Tri Kusharjanto Berharap PBSI Serius Siapkan Pelapis Owi / Butet

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 01 Okt 2017, 20:35 WIB
Legenda ganda campuran Indonesia, Tri Kusharjanto, di sela-sela turnamen XTRM Modern Badminton Country Club (MBC) Open 2017 di Modern Country Club, Cikokol, Tangerang, Minggu (1/10/2017). (Bola.com/Wijayanto)

Bola.com, Tangerang - Legenda ganda campuran Indonesia, Tri Kusharjanto, berharap PBSI serius mempersiapkan pemain pelapis yang nantinya akan menggantikan peran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Menurut pria yang akrab disapa Trikus tersebut, pemain pelapis harus disiapkan secepat mungkin supaya tak ada kekosongan prestasi saat Tontowi/Liliyana memutuskan gantung raket. 

Advertisement

Tontowi/Liliyana masih menjadi tumpuan Indonesia di berbagai turnamen bergengsi. Ganda campuran Indonesia itu tercatat menyumbangkan medali emas pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016 dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow. 

Di sektor ganda campuran, pelapis terdekat Owi/Butet adalah Praveen Jordan/Debby Susanto. Bahkan, Praveen/Debby berhasil mengungguli ranking pasangan seniornya setelah menjuarai Korea Terbuka Super Series 2017 dan melaju hingga semifinal Jepang Terbuka 2017. 

Praveen/Debby kini bercokol di peringkat ketiga, sedangkan Tontowi/Liliyana ranking keempat. Namun, dua ganda campuran Indonesia lainnya masih belum bisa menembus peringkat 30 besar dunia. Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika menempati posisi ke-34, adapun Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, di posisi ke-36. 

"Owi/Butet sudah bisa jalan sendiri. Yang perlu dilakukan sekarang adalah menambah pelapis-pelapis di bawahnya. Jarak prestasi dan kemampuan antara satu pasangan dengan pasangan lain harus rapat," kata Trikus saat ditemui Bola.com di sela-sela turnamen XTRM Modern Badminton Country Club (MBC) Open 2017 di Modern Country Club, Cikokol, Tangerang, Minggu (1/10/2017). 

"Pelapis harus rapat, jadi kalau Owi/Butet pensiun, prestasi di ganda campuran tidak lepas. Jangan sampai seperti tunggal putri, setelah era Susy Susanti terus hilang lama (prestasinya)," sambung pemain yang berjaya saat berpasangan dengan Minarti Timur tersebut.

Tri Kusharjanto mengatakan bulutangkis Indonesia sebenarnya tidak mengalami kemunduran. Namun, Indonesia tak bisa sedominan dulu karena negara-negara lain sudah semakin maju. Supaya tak tertinggal, Trikus menegaskan pembinaan pemain muda mutlak harus dilakukan dengan serius. 

"Jangan lengah melakukan pembinaan untuk melapisi senior. Sejak zaman saya masih bermain, yang diturunkan selalu lebih sering pemain senior, jarang memperhatikan junior. Imbasnya setelah regenerasi habis, baru setelah sekian lama muncul yang baru," kata Trikus. 

"Pemain muda harus diberi perhatian lebih. Soalnya pemain senior sudah bisa jalan sendiri.  Jangan sampai regenerasi terputus," imbuh Tri Kusharjanto, yang meraih medali perak pada Olimpiade Sydney 2000.