Stadion Sultan Agung Rusak, Tanggung Jawab Ada di PS Tira

oleh Vincentius Atmaja diperbarui 12 Des 2018, 19:45 WIB
Kondisi gawang Stadion Sultan Agung, Bantul, yang rusak seusai kericuhan penonton pada laga PS Tira vs PSIM dalam babak 64 besar Piala Indonesia 2018 (12/12/2018). (Bola.com/Vincentius Atmaja)

Bola.com, Bantul - Duel PS Tira melawan PSIM Yogyakarta pada babak 64 besar Piala Indonesia 2018 di Stadion Sultan Agung, Bantul (11/12/2018), berujung ricuh. Oknum suporter PSIM memasuki lapangan dan membuat situasi tidak kondusif pada menit ke-80. Alhasil, pertandingan harus dihentikan dan statusnya menunggu keputusan PSSI.

Buntut dari kejadian ini, beberapa fasilitas Stadion Sultan Agung mengalami kerusakan.

Advertisement

Ribuan pendukung PSIM menyerbu ke dalam lapangan dengan merusak beberapa atribut pertandingan. Papan iklan, jaring gawang yang rusak, hingga tiang sudut lapangan raib.

Pihak pengelola Stadion Sultan Agung mengklaim jumlah kerugian materi mencapai kurang lebih Rp40 juta.

"Setelah kami tinjau, kerusakan ada pada jaring gawang, papan iklan, sejumlah pintu kaca, serta perlengkapan toilet terutama di tribune sebelah timur. Nominal kerugian ditaksir kurang lebih Rp40 juta," kata Kasi Sarana dan Prasarana Disdikpora Kabupaten Bantul, Bagus Edi Wijaya, Rabu (12/12/2018).

Pihaknya menambahkan telah menjalin komunikasi dengan PS Tira terkait pertanggungjawaban kerusakan itu. Menurut Bagus, untuk pihak yang menanggung kerugian sesuai kesepakatan awal adalah pihak dari PS Tira, selaku tuan rumah.

"Sesuai rekomendasi izin pertandingan kemarin salah satunya, pihak PS Tira sebagai tuan rumah akan bertanggung jawab apabila ada kerusakan. Jadi, dalam hal ini PS Tira yang akan bertanggung jawab," imbuhnya.

Sebelum pertandingan harus dihentikan wasit, the Army dalam kondisi unggul 2-0 lewat gol Herwin Tri di menit ke-51 dan Fandi Lestaluhu di menit ke-79.

Kubu PSIM menyebut kecewa dengan kinerja wasit yang memimpin pertandingan, yakni handsball pemain PS Tira di kotak penalti dan gol kedua yang dinilai offside. Hal itu disinyalir sebagai memicu amarah suporter yang kemudian masuk ke lapangan.