Irfan Jaya: Sempat Ingin Menolak Panggilan, Kini Pede Jadi Andalan Timnas Indonesia

oleh Aditya Wany diperbarui 04 Nov 2018, 08:30 WIB
Wawancara Eksklusif Irfan Jaya (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Surabaya - Nama Irfan Jaya dengan sangat cepat dikenal oleh publik secara luas berkat Timnas Indonesia. Pemain yang satu ini menapaki jalan yang berbeda dibanding dengan beberapa pemain lain.

Biasanya, penggawa Tim Merah-Putih mendapat panggil karena tampil apik bersama klub di kasta tertinggi. Atau, pemain yang sudah biasa membela Timnas Indonesia kelompok usia juga bisa naik level ke senior.

Advertisement

Tapi, Irfan Jaya mendapat panggilan karena predikat pemain terbaik di kasta kedua, Liga 2 2017. Pemain asal Banteang, Sulawesi Selatan, itu pertama kali berkesempatan masuk skuat Timnas Indonesia U-22 pada pemusatan latihan Januari 2018.

Saat itu, pemain berusia 22 tahun tersebut belum pernah sama sekali merasakan atmosfer kasta tertinggi atau Liga 1. Persebaya masih dalam persiapan pramusim dengan mengikuti beberapa turnamen.

Setelah itu, secara reguler namanya selalu masuk dalam skuat yang dipanggil untuk pemusatan latihan. Irfan kemudian melakoni debut bersama Tim Garuda dalam laga uji coba melawan Bali United (31/7/2018).

Sepanjang pemusatan latihan, Irfan mengaku banyak diliputi pesimistis. Statusnya sebagai pemain jebolan Liga 2 membuatnya minder berjumpa dengan nama-nama yang sudah beken seperti Hansamu Yama, Evan Dimas, Alberto Goncalves, dan Stefano Lilipaly.

Hanya saja Luis Milla melihatnya berbeda. Ia memasukkan nama sang pemain di Timnas Indonesia U-23 yang berlaga Asian Games 2018. Demi Irfan mentor asal Spanyol itu bahkan rela menepikan dua winger muda eks skuat Timnas Indonesia U-22 SEA Games 2017, Osvaldo Haay dan Yabes Roni.

Irfan pun memberi bukti dengan penampilan ciamik di pentas Asian Games. Sang penyerang sayap tampil garang dengan sumbangsih gol-golnya.  Dia selalu diturunkan dalam empat laga yang dilakoni Tim Merah-Putih dan menyumbang dua gol.

Kini, Irfan bahkan masuk dalam skuat Timnas Indonesia untuk ajang Piala AFF 2018. Belum lama ini, Bola.com mewawancarai Irfan di mes pemain Persebaya, Apartemen Marina, Surabaya, soal kisah bergabung Timnas Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan pesepak bola belia kelahiran 1 Mei 1996 itu:

2 dari 3 halaman

Rekan-rekan yang Ramah di Timnas Indonesia

Wawancara Eksklusif Irfan Jaya (Bola.com/Adreanus Titus)

Bagaimana persiapan Anda untuk ajang Piala AFF 2018?

Saya menjalani aktivitas seperti biasanya saja bersama-sama dengan tim. Sekarang sudah terbiasa karena saya mulai masuk Timnas Indonesia sejak awal musim. Semua sudah saling kenal.

Saya tidak punya persiapan khusus sih. Dalam tim nanti kami yang penting dimulai dari latihan bersama dan menyatukan satu visi. Saya pribadi tidak ada hal istimewa yang perlu saya lakukan.

Bagaimana dengan persiapan pribadi?

Saya sempat mau beli sepatu bola baru sebelum uji coba melawan Hong Kong. Saya pikir, sekalian siap-siap kalau dipanggil ikut di Piala AFF. Ternyata, saya dapat endorsement sepatu.

Lumayan, bisa menghemat pengeluaran (tertawa). Saya mungkin mau bawa tiga sepatu ke sana. Biasanya kalau tandang bersama klub saya cuma bawa satu sepatu saja. Tapi, ini kan ajang spesial.

Persiapan saya hanya itu saja. Sepatu itu sangat penting buat kenyamanan pemain. Saya tidak punya cara lain, jadi cukup menyiapkan sepatu dan berlatih keras bersama tim.

Berarti Anda sudah siap tampil di Piala AFF 2018?

