Pada 2010, Yuni meraih tiga perak pada Kejuaraan Angkat Besi Asia di Tashkent, Uzbekistan. Padahal, pada saat itu usianya masih 16 tahun.

Tiga tahun berselang, Yuni kembali menggebrak dengan merebut emas ajang Islamic Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Indonesia dan SEA Games (SEAG) di Naypyitaw, Myanmar. Dia juga meraih dua perak pada Kejuaraan Asia di Astana, Kazakstan.

Yuni semakin disegani di kancah dunia pada 2014. Dia merebut dua emas dan satu perak pada Kejuaraan Dunia Junior di Kazan, Rusia, pada Juni dan menyabet perak Asian Games di Incheon, September. Yuni juga meraih perunggu pada Kejuaraan Dunia Senior di Almaty, Kazakstan, dua bulan kemudian.

Namun, setelah menjalani tahun yang penuh prestasi, performa Yuni menurun. Dia gagal meraih medali pada Kejuaraan Dunia 2015 di Houston, AS, September. Yuni juga hanya menembus empat besar pada Kejuaraan Asia Senior 2016, April.

Karena penurunan performanya itu, Yuni sempat hampir dicoret dari tim angkat besi Indonesia untuk Olimpiade Rio. Namun, karena menunjukkan keinginan untuk maju, dia pun akhirnya tetap masuk tim.

Keputusan yang tepat karena Sri Wahyuni Agustiani mampu memenuhi ekspektasi pada Olimpiade pertamanya di Rio de Janeiro. Dengan usia yang masih muda, karier Yuni masih panjang. Jika terus bekerja keras, bukan tak mungkin dia sukses meraih emas pada Olimpiade Tokyo empat tahun lagi.

BIODATA

Nama: Sri Wahyuni Agustiani
Lahir: Bandung, 13 Agustus 1994 (21 tahun)
Postur: 147 cm/47 kg
Pendidikan: Jurusan Hukum Universitas Bhayangkara, Bekasi, Jawa Barat.

REKAM JEJAK DI KEJUARAAN BESAR*

2010

- 3 Perak Kejuaraan Asia Remaja di Tashkent, Uzbekistan
Snatch: 62 kg (2)
Clean & Jerk: 75 kg (2)
Total angkatan: 137 kg (2)

2013

- 2 Perak Kejuaraan Asia Senior di Astana, Kazakstan
Snatch: 76 kg (5)
Clean & Jerk: 100 kg (2)
Total angkatan: 176 kg (2)

- Medali emas SEA Games 2013 di Naypyitaw, Myanmar
Snatch: 82 kg (1)
Clean & Jerk: 113 kg (1)
Total angkatan: 195 kg (1)

2014

- 2 emas dan 1 perak Kejuaraan Dunia Junior di Kazan, Rusia
Snatch: 81 kg (2)
Clean & Jerk: 105 kg (1)
Total angkatan: 186 kg (1)

- Medali perak Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan
Snatch: 80 kg (6)
Clean & Jerk: 107 kg (1)
Total angkatan: 187 kg (2)

- 1 perunggu Kejuaraan Dunia Senior di Almaty, Kazakstan
Snatch: 77 kg (9)
Clean & Jerk: 106 kg (3)
Total angkatan: 183 kg (4)

2015

- Kejuaraan Dunia Senior di Houston, Amerika Serikat
Snatch: 78 kg (18)
Clean & Jerk: 104 kg (9)
Total angkatan: 182 kg (10)

2016

- Kejuaraan Asia Senior di Tashkent, Uzbekistan
Snatch: 85 kg (4)
Clean & Jerk: 106 kg (7)
Total angkatan: 191 kg (6)

- Medali perak Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil
Snatch: 85 kg (2)
Clean & Jerk: 107 kg (2)
Total angkatan: 192 kg (2)

*Sumber: International Weightlifting Results Project (IWRP)