Cerita Ibunda Evan Dimas saat Terjadi Teror Bom di Surabaya

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 15 Mei 2018, 20:15 WIB
Pesepak bola Indonesia, Evan Dimas, didampingi ibunya, Ana Darmono saat jumpa pers di Kantor Kemenpora. Sang ibunda dengan setia menemani putra sulungnya yang akan merantau ke negeri matador. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Surabaya - Seluruh masyarakat Surabaya dibuat syok oleh aksi bom bunuh diri di sejumlah lokasi di Surabaya, begitu juga dengan keluarga Evan Dimas yang tinggal di wilayah Surabaya Barat.

Aksi terorisme ini membuat keluarga gelandang Selangor FA tersebut sangat berhati-hati saat keluar rumah. Apalagi, ketika aksi bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) ibu dan saudara Evan berada di dekat lokasi kejadian.

Advertisement

"Beberapa saat setelah bom itu meledak, saya bersama rombongan yang akan menuju ke Madura berada di dekat lokasi. Saat itu jalan yang ke arah Mapolrestabes ditutup, saya lihat ada banyak polisi dan Walikota Surabaya, Bu Risma (Tri Risma Harini) berada di dekat garis polisi," ujar Ana, ibunda Evan.

Pada saat yang nyaris bersamaan, Evan menghubungi ibunya via Whats'App. Evan pun sempat marah ke ibunya lantaran sang ibu tak mengindahkan permintaannya supaya tidak keluar rumah.

"Saat bom di gereja meledak, Evan sudah telepon saya. Dia bilang, ibu sama adik-adik tidak usah keluar rumah dulu. Banyak bom dan tidak aman buat ibu dan adik-adik. Makanya saat bom di Mapolrestabes, Evan ingatkan saya lagi," ujar Ana, ibunda Evan.

Saat itu, Minggu (13/5/2018) sang ibu juga tidak bisa menuruti permintaan Evan karena sang adik bungsunya, Faida Noviana harus tampil di salah satu acara sekolah yang digelar di sebuah gedung di daerah Lontar, Surabaya.

Sepulang dari Madura, ibunda Evan dan semua saudaranya tidak berani keluar rumah. Bahkan, beredar isu Konsulat Jenderal AS yang terletak tidak jauh dari rumah Evan menjadi sasaran bom, kampung Evan Dimas di Gang Mutiara, Ngemplak, Surabaya pun ditutup. "Orang kampung tidak ada yang keluar. Semua berada di kampung, termasuk mereka yang masih remaja dan anak-anak," tutur Ana.

Berita Terkait