PSSI Klaim Sudah Bekerja Sama dengan Kepolisian untuk Perangi Pengaturan Skor Sejak 2017

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 20 Jan 2019, 18:05 WIB
Illustrasi pengaturan skor. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengatakan PSSI selalu mengambil keputusan secara kolektif kolegial (memutuskan solusi secara bersama) terkait masalah di sepak bola Indonesia, satu di antaranya soal pengaturan skorPSSI mengklaim telah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengurai masalah tersebut.

Advertisement

Untuk skandal pengaturan skor, Joko Driyono menjelaskan pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian sejak 2017. PSSI ketika itu membentuk departemen integritas untuk menekan praktik-praktik manipulasi skor di semua level kompetisi di bawah PSSI, dari level liga amatir sampai profesional.

"Pembentukan departemen integritas ini sesuai arahan FIFA pada 2017 lalu. Tim ini sesuai dengan rekomendasi anggota Komite Eksekutif PSSI. Kemudian terbentuk tim Ad Hoc. Tim bertugas merespons match-fixing dan bekerja sama satu tahun," kata Joko Driyono dalam rilis yang diterima Bola.com, Minggu (20/1/2019).

Pria yang akrab disapa Jokdri itu menyebut tim ini bersinergi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Interpol. Bahkan, MoU antara PSSI dan Polri beserta Interpol sudah terjalin untuk memerangi kecurangan-kecurangan di lapangan hijau.

Sementara itu, mengenai status Iwan Budianto, PSSI mengembalikan status dia sebagai Wakil Ketua PSSI sesuai dengan keputusan Kongres di Surabaya, 10 November 2018 lalu. Iwan Budianto resmi meninggalkan jabatan Kepala Staf PSSI pada Kongres tahunan 2019 yang sudah disetujui. Termasuk meminta  Kongres memberikan rekomendasi pengisi posisi kosong Komite Eksekutif. 

 

2 dari 2 halaman

Babak Baru

Selama sepekan ini, Komite Eksekutif bakal melakukan penjaringan. Muncul nama Umuh Mochtar sebagai salah satu kandidat anggota Exco yang diusulkan oleh manajer Madura United, Haruna Sumitro.

Dalam Kongres tahunan di Pulau Dewata, keputusan besar diambil Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi. Dia memutuskan mundur sebagai Ketum di tengah aksi ‘bersih-bersih’ satuan tugas pengaturan skor. Joko meminta publik tetap berpikiran positif. 

"Semua keputusan dia, harus mendapat respons positif.  Sebagai babak baru pengelolaan PSSI," tegas Jokdri.