4 Kebiasaan Eksentrik Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 03 Des 2016, 08:00 WIB
Alfred Riedl, pelatih timnas Indonesia. (Bola.com/Vitalis Yogi)

Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, pertama kali menangani Tim Merah-Putih pada Piala AFF 2010. Ia kembali dipercaya menjadi pelatih pada Piala AFF 2014 dan Piala 2016.

Advertisement

Sejauh ini, Alfred belum bisa membawa Indonesia meraih gelar juara. Pada 2010, Indonesia hanya meraih posisi runner-up karena kalah dari Malaysia. Sementara pada 2014, langkah timnas terhenti di babak penyisihan.

Sejauh ini di Piala AFF 2016 sang mentor sukses mengantar Tim Garuda lolos ke semifinal. Keberhasilan Timnas Indonesia ke fase gugur turnamen terhitung dramatis.

Sempat terseok-seok di dua laga penyisihan Grup A, melawan Thailand (2-4) dan Filipina (2-2), Boaz Solossa dkk. lolos dari lubang jarum dengan memenangi duel penutup versus Singapura (2-1). Kemenangan ini mengantar Indonesia ke semifinal sebagai runner-up grup mendampingi Thailand.

Lama menukangi Timnas Indonesia, ada sejumlah kebiasaan Alfred yang mungkin terlihat unik, atau bahkan eksentrik. Padahal pria asal Austria itu punya alasan tersendiri mengapa memiliki kebiasaan tersebut.

Lalu apa saja kebiasaan unik dari Alfred Riedl?

2 dari 5 halaman

1. Salam Tinju

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, dan pelatih Timnas Vietnam, Nguyen Huu Thang. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jika bertemu dengan orang, Alfred Riedl kerap menyodorkan kepalan tangan. Ia kelihatan lebih nyaman beradu kepalan ketimbang bersalaman. Alfred rupanya memiliki alasan khusus menyangkut kebiasaan yang populer dengan nama Fist Bump ini.

"Kebanyakan orang di sini tak mencuci tangan setelah selesai dari kamar mandi. Tidak semuanya, tapi kebanyakan orang. Itu yang membuat saya melakukan Fist Bump," kata Alfred.

3 dari 5 halaman

2. Tak Mau Dipanggil Riedl

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, saat menghadiri pre match conference sebelum laga lawan Vietnam. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Alfred Riedl tak suka dipanggil dengan nama belakangnya oleh orang yang lebih muda. Menurutnya, hal itu termasuk dalam tindakan yang tidak sopan. Ia meminta orang yang lebih muda untuk memanggilnya dengan nama depan.

"Anda boleh memanggil saya memakai nama belakang jika Anda berumur sebaya atau lebih tua dari saya. Jika Anda berumur lebih muda, panggil saya dengan nama depan," kata pria berusia 67 tahun ini.

4 dari 5 halaman

3. Tak Mau Dipegang Saat Bersalaman

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, saat menghadiri pre match conference sebelum laga lawan Vietnam. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Dalam budaya Indonesia, bersalaman saat bertemu dan berpisah merupakan hal yang biasa terjadi. Terkadang salaman tersebut malah diikuti dengan pelukan atau sekedar tepukan di bahu yang menunjukkan keakraban.

Namun, hal tersebut tak selamanya berkenan di mata Alfred Riedl. Pada suatu kesempatan, Alfred pernah menegur seorang jurnalis yang bersalaman sambil menepuk bahunya.

"Tolong jangan pernah lakukan hal itu lagi pada saya. Saya serius," kata mantan arsitek Vietnam dan Laos itu.

Soal hal ini, Alfred tak menjelaskan secara detail kenapa ia tak nyaman jika tubuhnya disentuh orang lain.

5 dari 5 halaman

4. Tepat Waktu dan Menghargai Janji

Alfred Riedl, saat memimpin latihan Timnas Indonesia di Stadion Pakansari, Cibinong, Jumat (2/12/2016). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Alfred Riedl adalah orang yang menghargai janji, termasuk pada para jurnalis yang meminta waktu untuk melakukan wawancara khusus.

Ia akan menepati janji untuk datang dalam sesi wawancara jika memang sudah menyanggupinya. Alfred bahkan terkadang datang lebih awal dari waktu yang sudah ditetapkan.

Selain itu, ia juga sosok yang tepat waktu. Pria berusia 67 tahun itu bisa marah jika ada orang yang tidak tepat waktu.

Contoh terakhir bisa dilihat ketika ia marah kepada supir yang datang terlambat. Padahal supir itu bertugas mengantar Alfred ke tempat pre match conference pertandingan leg pertama Timnas Indonesia vs Vietnam.

 

Berita Terkait