Foto Selfie dan Diplomasi Olahraga Korea Utara

oleh Arinaldo Habib Pratama diperbarui 10 Agu 2016, 19:15 WIB
Korea Selatan, Lee Eun-ju, Pesenam lantai Korea Utara,Hong Un-jong, berfoto bersama di sela-sela perhelatan Olimpiade Rio 2016. (Reuters)

Bola.com, Rio de Janeiro - Foto selfie pesenam lantai Korea Selatan, Lee Eun-ju, dan Korea Utara,Hong Un-jong, di sela-sela perhelatan Olimpiade Rio 2016 menjadi perbincangan hangat di publik, terutama media sosial. Namun, tak sedikit yang mengkhawatirkan kelanjutan nasib sang atlet Korut, Hong Un-jong.

Mereka bertanya-tanya apakah Hong bakal mendapat hukuman saat kembali ke Korea Utara. Namun, menurut seorang analis, Michael Madden, hal tersebut tidak akan terjadi karena selfie tersebut bagian dari politik luar negeri Korea Utara. 

Advertisement

Seperti dilansir BBC, Rabu (10/8/2016), Korea Utara disebut telah menggunakan diplomasi olahraga sebagai kebijakan nasional sejak 1980. Itu menjadi salah satu cara yang tidak formal untuk dapat berinteraksi dengan dunia luar.

Sebelumya, Korea Utara juga menggunakan diplomasi olahraga saat bernegosiasi dengan Korea Selatan untuk mengirimkan delegasi bersama pada Olimpiade 2000, 2004, dan 2008. 

Lagipula, Hong Un-Jong juga sempat memeluk atlet Amerika Serikat, Simone Biles, pada sebuah kompetisi internasional pada 2014. Padahal, Korea Utara menjadikan Amerika Serikat sebagai musuh bebuyutan mereka.

Di Korea Utara, menjadi atlet adalah salah satu cara tercepat untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Sejak tahun 2013, setiap atlet dan keluarganya akan mendapatkan satu kamar apartemen beserta perabotannya.

Salah satu media negara Korea Utara menegaskan komitmen partai berkuasa di sana, Partai Pekerja Korea, adalah mendukung semua atlet untuk mendapatkan hasil yang terbaik di kompetisi internasional. Atlet yang berhasil mengharumkan nama bangsa di ajang internasional, bakal mendapatkan sambutan hangat dan meriah saat kembali ke Korut. 

Siapapun atlet yang mampu meraih prestasi di kompetisi internasional, terutama Olimpiade, akan dibuatkan film dokumenter oleh media negara. Kisah mereka juga dipublikasikan menggunakan bahasa Inggris yang kemudian dibagi-bagikan kepada wisatawan. 

Bahkan sejak 2011, Kim Jong Un menginstruksikan mempercepat pembangunan berbagai fasilitas olahraga dan berbagai dukungan finansial untuk atlet. Kim juga mengadakan berbagai pertemuan dengan para atlet dan menggelar pesta untuk mereka. Perlakuan ini jauh berbeda dibandingkan 25 tahun yang lalu. Saat itu para atlet yang gagal tampil baik di kompetisi internasional dihukum mati.

Pada tahun 2010, tim sepak bola Korea Utara yang gagal lolos dari penyisihan grup di Piala Dunia Brasil, disebut-sebut ditugaskan ke kamp kerja paksa. Yang paling mencolok, media negara Korea Utara tak pernah memberitakan soal atlet yang gagal di kompetisi internasional.  

Sumber: BBC