Belum sepenuhnya karena masih ada waktu mematangkan persiapan dengan tim. Sebelum mendapat panggil ke Piala AFF 2018, saya sudah optimis masuk karena bergabung timnas sudah sejak lama.

Tapi, saya sudah sempat tidak yakin karena status saya adalah pemain Liga 2 2017. Saya tidak seperti yang lain sudah lama membela timnas atau dikenal karena bermain di Liga 1.

Bisa diceritakan soal pengalaman Anda yang satu itu?

Ya, tepat setahun lalu saya masih berkutat di Liga 2 bersama Persebaya. Kami sedang berjuang untuk promosi ke Liga 1. Waktu itu masih babak 8 besar, jadi rasanya konsentrasi dan pikiran saya hanya untuk Persebaya.

Saya waktu itu tidak memikirkan bahwa tidak lama lagi akan membela timnas. Tapi, saya akhirnya bisa membawa Persebaya juara Liga 2 dan menjadi pemain terbaik. Teman-teman memberikan dukungan penuh pada saya.

M. Hidayat (pemain Persebaya) bilang ke saya pasti tidak lama lagi akan dipanggil timnas karena status pemain terbaik itu. Tapi, saya sendiri tidak terlalu serius menanggapinya. Cita-cita untuk membela timnas itu ada, tapi saya tiga menarget kapan.

Ternyata nama saya dipanggil saat TC pertama Januari 2018. Itu pun saya masih kaget dan minder. Sempat ada pikiran apa sebaiknya saya tolak saja. Saya sungkan bertemu dengan pemain senior nanti.

Begitu bergabung di latihan, ternyata semua pemain timnas itu ramah. Mereka sangat baik menyambut saya. Dari situlah, saya mulai senang memakai jersey latihan, dan punya keinginan kuat harus pakai jersey pertandingan timnas.

Sudah beberapa kali uji coba saya tidak diturunkan. Sampai masih pesimis sampai debut juga saat uji coba melawan Bali United. Begitu nama saya masuk di skuat Asian Games 2018, saya mulai yakin bahwa saya akan terus membela timnas.

Jadi, mungkin berkat Asian Games itu kepercayaan diri saya meningkat. Setelah itu ada tiga uji coba, saya tampil terus dan makin optimis bisa bertanding di Piala AFF 2018.

3 dari 3 halaman

Dukungan Keluarga di Sosmed

Gelandang Timnas Indonesia, Irfan Jaya, berteriak saat melawan Hongkong pada laga persahabatan di Stadion Wibawa Mukti, Jakarta, Selasa (16/10). Kedua negara bermain imbang 1-1. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bagaimana dengan keluarga? Anda sudah sempat pulang ke Bantaeng?

Sayangnya, saya tidak punya waktu untuk pulang. Sewaktu perjalanan dari Jayapura ke Surabaya (perjalanan pulang Persebaya setelah tandang dari markas Persipura), sebenarnya pesawat sempat transit di Makassar dan delay juga. Saya delapan jam di sana.

Kalau tahu sampai delay selama itu, pasti saya minta orang tua untuk datang ke Makassar supaya bisa bertemu sebentar. Tapi, sayangnya saya terlanjur harus kembali ke Surabaya.

Selama ini, saya sebenarnya aktif di sosial media, jadi keluarga juga ikut mengamati saya. Saya juga selalu mengontak mereka memberi kabar bahwa saya lolos ke Timnas Indonesia. Mereka selalu mendoakan saya agar yang terbaik. Teman-teman saya juga kasih ucapan selamat.

Dari dulu saya berusaha untuk membanggakan orang tua saya. Sekarang, saya akhir bisa mewujudkan itu. Orang tua sangat senang bisa melihat karier saya dan bisa membela timnas.

Apa harapan Anda dengan bergabung Timnas Indonesia?

Selama tahun ini, saya sudah dua kali bermain di dua ajang bersama Timnas Indonesia, Anniversary Cup dan Asian Games. Dan saat itu, kami gagal meraih gelar juara.

Saya berharap semoga kali ini kami bisa tampil terbaik dan bisa menjadi juara. Semua harus pelan dijalani mulai fase grup dan harus konsentrasi penuh secara bersama. Saya ingin menampilkan yang terbaik dan bisa membawa Timnas Indonesi meraih hasil maksimal.

Berita Terkait