Liga 2: Merasa Dirugikan, Persis Layangkan Protes ke PSSI

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 02 Mei 2017, 16:45 WIB
Persis melayangkan protes resmi ke PSSI atas kerugian-kerugian yang terjadi saat duel melawan Sragen United (30/4/2017) di Sragen. (Bola.com/Ronald Seger)

Bola.com, Solo - Laga panas derby Surakarta antara Sragen United versus Persis Solo di Stadion Taruna, Sragen, Minggu (30/4/2017), berbuntut panjang. Manajemen Persis resmi melayangkan surat protes ke Komisi Disiplin (Komdis) PSSI baik untuk kepimpinan wasit Bambang Sutiono hingga Panitia Pelaksana (Panpel) tim tuan rumah.

Pernyataan tersebut disampaikan CEO PT Persis Solo Saestu, Bimo Putranto, dalam jumpa pers di mes pemain, Selasa (2/5/2017).

"Banyak kejadian yang sangat merugikan dan mencederai fairplay. Wasit Bambang Sutiono kami anggap tidak profesional. Kami punya bukti rekaman video yang juga turut dikirimkan bersama surat," kata Bimo Putranto.

Bimo menjelaskan hal pertama yang jadi bahan protes adalah keputusan wasit yang tidak memberi pelanggaran maupun kartu kepada kiper Sragen United, Andi Setiawan.

Mantan kiper Persela Lamongan itu dengan sengaja menendang kepala gelandang Dedi Cahyono dengan lututnya hingga pingsan. Pemain bernomor punggung 18 itu harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Advertisement

Beberapa saat sebelum kejadian itu, Dedi diklaim dilanggar di area penalti lawan. Alhasil, keputusan kontroversi tersebut membuat para pemain Persis di bangku cadangan tersulut emosi hingga keributan antarpemain pun terjadi.

Bek cadangan Persis, Hendri Aprilianto, berkelahi dengan pemain Sragen United di tengah lapangan. Anehnya, wasit Bambang justru salah memberi kartu merah kepada bek sayap Andriantono Ariza. Kesalahan tersebut disebut Bimo Putranto masuk dalam surat protes ke PSSI.

"Seharusnya wasit bisa memimpin profesional dan membawa sepak bola yang bermartabat. Kami ingin PSSI memberikan sanksi tegas kepada wasit dan siapapun yang merusak citra sepak bola Indonesia," ujar Bimo.

Selain itu manajemen Persis juga melaporkan panpel Sragen United terkait buruknya kinerja penyelenggaraan pertandingan. "Panpel terkesan memaksakan pertandingan yang sebenarnya tidak siap dalam hal persiapan. Apalagi banyak manual liga yang dilanggar, termasuk daya tampung stadion yang sebenarnya tidak mencukupi," tegasnya.