Zinedine Zidane dan Deretan Pelatih yang Gagal Move On

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 13 Mar 2019, 02:30 WIB
Veronique menemani Zinedine Zidane pada konferensi pers kembali suaminya ditunjuk sebagai pelatih Real Madrid, Senin (11/3/2019). (AFP/Pierre-Philippe Marcou)

Bola.com, Jakarta - Zinedine Zidane menjadi bahan pembicaraan yang panas sepanjang dua hari terakhir. Keputusan Zinedine Zidane menerima pinangan Real Madrid membuat netizen ramai memerbincangkan eks pemain Timnas Prancis tersebut.

Hanya butuh waktu sembilan bulan bagi Zinedine Zidane untuk kembali ke klub lamanya, Real Madrid. Rupanya, pelatih asal Prancis itu bukanlah satu-satunya sosok yang tak bisa 'move on' dari klub lamanya.

Advertisement

Tepat pada Selasa (12/3) dini hari tadi, Zidane diangkat sebagai pelatih tetap Real Madrid dengan kontrak hingga tahun 2022 mendatang. Ia menggantikan Santiago Solari yang dinilai telah gagal membawa Los Merengues kembali ke jalur kemenangan.

Padahal, ia belum lama angkat kaki dari Santiago Bernabeu. Publik masih ingat betul bagaimana Zidane mengumumkan keputusannya untuk meninggalkan Real Madrid beberapa hari setelah mengalahkan Liverpool di final Liga Champions.

Publik boleh bersepakat, Zinedine Zidane bisa dikategorikan sebagai pelatih yang tak bisa move on dari klub lamanya. Namun ia bukanlah satu-satunya orang yang mendapatkan predikat seperti itu. Masih ada sosok lainnya seperti dia. Berikut di antaranya.

 

2 dari 5 halaman

1. Jupp Heynckes (Bayern Munchen)

Jupp Heynckes berhasil membawa Bayern Munchen menjuarai Bundesliga Jerman musim ini. Bagi Heynckes, itu adalah gelar Bundesliga yang keempat sebagai pelatih. (AP Photo/Matthias Schrader)

Jupp Heynckes pernah melatih Bayern Munchen sebanyak tiga kali, yakni di tahun 1987-1991, lalu 2011-2013, dan 2017-2018. Tahun 2013 menjadi masa yang paling bisa dikenang, di mana ia sukses mengantarkan Munchen meraih treble.

Setelah meraih treble, ia memutuskan untuk hengkang dari Allianz Arena dan memberikan petunjuk bahwa dirinya pensiun dari dunia sepak bola. Namun saat Die Bavarians runtuh pasca era Carlo Ancelotti, ia memutuskan untuk kembali di tahun 2017.

 

3 dari 5 halaman

2. Kenny Dalglish (Liverpool)

Kenny Dalglish saat ditunjuk menjadi manajer Liverpool pada 2011. (AFP/Paul Ellis)

'King Kenny', begitu ia dijuluki penggemar Liverpool. Pada tahun 1985, ia menjadi pelatih The Reds dan mempersembahkan serangkaian gelar dari berbagai ajang. Setelah melalui enam tahun fantastis di Anfield, ia memutuskan hengkang ke Blackburn Rovers.

Selang 20 tahun kemudian, ia memutuskan untuk kembali mengisi kursi kepelatihan Liverpool. Pada musim perdananya, ia mempersembahkan gelar juara Carabao Cup. Sayang, menjadi penghuni peringkat delapan Premier League tidak cukup untuk membuatnya bertahan.

 

4 dari 5 halaman

3. Fabio Capello (Real Madrid)

6. Fabio Capello (Juli 2006-Juni 2007), 56%, pelatih legendaris Italia itu memiliki persen kemenangan yang kurang baik dibanding pelatih top lainnya. (AFP/Javier Soriano)

Ia terbilang cukup sering melatih klub yang pernah ia tukangi. Selain AC Milan, Capello juga kerap bolak-balik ke Real Madrid. Tapi kisahnya bersama Los Merengues terbilang cukup menyedihkan.

Pada musim 1996-1997, Capello sukses mempersembahkan gelar La Liga namun dipecat oleh manajemen. Di tahun 2006-2007, ia kembali memberikan gelar yang sama dan harus menerima surat pemecatan beberapa pekan setelahnya.

 

5 dari 5 halaman

4. Marcello Lippi (Juventus)

Karier Lippi mulai menjulang ketika ia dipercaya melatih Juventus di tahun 1994-1999, ia melatih berbagai pemain legenda seperti salah satunya Zinedine Zidane.(

Pada rentang tahun 1994-1999, Lippi berhasil mempersembahkan total sembilan gelar dari berbagai ajang, salah satunya Liga Champions. Usai dari Juventus, ia memilih Inter Milan sebagai klub labuhan selanjutnya.

Setelah melalui satu musim bersama Nerazzurri, Lippi memutuskan kembali ke Juventus. Selama tiga musim, ia hanya mampu memberi satu gelar Serie A dan dua Supercoppa Italiana sebelum akhirnya dipanggil menukangi Timnas Italia pada tahun 2004.

Sumber: Bola.net