Asian Para Games: Ofisial Klaim Sudah Perjuangkan Miftahul Jannah

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 09 Okt 2018, 21:50 WIB
Atlet Judo Indonesia, Miftahul Jannah, usai gagal berlaga pada Asian Para Games di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (8/10/2018). Miftah didiskualifikasi karena enggan melepas hijab nya. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Penanggung Kontingen Indonesia di Asian Para Games 2018, Ahmad Bahar menyesalkan nasib Miftahul Jannah. Sang judoka dilarang bertanding karena terbentur peraturan.

Saat akan bertarung melawan judoka asal Mongolia, Oyun Gantulga pada kelas 52 kg di Jakarta International Expo, Senin (8/10/2018), wasit memutuskan untuk mendiskualifikasi Miftahul Jannah. Ia dianggap tak mengikuti peraturan soal larangan mengenakan penutup kepala.

Advertisement

Keputusan ini terasa mengejutkan karena merupakan hal yang sangat mendasar. Soal itu, Bahar mengaku sudah mengupayakan agar Miftah tetap diizinkan bertanding saat berlangsung technical meeting (TM). Namun, upanya tak membuahkan hasil.

"Untuk masalah hijab, saat TM bahwa pada saat diputuskan dan mengacu ke rule International Judo Federation (IJF). Di dalamnya aturan yang tidak boleh memakai penutup kepala. Sebenarnya di sana tidak disebutkan jilbab atau kerudung, hanya tidak boleh memakai penutup kepala," ungkap Bahar.

Sejatinya, ini bukan masalah baru dalam dunia olahraga. Kasus serupa juga sempat terjadi di ajang Olimpiade 2012 London. Saat itu, judoka Arab Saudi, Wojdan Ali Seraj Abdulrahim Shaherkani sempat dilarang bertanding karena jilbab.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 dari 3 halaman

Protes ke TM

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan atlet blind judo, Miftahul Jannah memberikan keterangan usai bermain catur di Jakarta, Selasa (9/10). Miftahul merupakan judoka yang diskualifikasi di Asian Para Games karena jilbab. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Pada akhirnya, Komite Olimpiade Internasional (KOI) Arab Saudi mencoba merundingkan masalah dengan IJF. Jalan tengah pun ditemukan, ia diizinkan bertanding setelah memodifikasi jilbabnya seperti penutup kepala yang dipakai perenang saat berlaga.

"Kami juga sudah layangkan protes saat TM. Bilang ke panitia bahwa ini sudah jadi prinsip agar atlet berhijab diberi kelonggaran saat bertanding. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi dengan prinsip dan regulasi kita harus menghormati segalanya," kata Bahar.

3 dari 3 halaman

Tidak Menyesal

Sebelumnya, Miftah sendiri mengaku sudah mengetahui soal peraturan itu sejak awal. Tapi, ia ingin berusaha terlebih dahulu dengan tetap mempersiapkan diri untuk bertanding. Meski akhirnya didiskualifikasi, ia tetap tak menyesal.

 

Sumber: Liputan6.com

Berita Terkait