14 Catatan Bersejarah pada Hari Kedua Asian Games 2018: Magnet Lindswell dan Rekor Dunia Menembak

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 21 Agu 2018, 09:11 WIB
Atlet wushu Indonesia, Lindswell Kwok, saat beraksi pada Asian Games di JIExpo, Jakarta, Senin, (20/8/2018). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta Pentas Asian Games 2018 mencetak momen bersejarah, baik bagi individu maupun tim. Pada hari kedua Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, beberapa catatan istimewa menjadi hiasan menawan, terutama hadiah bagi para atlet yang tampil gemilang.

Bagi Indonesia, hari kedua alias Senin (20/8/2018) memberikan kegembiraan. Sebanyak tiga emas membuat seluruh atlet, ofisial dan masyarakat Indonesia bisa tersenyum.

Advertisement

Tiga medali emas bagi Indonesia lahir via perjuangan Lindswell Kwok pada cabang wushu, dan dua medali emas dari sepeda gunung nomor downhill. Berikut ini beberapa catatan rekor sepanjang hari kedua penyelenggaraan Asian Games 2018, kemarin:

 

2 dari 2 halaman

14 Catatan Bersejarah

1. Lindswell Kwok memberi medali emas bagi kontingen Indonesia dari cabang wushu nomor taijijian dan taijiquan. Catatan tersebut membuatnya menjadi atlet putri ketiga yang mampu mengoleksi dua medali di sektor wushu, setelah Susyana Tjhan dan Ivana Ardelia.

2. Lindswell Kwok menjadi atleti putri ketiga yang mampu mengemas dua medali pada event ini setelah Chai Fang Ying (Malaysia) dan Ai Miyaoka (Jepang).

3. Khoiful Mukhib dan Tiara Andini Prastika memersembahkan emas dari cabang sepeda gunung nomor downhill. Catatan tersebut membuat keduanya mencatat rekor baru. Di luar bulutangkis, keduanya menjadi pasangan emas pada satu cabang di Asian Games.

4. Raihan emas Tiara Andini Prastika membuatnya menjadi wanita pertama yang meraih emas bagi Indonesia di pentas cabang sepeda. Saat emas untuk Tiara, menjadi perolehan ke-4 medali emas di cabang sepeda.

5. Pegulat Iran, Parviz Hadibasmanj mampu meraih dua emas pada dua event Asian Games, yakni 2014 dan 2018, dari nomor gaya bebas kelas 125 kg.

6. Gu Bongil, dari Korea, menjadi atlet anggar pertama yang mampu mengoleksi tiga medali emas nomor individu. Dia menang pada 2010 dan 2014.

7. Atlet anggar asal Iran, Seyed Ali Esmaeilzadeh Pakdaman menjadi orang kedua dari Iran yang mampu meraih medali dalam 44 tahun Asian Games, setelah Ali Yaghoubian meraih perunggu pada nomor individu 2006.

8. Jong Myong Suk mencatat sejarah sebagai penyumbang emas ke-400 bagi Korea Utara sepanjang sejarah Asian Games. Pada 2018, ia menuai emas dari cabang gulat nomor gaya bebas kelas 57 kg.

9. Jeon Hee Sook menjadi penyumbang medali emas ke-700 bagi Korea Selatan sepanjang sejarah Asian Games. Ia mendapat emas dari cabang anggar.

10. Haruno Okuno menjadi atlet termua kedua Jepang yang mampu menyumbang medali dari gulat gaya bebas. Pada Asian Games 2018, ia meraih medali perungg di usia 19 tahun. Sebelumnya, ada nama Kaori Icho (18) yang meraih perak di nomor gaya bebas 63 kg.

11. Vinesh mencetak sejarah sebagai pegulat pertama yang mewakili India mampu mengoleksi emas pada cabang gulat putri di pentas Asian Games.

12. Rikako Ikee meraih medali emas bagi Jepang pada cabang renang nomor 100 meter gaya bebas. Ia menjadi perenang kedua non-China yang berhasil menang setelah Yoko Shimao (Jepang) pada Asian Games 1986. Ikee memecahkan rekor Asian Games, yakni 53,27 detik.

13. Ryosuke Irie menjadi perenang nomor 50 meter gaya punggung yang pertama merail tiga medali perak pada tiga penyelenggaraan Asian Games secara beruntun.

14. Atlet tembak Chinese Taipei, Yang Kunpi mencetak rekor dunia setelah memeroleh 48 poin dari nomor trap putra. Ia memecahkan rekor dunia atas nama Alberto Fernandez asal Spanyol, yang dicetak pada final Piala Dunia 2017.