Utak-Atik Peta Kekuatan di Nomor Hearthstone E-Sports Asian Games 2018

oleh Darojatun diperbarui 09 Agu 2018, 21:15 WIB
Atlet Hearthstone Asian Games 2018, Hendry K. Handisurya, masih yang terbaik di Indonesia. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta Keinginan besar agar lebih banyak komunitas yang dilibatkan Asosiasi E-Sports Indonesia (IeSPA) dalam proses seleksi nasional e-sports menuju Asian Games 2018 adalah sebuah pertanda bagus. Animo penggemar Hearthstone (HS) yang besar di Tanah Air jelas akan menelurkan atlet yang lebih tangguh karena lahir dari sebuah kompetisi yang ketat. 

Namun, Ketua IeSPA, Eddy Lim, dan Sekjen Prana Adisapoetra justru menilai bahwa dalam lingkup pecinta HS justru pemain serius bisa dihitung dengan jari dan isu mengenai kontroversi pada fase seleksi semata muncul karena pernyataan sensasional satu-dua orang aktivis komunitas HS di media sosial semata. 

"Ada beberapa orang dari komunitas Hearthstone Indonesia (HSID) yang kecewa karena kami bekerja sama dengan Blizzgamers dalam penyelenggaraan proses seleksi. Padahal sebenarnya kami terbuka untuk bekerja sama dengan semua komunitas," kata Prana. 

Eddy pun menambahkan bahwa praktiknya dalam proses seleksi di Mei silam justru beberapa aktivis HSID mau melebur dalam kepanitiaan tanpa ada masalah latar belakang komunitas. 

Advertisement

"Kami sudah bermitra dengan Blizzgamers selama dua tahun tapi tidak menutup pintu bagi komunitas lain untuk bekerjasama dengan asosiasi. Pada Asian Games 2018 justru beberapa orang anggota HSID yang menjadi penyelenggara event Hearthstone," sebut Eddy, yang asosiasinya kini sudah diakui KONI, Kemenpora, dan KOI tersebut. 

Mengenai level persaingan yang tidak sejalan dengan banyak atau sedikitnya peserta seleksi, IeSPA melemparkan satu fakta bahwa finalis dalam proses penyaringan adalah lagi-lagi dua nama yang sudah sering bertemu di partai puncak berbagai kompetisi HS level nasional. 

Ya, sebagai dua atlet terbaik Indonesia, Hendry Koentarto Handisurya dan Rama Akbar, memang sudah lebih dari lima kali bertemu di partai puncak berbagai jenjang kompetisi HS di Tanah Air.

Hendry yang berjulukan Jothree (Joth703) yang akhirnya keluar sebagai juara dan berhak mewakili Merah Putih di Asian Games 2018 bahkan disebut-sebut Kotakgame.com sebagai sosok yang sudah hafal gaya bermain Rama alias "DouAhou" sehingga justru bisa menang telak 3-0. 

Hendry yang akrab disapa Joe itu aktif bermain HS sejak 2016 dan dalam satu hari ia bisa mengasah kemampuannya dalam arena HS selama 6-8 jam. Bila akan turun bertanding, Joe bahkan bermain lebih lama lagi dalam satu hari. 

 

 

2 dari 2 halaman

Sempat Memukul Norwegia

Bersama dua atlet e-sports HS lainnya, Joth703 dan DouAhou pada bulan Juli lalu mewakili Indonesia dalam Hearthstone Global Game dan sempat memukul tim Norwegia 3-1.

Prestasi mentereng tersebut dan rekam jejak Joe sebelumnya membuat ia pun sempat didaulat untuk menjadi ikon sebuah merek laptop gaming yang cukup beken di antara para gamers dunia. Alhasil, pendapat Joe pun soal peta kekuatan lawan di Asian Games 2018 nanti layak didengarkan. 

Semula Joe menilai lawan-lawan asal Cina Taipei, Tiongkok, dan Korea Selatan adalah pesaing utama dirinya untuk merebut medali di nomor HS Asian Games. Tak disangka, ternyata negara-negara ini justru kandas di babak kualifikasi wilayah.

Banyak anggota HSDI menyebut atlet-atlet Hongkong, Jepang, Vietnam, Thailand, India, Kyrgysztan, dan Arab Saudi yang sudah dipastikan lolos ke Jakarta di Asian Games 2018 kemampuannya masih setara dengan Joe, dan bahkan ada beberapa yang tidak pernah terdengar sebelumnya. 

"Saya harus lebih cermat saat menghadapi lawan yang belum pernah diketahui karakter bermainnya, tapi dengan kerja keras mencoba strategi dengan berbagai macam deck kartu seharusnya tidak ada lawan yang tidak bisa dikalahkan," sebut Joe yang mahir bermain HS karena sebelumnya telah lebih dulu akrab dengan Warcraft.  

Sebagai video game bergenre collectible card game yang dapat dimainkan dalam situasi single-player atau multiplayer, memang  dikembangkan Blizzard Entertainment sejak 2014 dengan fondasi permainan yang lebih dulu populer, Warcraft.

Dengan memanfaatkan elemen alam, karakter, dan relikui dari Warcraft, pengembangan deck kartu HS menjadi lebih fleksibel dan lebih familiar untuk penggemar Warcraft seperti Joe. Lingkungan e-sports HS adalah situasi pembukaan deck yang terdiri dari 30 kartu yang dikombinasikan dengan pemilihan karakter tertentuk dengan kekuatan unik masing- masing.

Setiap atlet harus memaksimalkan penggunaan kristal kekuatan masing-masing untuk mendemonstrasikan sebuah skill atau menghimpun setiap kartu / minion untuk menyerang lawan. Tujuan akhir dari HS adalah untuk mengurangi kebugaran lawan hingga ke titik nol.

Dalam setiap kemenangan yang diraih dalam sebuah petualangan menghasilkan raihan emas, kartu baru, dan beberapa hadiah virtual lainnya. Dengan aset-aset yang dimenangkan, seorang atlet e-sports akan bisa memperbarui deck kartunya.

Jumlah kemenangan dan hadiah yang diraih akan menentukan peringkat seorang atlet dalam sebuah kejuaraan seperti halnya nomor e-sports HS di Asian Games 2018.

Saksikan laga e-sports Asian Games 2018 pada 26 Agustus 2018 hingga 1 September nanti di BRItama Arena, Kepala Gading, Jakarta Utara. Tiket mulai dapat dibeli online di situs KiosTix dengan harga berkisar antara Rp 30 ribu hingga 100 ribu rupiah.