Soal Dorongan KLB PSSI, Bhayangkara FC Ikut Suara Mayoritas

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 29 Jan 2019, 21:35 WIB
Wartawan menunggu delegasi FIFA-AFC di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/11/2015). FIFA memiliki agenda pertemuan dengan pihak Asosiasi Pemain, PT Liga Indonesia dan Juga perwakilan Wartawan. (Bola.com / Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, menyatakan pihaknya memilih untuk menghormati suara mayoritas voters terkait belum perlunya digelar Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Namun, jika pada akhirnya suara mayoritas voters mendukung KLB, Bhayangkara FC siap satu suara.

Advertisement

Suara desakan digelarnya KLB PSSI mengemuka setelah Edy Rahmayadi mundur pada 20 Januari 2019. Banyak suara-suara mendesak agar PSSI mengelar KLB demi melakukan reformasi di tubuh kepengurusan.

Sumardji menyebut, Bhayangkara FC sebagai pemegang suara atau voters untuk saat ini lebih mendukung suara mayoritas. Bhayangkara FC akan menghormati kepengurusan di bawah kepemimpinan Joko Driyono.

"Prinsipnya begini, Bhayangkara FC adalah klub yang tidak terafiliasi oleh apa pun. Saya diberi tahu pimpinan untuk mewakili sebagai voters. Jadi, tentunya kami berdiri di tengah-tengah, di mana teman-teman (voters yang lain) secara keseluruhan mendukung yang mana," kata Sumardji dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

"Setelah kami ikuti ternyata teman-teman mayoritas tidak menghendaki KLB. Jadi, mohon kiranya dihormati dulu, dijalankan dulu, kalau nanti misalnya di tengah jalan ada sesuatu yang perlu maka akan kami bicarakan secara bersama-sama. Kalau hanya Bhayangkara FC yang menghendaki KLB tidak ada artinya karena kita semua tahu jumlah votters PSSI itu berapa," ujar Sumardji.

Desakan KLB PSSI dirasa sangat tanggung mengingat masa jabatan kepengurusan akan berakhir pada 2020. Apalagi untuk menggelar KLB tidaklah mudah karena harus meminta persetujuan 2/3 voters.