4 Hal yang Perlu Diperbaiki Timnas Indonesia versi Aji Santoso

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 10 Des 2016, 14:45 WIB

Bola.com, Lamongan - Timnas Indonesia berhasil lolos ke final Piala AFF 2016 setelah menyingkirkan Vietnam dengan agregat 4-3. Capaian itu didapat Tim Garuda setelah tidak terkalahkan pada dua laga semifinal.

Pada leg pertama yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, anak buah Alfred Riedl menang 2-1 atas Vietnam. Kepastian ke final mereka peroleh setelah berhasil menahan Vietnam 2-2 pada leg kedua di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam.

Sebuah capaian yang bisa dibilang mengejutkan, mengingat di ajang ini Timnas Indonesia tidak diunggulkan. Maklum, sepak bola Indonesia sempat vakum di pentas internasional akibat sanksi FIFA sekitar setahun lebih.

Advertisement

Selain itu, persiapan Boaz Solossa dkk. juga sangat mepet. Belum lagi pelatih Alfred Riedl tidak memiliki banyak kesempatan untuk memilih pemain yang dibawa ke ajang ini. Perlu diingat, Alfred hanya bisa memanggil dua pemain setiap klub saat melakukan seleksi sehingga tak semua pemain terbaik di Indonesia bisa dimaksimalkan.

Kendati begitu, Timnas Indonesia menunjukkan semangat luar biasa sejak laga perdana babak penyisihan grup. Mereka berjuang keras setahap demi setahap dengan menyisihkan dua tim kuat macam Filipina dan Singapura di Grup A. Dan terakhir, Vietnam menjadi korban Tim Merah-Putih.

Terlepas dari cerita sukses tersebut, di mata eks pelatih Timnas U-23 SEA Games 2013, Aji Santoso, masih banyak catatan yang harus diperhatikan Timnas Indonesia jika ingin jadi juara Piala AFF 2016.

Apa saja itu? Berikut empat perbaikan yang perlu dilakukan Timnas Indonesia agar bisa menjuarai Piala AFF 2016 menurut Aji Santoso:

1. Pertahanan
Pertahanan Timnas Indonesia menjadi titik terlemah selama Piala AFF 2016. Koordinasi antarpemain saat menggalang pertahanan tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, mereka kerap meninggalkan celah mengangah yang bisa dieksploitasi lawan.

Para pemain kerap tidak kompak saat melakukan transisi dari menyerang ke bertahan. Dukungan lini tengah dalam menutup ruang gerak dan ruang tembak pemain lawan bisa dibilang minim, terutama di tiga pertandingan penyisihan grup.

Cara bertahan mereka memang lebih baik pada dua pertandingan semifiinal kontra Vietnam. Namun, masih perlu ditingkatkan karena Thailand yang akan menjadi lawan mereka di final memiliki sederet pemain yang sangat tajam. Kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi bencana bagi Indonesia. Maka itulah, kekompakan dalam bertahan musti ditingkatkan.

2 dari 2 halaman

Fokus dan Konsentrasi

2. Fokus dan Konsentrasi
Para pemain Timnas Indonesia masih sering belum atau kehilangan fokus, terutama di menit awal dan akhir. Fokus dan konsentrasi mereka sering mengendur dan hal ini dimanfaatkan lawan untuk menjebol gawang Indonesia.

Di final, hal ini tak boleh terulang karena Thailand bakal sabar menunggu kesempatan untuk menghukum Indonesia jika ada sedikit saja kesalahan.

3. Kinerja pemain tengah
Kinerja pemain tengah musti ditingkatkan, terutama peran gelandang bertahan. Sejauh ini gelandang bertahan kurang maksimal. Mereka kerap kalah duel dengan pemain lawan dan kurang bisa membaca permainan serta aliran bola lawan.

Mereka harus bisa memutus atau berusaha sekeras mungkin mematahkan serangan Thailand dari tengah. Tanpa itu, sulit bagi Indonesia bisa menahan gempuran Thailand yang bervariasi. Ingat, Thailand adalah tim yang sangat matang. Mereka juga punya banyak kiat membongkar pertahanan lawan.

Tak cukup, gelandang bertahan Indonesia harus bisa mengatur tempo permainan. Jangan mengikuti irama permainan yang dikembangkan Thailand. Hal itu akan merugikan Indonesia.

4. Mentalitas dan Semangat
Tidak hanya faktor teknis, para pemain Indonesia musti menebalkan keyakinan bahwa mereka bisa mengalahkan Thailand. Memang, di atas kertas Timnas Indonesia kalah segalanya dari Thailand. Mereka sudah lama berkumpul, secara head to head, para pemain Thailand memiliki kemampuan di atas pemain Indonesia, dan mereka juga lebih kompak saat bermain dalam sebuah grup.

Untuk menghadapi tim sekuat ini, dibutuhkan mentalitas baja. Timnas Indonesia tidak boleh kalah sebelum perang. Semangat besar yang mereka tunjukkan selama ini harus kembali dikobarkan.

Berita Terkait