Protes soal Nemanja Vidakovic Ditolak, Arema Pertanyakan Data GTS

oleh Iwan Setiawan diperbarui 06 Des 2016, 16:20 WIB
Protes Arema Cronus atas Bali United yang dianggap menurunkan pemain akumulasi, Nemanja Vidakovic, ditolak. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Bola.com, Malang - Upaya Arema Cronus mendapatkan poin tambahan untuk memimpin klasemen sementara Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo mental.

Protes yang dilayangkan manajemen Arema karena menganggap Bali United menurunkan pemain terhukum, Nemanja Vidakovic, dalam pertandingan di Sadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar (3/12/2016) dapat jawaban yang tidak mengubah hasil pertandingan.

Dalam surat balasan operator TSC, PT GTS, Nemanja Vidakovic dianggap sah. Karena mereka sudah melakukan koreksi terhadap data-data dari perangkat pertandingan. Namun dalam surat itu tidak dilampirkan rincian jumlah kartu kuning yang dikantongi Vidakovic.

Advertisement

Padahal manajemen Arema sudah mengirimkan semua bukti data dan vidio dimana striker Australia itu terkena kartu kuning. "Sekarang kami minta data dari GTS. Dimana saja Vidakovic menerima kartu kuning. Kami akan cek ulang," tegas General Manager Arema Ruddy Widodo.

Perlu diketahui, Arema mempersoalkan status Vidakovic karena mengantongi lima kartu kuning dan sesuai aturan dia harusnya absen. Saat pertandingan berjalan, manajemen Arema sempat melakukan komunikasi lisan dengan GTS terkait status pemain bernomor punggung 99 itu.

Dalam situs resmi operator TSC juga mendadak berubah dari lima kartu menjadi enam kartu kuning setelah pertandingan. Arema menilai hasil pertandingan tidak akan berakhir imbang 2-2 jika Bali United main tanpa Vidakovic.

Dan sekarang bukan persoalan hasil yang hanya diburu Arema. Tapi juga kevalidan data dari operator juga. Kubu Bali United sejalan dengan PT GTS.

Pelatih Serdadu Tridatu Indra Sjafri mengaku punya catatan sendiri tentang perolehan kartu semua pemainnya. Namun mantan pelatih timnas U-19 ini juga tidak menyebutkan berapa perolehan kartu striker andalannya itu.

"Kalau memang ada kesalahan ya harus diakui agar tidak terulang di event selanjutnya," sambung Media Officer Arema Cronus, Sudarmaji.

 

Berita Terkait