Setelah Gempa di Palu, 6 Atlet Paralayang Indonesia Dikabarkan Hilang

oleh Muhammad Ivan Rida diperbarui 30 Sep 2018, 20:25 WIB
Atlet paralayang putra-putri Indonesia saat mengikuti nomor cross county di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/8). Indonesia mendapatkan dua perunggu di nomor croos country beregu putra dan putri. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bola.com, Jakarta - Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, mengungkapkan ada enam atlet Indonesia yang dikabarkan masih hilang setelah gempa bumi dan tsunami melanda Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9/2018).

Advertisement

Palu menjadi tuan rumah kejuaran Cross Country paralayang yang dimulai pada Selasa (25/9/2018) hingga Minggu (30/9/2018). Namun, bencana alam yang terjadi membuat turnamen itu terpaksa terhenti.

"Setelah teman-teman menjalani lomba babak ketiga, terjadi gempa dan tsunami pada Jumat itu. Peserta yang mengikuti lomba ini ada 30 orang, dan 23 di antaranya selamat," kata Wahyu ketika dihubungi Bola.com, Minggu (30/9/2018).

Akan tetapi, ada enam atlet Indonesia yang dikabarkan masih hilang, antara lain Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, Franky Kowaas, Petra, dan Gleen Mononutu.

Selain itu, tiga ofisial paralayang Indonesia dan seorang atlet paralayang Korea Selatan, Dong Jin, juga disebut belum diketahui keberadaanya hingga saat ini.

Saat terjadi gempa bumi, para atlet dan ofisial tersebut dikabarkan berada di Hotel Roa Roa. Namun, Hotel Roa Roa mengalami kerusakan parah setelah bencana alam itu terjadi.

"Akan tetapi, tujuh masih dalam pencarian sampai sekarang, enam dari Indonesia dan satu dari Korea Selatan. Tiga ofisial Indonesia juga masih hilang. Dari enam atlet Indonesia, dua di antaranya adalah atlet pelatnas Asian Games 2018. Mereka diduga kuat tertimbun di Hotel Roa Roa," ujar Wahyu.

"Sebagian besar atlet tinggal di hotel tersebut. Sekarang hotel itu sudah tertimbun puing. Banyak tamu yang tertimbun di situ, termasuk (kemungkinan) tujuh atlet dan tiga ofisial paralayang," tutur Wahyu.

Wahyu mengaku sudah mengevakuasi para korban yang selamat dari bencana tersebut. "Sampai dengan saat ini, kami sudah melakukan evakuasi terhadap teman-teman yang selamat. Mereka sudah keluar dari Palu menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara."

Hingga saat ini, menurut data dari Badan Nasional dan Penanggulangan Bencana, korban tewas akibat gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah menjadi 832 Orang hingga Minggu (30/9/2018).